Jumat, 29 Maret 2024

WOW…! 30 Tahun Rode, Rembug Nasional Gerakan Pro Demokrasi

Indro Tjahjojno, Budiman Sudjatmiko dan Jumali dalam Penutupan acara Rembug Nasional Gerakan Pro Demokrasi dalam rangka 30 tahun RODE Rumah Perjuangan pada hari Senin (19/11). (Ist)

YOGYAKARTA- Dalam penutupan acara Rembug Nasional Gerakan Pro Demokrasi dalam rangka 30 tahun RODE Rumah Perjuangan pada hari Senin (19/11),  Muhammad Yamin sebagai generasi pertama Kelompok Rode mengatakan bahwa pilihan politik pada Pileg dan Pilpres dari aktivis pro demokrasi saat ini boleh saja berbeda tapi dalam komitmen sama yaitu sama-sama menjaga demokrasi dan membela rakyat.

Dulu para aktivis berangkat dari rumah di gang Rode 610 Kota Yogyakarta ini melawan rezim orde baru yang otoriter dan menindas rakyat,  kini setelah reformasi dan era demokrasi ini menempuh jalan hidup masing ada yang di pemerintahan ada pula yang di oposisi.  Tetapi komunikasi dan silaturahmi harus dikuatkan kembali untuk bersama-sama dengan generasi milenial yang sekarang menjalani aktivitas kemahasiswaan menjawab permasalahan bangsa.

Penutupan acara Rembug Nasional Gerakan Pro Demokrasi dalam rangka 30 tahun RODE Rumah Perjuangan pada hari Senin (19/11). (Ist)

“Persoalan adanya gerakan intoleran yang mengancam demokrasi, serta politik yang menghalalkan berbagai macam cara untuk mencapai tujuan seperti menyebar berita hoax,  fitnah dan gaduh dengan hal yang tidak substansial seperti meributkan politik sontoloyo itu merupakan kemunduran dalam kehidupan politik kita saat ini,”  ujar Muhammad Yamin yang kini menjadi Ketua Umum Seknas Jokowi dan Wakil Direktur Relawan TKN Jokowi Maruf Amin.

Hadir dalam acara Rembug Nasional dan Peluncuran Buku 30 tahun Rode Rumah Perjuangan ratusan aktivis dari generasi 1980-an sampai generasi milenial 2018 yang beraktivitas di rumah gang Rode 610, Kusumanegaram, Yogyakarta.  Sejumlah akademisi dann politisi yang pernah di besarkan di Rumah Rode turut hadir antara lain Beathor Suryadi,  Eko Sulistyo,  Ifdal Kasim,  Budiman Sudjatmiko, Masinton Pasaribu,  Muradi,  Hilmar Farid,  Revrisond Baswir dan Indro Tjahjono.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, dalam penutupan acara yang berlangsung dari tanggal 16-19 Novemer 2018 ini Ketua Panitia Suprianto Antok juga mengajak peserta untuk mengheningkan cipta mendoakan para pejuang demokrasi dan HAM yang telah wafat seperti Adnan Buyung, Mulyana Kusumah,  Abdul Hakim Garuda Nusantara,  Kartjono,  Munir, Amir Husin Daulay,  Nuku Sulaiman,  Bambang Hari,  Andi Munajat,  Kacik,  Azwar Zulkarnaen,  Ryadi Gunawan,  Fauzi Rizal,  Angger Jati Wijaya,  Imam Yudhotomo,  Mahasiswa korban peristiwa Tri Sakti n Semanggi,  Wiji Thukul beserta aktivis yang masih hilang sampai kini, serta keluarga besar Rode yang telah wafat, Imam,  Yoko,  Marcell,  Feraz, Edi dan Cahyono. (Anisah)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru