Jumat, 29 Maret 2024

Gawat..! 76% Air Jakarta Terkontamisasi Plastik, Kemen LHK: Kurangi Penggunaan Plastik

Sampah plastik menumpok di sungai (Ist)

JAKARTA- Untuk mengurangi kontaminasi plastik pada air, Kementeri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) meminta dilakukan pengurangan penggunaan plastik dan serat plastik pada pakaian. Pengelolaan sampah plastik juga diminta tidak dibuang ke lingkungan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Humas Kemen LHK, Djati Witjaksono Hadi kepada Bergelora.com menjawab kontaminasi plastik pada 76% air di Jakarta.

“Umumnya dalam mendesain instalasi pengolahan air bersih dan air buangan, belum mempertimbangkan lolosnya partikel mikroplastik,” ujarnya.

Mengutip pakar air dari Institute Tehnogi Bandung (ITB), Djati Witjaksono Hadi menjelaskan bahwa kalau sampel diambil dari sumur terbuka, kemungkinan plastik berasal dari air cucian baju yang berserat poliester atau polimer lainnya.

“Dengan ukuran microplastic kurang dari 5 mm, maka  kemungkinan sudah terfilter oleh media tanah.

Ia menjelaskan, mikroplastik tidak selalu dari sampah plastik. Pada tingkat penelitian baru dicoba ke arah penyisihan mikroplastik dengan filter untuk air bersih dan air buangan.

Sebelumnya, sebuah riset yang dilakukan media bersama peneliti dari University of Minnesota (AS) mengungkapkan adanya kontaminasi plastik di air leding dan air tanah Jakarta dan sejumlah kota dan kawasan lain di dunia.

Penemuan ini didapatkan dari 21 sampel air di Jakarta yang dikumpulkan pada periode Januari-Maret 2017. Hasilnya menunjukkan 76 persen sampel yang dikirim oleh Klirkom Jakarta mengandung mikroplastik.

Mikroplastik adalah partikel plastik yang biasanya berbentuk serat, dengan ukuran 0.1 hingga 5 milimeter.

Para peneliti yakni Mary Kosuth, Elizabeth V Wattenberg, Sherri A Mason, Christopher Tyree, dan Dan Morrison dalam laporan penelitiannya menulis mikroplastik mengontaminasi sebagian besar air yang mereka uji. Laporan tersebut dimuat di situs www.orbmedia.org

Amerika 96%

Sebanyak 159 sampel air leding, air tanah dikumpulkan dari berbagai tempat di dunia. Dari Jakarta sebanyak 21 sampel, dari New Delhi, India, 17 sampel, Kampala di Uganda 26 sampel, Beirut di Lebanon 16 sampel, Amerika Serikat 36 sampel, Kuba 1 sampel, Quito di Ekuador 24 sampel, dan Eropa 18 sampel.

Ada pula tiga air kemasan yang dikumpulkan dari berbagai negara. Hasilnya, 83 persen di antaranya mengandung mikroplastik.

Negara yang paling banyak mikroplastik ditemukan di airnya yakni Amerika Serikat dan Beirut di Lebanon dengan 94 persen sampel yang diteliti mengandung mikroplastik.

Terendah Di Eropa

Jika dirata-rata, per liter air mengandung hingga 4,34 partikel mikroplastik dengan kisaran 0-57 partikel per liter.

Jika mengacu pada anjuran National Academy of Medicine di Amerika Serikat yang menganjurkan pria mengonsumsi 3 liter cairan per hari sementara wanita 2,2 liter, maka laki-laki bisa mengonsumsi 14 partikel plastik per har,i adapun wanita 10 partikel. Cairan ini tidak hanya air leding tetapi juga teh, kopi, dan berbagai bentuk cairan lainnya.

“Partikel plastik (dari cairan) ini menambah plastik yang juga dikonsumsi dari produk seperti garam laut, bir, dan sea food,” tulis laporan tersebut.

 

Kendati demikian penelitian ini tidak mengungkap ancaman kesehatan dari kontaminasi mikroplastik ini. Perlu ada riset lanjutan yang menjelaskan sumber air dan pengolahannya untuk konsumsi. (Enrico N. Abdielli )

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru