Jumat, 29 Maret 2024

Kawal…! Pertamina Dikasih Kelola Blok Mahakam, Awas Ya Kalau Rugi!

Aktivis Rumah Gerakan 98 Sulaiman Haikal (Ist)

JAKARTA – Keputusan pemerintah yang tidak akan menaikkan harga BBM hingga akhir tahun 2018 dinilai tidak akan membebani Pertamina. Terlebih, pada 1 Januari 2018, aset Pertamina akan bertambah gemuk sebesar Rp 122 Triliun berkat kelola secara penuh Blok Mahakam.

Aktivis Rumah Gerakan 98 Sulaiman Haikal menambahkan, tugas dari pemerintah terkait BBM satu harga di seluruh Indonesia harus tetap berlanjut.

“Pertamina jangan mengeluh, karena tantangan buat Pertamina tidak hanya faktor eksternal. Harus dilihat secara internal juga, apakah tata kelola sudah rapi, pareto kontribusi efisiensi terhadap keuntungan balancingnya bagaimana. Karena di era dirut sebelumnya, berhasil genjot efisiensi,” jelas Haikal.

Ia menambahkan, untuk jangka pendek ini Pertamina harua fokus mengelola blok mahakam untuk membuktikan di tangan Pertamina produksi menjadi meningkat dan cost per mmbtu menjadi turun.

“Jika ke dua hal tsb tdk tercapai agak sulit pertamina mndptkn blok rokan,” ujarnya. Blok Rokan akan habis kontraknya pada tahun 2021, agar dapat mengelola blok Rokan BUMN Migas ini harus mempersiapkan sumber dayanya sedini mungkin.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, jika sebelumnya Pertamina mengumumkan tidak menaikkan harga BBM hingga April 2018, justru rakyat meminta harga tidak naik hingga akhir 2018.

“Ini penting untuk menjamin peningkatan daya beli masyarakat yang tengah diupayakan pemerintah,”ujarnya.

Haikal menjelaskan, pengelolaan penuh Blok Mahakam oleh Pertamina merupakan kompensasi dari pemerintah atas biaya BBM satu harga, “juga kompensasi atas kehilangan pendapatan karena harga premium & bio solar tidak mengalami perubahan hingga April tahun ini,” jelas mantan Ketua PIJAR yang ikut menumbangkan Orde Baru ini.

Selain blok Mahakam, Pertamina juga mendapatkan aset dari enam blok migas yang kontraknya habis 2018. Adapun blok migas yang akan dikelola Pertamina tahun 2018 adalah blok Sanga-Sanga yang dioperatori Virginia Indonesia Co LLC, blok South East Sumatera yang dioperatori CNOOC SES Ltd, blok Tengah oleh Total E&P Indonesie, blok East Kalimantan yang dioperatori Chevron Indonesia Company, dan blok Attaka yang sebelumnya dioperatori Inpex Corporation.

Sementara itu, tiga blok lain yang terdiri dari blok North Sumatera Offshore (NSO) dan dua blok berbentuk Joint Operating Body (JOB) Tuban dan Ogan Komering sebelumnya sudah dikerjakan oleh Pertamina.

“Yang didapat netto oleh Pertamina di tahun 2018 dari pengelolaan Mahakam sekitar 317 juta USD atau sekitar Rp. 4 Triliun. Ini merupakan tambahan pendapatan bersih setelah dipotong cost recovery. “Jadi sudah selayaknya Pertamina memberi jaminan kepada rakyat bahwa harga BBM tidak akan naik di tahun 2018 ini,” tutup Haikal.

Penyerahan Blok Mahakam

Sebelumnya, pergantian malam tahun baru 1 Januari 2018 menjadi saksi sejarah beralihnya Wilayah Kerja (WK) Mahakam sebagai WK produksi gas bumi terbesar di Indonesia dari Total E&P Indonesie (TEPI) ke PT Pertamina (Persero).

Proses peresmian serah terima pengelolaan WK Mahakam digelar di club house Total, Balikpapan jalan Long Ikis yang diawali dengan penyerahan kembali pengelolaan WK Mahakam dari TEPI & Inpex kepada Pemerintah yang dalam hal ini diwakili Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, untuk selanjutnya diserahkan kepada PT Pertamina (Persero) yang diwakili oleh Direktur Hulu Syamsu Alam.

WK Mahakam di Kalimantan Timur, telah dikelola TEPI & Inpex selama 50 tahun, dan hari ini memasuki babak baru dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam yang merupakan cucu perusahaan Pertamina.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan pengelolaan WK Mahakam sebagai produsen gas bumi terbesar di Indonesia dan menyumbang sekitar 13% persen produksi gas nasional, tidak dapat dilepas dari usaha keras operator sebelumnya.

“Sebagai wakil Pemerintah Indonesia kami mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan kerja keras Total E&P Indonesie sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama WK Mahakam serta Inpex Indonesia sebagai mitra TEPI. Seluruh persiapan alih kelola yang sudah disiapkan dalam dua tahun terakhir, untuk menjaga kontinuitas operasional WK Mahakam paska 31 Desember 2017, SKK Migas, Pertamina Hulu Mahakam, dan TEPI telah bekerja sama untuk proses alih kelola yang lancar sehingga terlaksananya kesinambungan operasi dan produksi migas dari WK Mahakam,” jelas Amien.

Amien juga menegaskan perubahan pengelolaan wilayah kerja menurut dia adalah hal yang biasa. Karena pengelolaan wilayah kerja di dasari kontrak kerja sama yang diputuskan pemerintah kepada Pertamina.

“Ini urusan bisnis tidak ada isu nasionalisalisasi dan lain lain, 2,5 tahun masa transisi Total betul-betul menunjukan bahwa mereka world class company,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menyampaikan selama masa peralihan Pertamina telah melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan semua pihak terkait. Pertamina tentu melihat amanat Pengelolaan WK Mahakam sebagai tugas negara yang akan dijalankan dengan sebaik baiknya sesuai tugas pokok dan fungsi Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara.

Pengelolaan dilaksanakan dengan tetap menjaga produksi WK Mahakam yang telah melewati masa puncak produksi reservoirnya pada periode 2003-2009, mengontrol biaya operasi, dan tetap mengedepankan QHSSE (Quality, Health, Safety, Security and Environment) dalam operasionalnya.

“Sebagai komitmen menjaga kesinambungan operasi dan produksi, sampai hari ini kami telah menuntaskan pemboran 14 sumur dan akan menyelesaikan sumur ke-15 dalam beberapa hari ke depan, yang ditargetkan dari Juni hingga Desember 2017; transfer pekerja TEPI menjadi pekerja PHM telah mencapai 98,23 persen; melakukan penyesuaian kontrak kerja untuk 530 kontrak eksisting dengan pihak ketiga dengan nilai USD1,27 miliar untuk menjaga kesinambungan kegiatan produksi di Blok Mahakam,” jelas Syamsu Alam.

Dia menyadari dalam bisnis migas tak mungkin melakukan semuanya seorang sendiri. Dengan peralihan ini menjadi tantangan bagi PHM untuk menjaga bahkan menjadi lebih baik WK Mahakam ini.

“Di pundak kawan-kawan semua kita akan buktikan dan pertaruhkan untuk Indonesia bahwa blok Mahakam masih berkontribusi kepada Negera,” tandasnya.

Kepada Total dan Inpex, Syamsu menyampaikan terima kasih dan apresiasi karena pada prinsip bisnis energi ini bukan hanya di Indonesia, tapi juga Pertamina ada konek dengan negara lain.

“Kami harap akan bertemu Total dan Inpex dalam kerja sama lain di belahan dunia lain. Total dan Inpex adalah kawan kita, jadi tidak ada sakit hati karena mungkin berakhir di sini, tapi bukan tidak mungkin bertemu di kesempatan lain melakukan kerja sama,” ujarnya dalam sambutan.

Selain itu, Syamsu sempat menyindir pemerintah daerah terkait pembagian saham atau PI agar kesepakatan segera dilakukan. “PI kami berbicara dengan pemerintah daerah jangan berlama lama, biar kami cepat, dan fokus mengelola (blok) Mahakam,” tandasnya.

Syamsu juga berpesan kepada PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator baru, wajib mempertahankan standar keamanan TEPI di wilayah kerja Mahakam yang sudah teruji.

“Standar safety, standar TEPI excellent yang selama ini diterapkan, PHM mesti dipertahankan. Tidak boleh ada mindset nanti Pertamina suka-suka. Itu tidak ada,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru