Jumat, 29 Maret 2024

Tepat! Menteri Nasir : Ada Gerakan Anti Pancasila Di Kampus, Rektor Saya Minta Bertanggung Jawab

Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir (Ist)

JAKARTA- Pemerintah akan bertindak tegas kepada pimpinan perguruan tinggi yang membiarkan gerakan radikal anti Pancasila dan NKRI tumbuh dan berkegiatan di kampus. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir menanggapi tumbuhnya gerakan radikal anti Pancasila di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Mohammad Nasir menceritakan ada perguruan tinggi swasta akan mengangkat simpatisan ISIS menjadi rektor namun berhasil dicegahnya.

“Ini mengerikan kalau kampus terjadi radikalisme. Ada seseorang diperguruan tinggi swasta diangkat jadi dekan untuk nantinya jadi rektor. Menurut info BNPT, orang itu simpatisan ISIS. Saya minta diberhentikan kalau tidak perguruan tinggi saya bubarkan,” jelasnya dalam wawancara disebuah media televisi beberapa waktu lalu.

“Rektor saya minta harus bertanggung jawab. Perguruan Tinggi negeri langsung dibawah pengawasan saya. Yang swasta dibawah Kopertis juga saya tegaskan. Apabila terjadi radikalisme. Maka rektor yang saya mita pertanggungjawaban,” tegasnya.

Mohamad Nasir menjelaskan saat kampus Institute Pertanian Bogor dipakai Hizbut Tahrir mendeklarasikan berdirinya Negara Khilafah dan Syariah Islam dirinya segera memanggil rektor IPB.

“Pembantu rektor dan rektor saya panggil. Mereka menjelaskan bahwa ijinnya  pagi hari adalah pengajian, ternyata malam harinya berubah. Saya minta pertanggung jawaban Rektor,” katanya tanpa menjelaskan bentuk pertanggung jawaban yang dimaksud

Menurutnya, sejak 2016 sudah ada edaran, yang mewaspadai radikalisme fundamentalis agama di kampus-kampus.

“Untuk itu kami perintahkan untuk memasukkan bela negara dan wawasan kebangsaan dalam kurikulum. Untuk melawan radikalisme yang anti Pancasila dan NKRI,” katanya.

Selain itu menurutnya Kementeriannya sedang mempersiapkan regulasi untuk membendung semua gerakan anti Pancasila dan NKRI di semua perguruan tinggi.

“Rektor-rektor sudah saya kumpulin bersama Koordinator perguruan tinggi swasta. Kami minta agar mereka nanti menerima dan menegakkan regulasi ini di masing masing perguruan tinggi,” jelasnya.

Mohamad Nasir menceritakan temuan dan laporan berbagai macam pola rekrutmen dan gerakan radikal anti Pancasila dan NKRI yang berjalan di berbagai kampus. Salah satunya dengan ancaman.

“Ada dosen kepada mahasiswa mengancam kalau tidak ikut organisasi dan kegiatan gerakan mereka akan diberi nilai E. Ini bahaya. Ini harus dibersihkan,” tegasnya.

Kepada Bergelora.com dilaporkan hampir semua kampus di Indonesia sudah dimasuki dan dikuasai oleh gerakan pendukung ISIS anti Pancasila dan NKRI.

“Mereka ada di BEM, pegawai, dosen, dekan sampai jajaran rektoriat di tingkat fakultas sampai universitas hampir disemua kampus Indonesia. Mereka sudah bekerja semenjak jaman Orde Baru secara diam-diam menyusup dan tidak ikut dalam gerakan reformasi. Waktu Soeharto jatuh, Mereka sudah siap dan menguasai kampus,” jelas Faisol Reza, mantan aktivis korban penculikan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru