Jumat, 19 April 2024

GIMANA SIIIH…! Duka Pekerja Freeport, Siang Ketemu Presiden, Malamnya Diciduk

Sejumlah pekerja korban PHK sepihak PT Freeport Indonesia, terpaksa menginap di sebuah ruangan di Polda Metro Jaya setelah diciduk dari Taman Aspirasi, Monas, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019) (Ist)

JAKARTA– Keluarga besar pekerja korban PHK sepihak, bersukacita kala tiga utusan pekerja, yakni Steven Yawan, Jeremias Yarangga dan Oktopia Yeimo bertemu Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/2) siang di Istana Merdeka. Namun ironisnya, pada Rabu (13/2/2019), malam harinya, suasana sukacita berubah menjadi duka, lantaran 34 pekerja diciduk petugas Polda Metro Jaya dan Petugas Satpol PP Provinsi DKI Jakarta dari Taman Aspirasi Monas, Jakarta Pusat.

Perjumpaan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah klimaks dari harapan para pekerja mogok yang kemudian di-PHK sepihak oleh manajemen PT Freeport Indonesia pad Mei 2017 lalu. 8300 pekerja ini sebenarnya telah berjuang ke mana-mana, menuntut keadilan pada Pemerintah dan DPRD Kabupaten Mimika, Pemerintah dan DPRD Provinsi Papua hingga Kementerian Tenaga Kerja, DPR RI dan pihak terkait lainnya di Jakarta. Dari semua itu, hanya Dinas Tenaga Kerja, Gubernur Papua, Komas HAM dan Ombudsman RI yang  merespon dengan baik.

“Kami sebenarnya mengharapkan sekali respon, perlindungan dan penyelesaian dari Kementerian Tenaga Kerja, Menteri Hanif Dhakiri. Kami tiga malam nginap di halaman kantor beliau. Datang ketemu pun tidak. Kami kecewa. Sangat kecewa. Kami bersurat pun tidak direspon. Pas kami menginap di kantornya, tau-tau Pak Hanif main band di acara pernikahan anak Menteri Sekretaris Negara, terus malah memberikan tanda suka pada video di instagram dan kebetulan videonya memojokkan kami para pekerja. Ketemu presiden menjadi satu-satunya harapan kami. Tahun lalu kami sebenarnya sudah ketemu anak buahnya di istana, kami sudah sampaikan uneg-uneg kami, tetapi sepertinya belum disampaikan. Kami akhirnya memutuskan cari perhatian presiden dengan memutuskan bikin tenda lalu menginap di Taman Aspirasi di seberang Istana,” demikian penjelasan Koordinator Pekerja Mogok, Tri Puspital.

Setelah 9 hari lamanya menginap di Taman Aspirasi, rupanya Presiden Jokowi merespon lalu mengundang 3 perwakilan pekerja untuk bincang di Istana Merdeka. Presiden juga diduga baru tahu masalah 8.300 pekerja ini dan baru tahu ada 50-an pekerja mogok PTFI yang menginap di depan Istana Merdeka setelah ditanya seorang wartawan dua malam lalu. Saat ditanya wartawan tentang para pekerja yang nginap di seberang istana dan ingin bertemu dengannya, presiden nyeletuk, “oh ya…?” Dia menjawab lagi “ok nanti saya cek!”

Kepada REQnews, dan dimuat ulang di Bergelora.com dilaporkan salah seorang pekerja yang ikut ke istana, Jeremias Yarangga, menjelaskan, “Kami memang sangat senang bisa bertemu Pak Jokowi. Kami bertemu kurang dari 30 menit. Beliau mendengarkan keterangan kami dan kami minta kepada beliau untuk memberikan solusi yang adil dan bijaksana untuk masalah kami. Pak Jokowi mendengarkan dan akan bahas masalah ini dengan kementerian dan pihak terkait lainnya termasuk piak Freeport. Kami juga sudah sampaikan bahwa kami belum mau pulang  (Timika-Papua) sampai permasalahan kami diselesaikan,” tutur Jarangga.

Karena Jokowi tidak memberikan jawaban yang tegas terutama soal waktu, maka sejumlah 50-an pekerja tersebut, memutuskan untuk tetap menginap di Taman Aspirasi, Monas, Jakarta Pusat. Para pekerja ini ingin bertahan sampai ada kepastian dan keputusan dari pihak Presiden Jokowi maupun pihak Kementerian Tenaga Kerja untuk menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.

Rupanya aparat kepolisian dan Satpol PP Provinsi DKI Jakarta tidak lagi menolerir para pekerja yang masih menginap di Taman Aspirasi  setelah berhasil bertemu Presiden Joko Widodo. Rabu malam mereka dibawa ke Polda Metro Jaya. Hingga berita ini ditulis belum ada laporan perkembangan ihwal maksud dan tujuan mereka ditahan dan menginap di Polda Metro Jaya.

Kronologi Penangkapan

Berikut ini adalah kronologi para pekerja menginap di Taman Aspirasi, peristiwa bertemu Presiden Jokowi, insiden keamanan presiden dan peristiwa pencidukkan:

Sejak tanggal 3 hingga 13 Februari 2019, perwakilan korban PHK Freeport melakukan aksi di Taman Aspirasi depan Istana Merdeka. Mereka membuat tenda perjuangan dan menginap di tenda. Mereka menuntut Presiden Jokowi menyelesaikan kasus yang menimpa 8300 buruh PT Freeport Indonesia yang di PHK sepihak oleh perusahaan pada tahun 2017.

Tanggal 11 Februari 2019 sekitar pukul 13.00, buruh Awak Mobil Tangki (AMT) datang ke Taman Aspirasi untuk aksi yang sama. Buruh AMT juga membuat tenda di sebelah tenda perjuangan Korban PHK Freeport.

Tanggal 12 Februari 2019, sekitar pukul 23.00, polisi diminta Paspampres untuk mendatangi Korban PHK Freeport dan meminta 3 perwakilan dari peserta aksi. Saat itu yang masuk ke Istana Merdeka untuk bertemu Paspamres adalah 2 orang dari Korban PHK Freeport dan 1 orang buruh AMT. Pertemuan tersebut merencanakan untuk bertemu Presiden Jokowi tanggal 13 Februari 2019 pukul 10.00.

Pukul 11.00, Paspamres dan polisi datang menjemput perwakilan korban PHK Freeport. Namun dari buruh AMT tidak dilibatkan untuk bertemu Presiden. Saat itu yang menemui Presiden dari korban PHK Freeport adalah Steven Yawan, Jeremias Yarangga dan Oktopia Yeimo. Pertemuan dengan Presiden Jokowi berlangsung kurang dari 30 menit dan hasil pertemuan bersama Presiden Jokowi adalah presiden berjanji akan memanggil manajemen Freeport dan kementerian dan dinas terkait. Namun tidak ditentukan kapan pemanggilan tersebut akan di jadwalkan.

Setelah bertemu presiden, perwakilan korban PHK Freeport diminta Paspamres untuk meninggalkan lokasi Taman Aspirasi. Namun perwakilan korban PHK Freeport tidak bisa menentukan langsung sebab mereka harus berkordinasi dahulu dengan teman-teman yang ada di tenda perjuangan.

Pukul 12.45 ketiga perwakitan korban PHK keluar dari Istana Merdeka dan mereka menyampaikan hasil pertemuan dengan presiden. Saat itu semua orang sepakat bahwa aksi akan tetap berlangsung hingga ada keputusan presiden memanggil Manajemen PT Freeport dan pihak lainnya.

Pada pukul 18:30, buruh AMT keluar ke jalan raya untuk menghadang iringan mobil rombongan presiden yang keluar dari Istana Merdeka. Penghadangan tersebut menyebabkan kemacetan dan keributan dengan Paspampres. Sempat terjadi dorong-mendorong dengan aparat. Alasan penghadangan buruh AMT adalah mereka tidak dilibatkan untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.

Pukul 20.30, aparat bernegosiasi dengan perwakilan korban PHK Freeport. Pihak aparat meminta korban PHK Freeport untuk meninggalkan area Taman Aspirasi Monas. Namun, mereka menyatakan akan tetap bertahan dengan alasan tidak ada tempat tinggal di Jakarta karena datang dari Timika, Papua.

Pukul 21.30 aparat kembali bernegosiasi dengan perwakilan korban PHK Freeport untuk tetap harus pindah dari area Taman Aspirasi Monas. Kurang lebih 30 menit negosiasi, aparat yang ada di lapangan atas saran dan arahan Kapolres Jakarta Pusat, membawa para pekerja ke Polda Metro Jaya.

Pukul 22.00 aparat Satpol PP membongkar paksa tenda dan membawa seluruh atribut aksi korban PHK Freeport seperti, poster, sound sistem, spanduk dan lainnya.

Pukul 22.30, aparat kepolisian memaksa korban PHK Freeport yang berjumlah 34 orang untuk dibawa ke Polda Metro Jaya. Mereka dibawa dengan 2 mobil tahanan dan 1 mobil bis yang dikawal ketat aparat kepolisian.

Pukul 23.40, korban PHK Freeport yang ditangkap aparat tiba di Kapolda.

Pukul 23.50, sejumlah 34 korban PHK Freeport dimintai keterangan oleh kepolisian, di-foto dan diminta sidik jarinya.

Pukul 00.18 Tim Kuasa Hukum Korban PHK Freeport tiba di Polda Metro Jaya.

Pukul 02.00, sejumlah 34 korban PHK Freeport selesai di dimitai keterangan.

Yang Ditangkap

Berikut nama-nama perwakilan korban PHK Freeport yang di tangkap  adalah Labai, Arnon Merino, Ray Rumbrapuk, Napoleon Korwa, Goerge Suebu, Sonny Jikwa, Amir Karu, Moses Tebay, Didrek Werinussa, Bennyi Rumatrai, Agus Yamko, Habel Manggombrap, Dede Yoom, Sakaria, Peeter Tunyluhulima, Steven Yawan, Yairus Itlay, Antonius Awom, Jeremias Yarangga, Andri Wijanarko, Ruben Sianturi, Irwan Hakim, H. Kasim, Manuel Maniambo, Nataniel Yawan, Billy Bisay, Maurits Yarangga, Oktopia Yeimo, Daryanto, Mukti Susanto, Daniel Siregar, Persi Indra Mebri, Agung dan Jenar (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru