JAKARTA- Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengangkat 8 menteri perempuan hrus diapresiasi, karena ini memiliki nilai tersendiri dalam politik Indonesia. Hal ini disampaikan oleh anggota DPR-RI dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Evita Nursanty kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (27/10).
“Kita harus mengapresiasi langkah Presiden menempatkan 8 Menteri Perempuan pada kabinet kerja yang barusan terbentuk. Pemberian tempat untuk perempuan, hingga penggabungan dan pemisahan sejumlah kementerian termasuk keberadaan Kementerian Kemaritiman menjadi nilai plus bagi kabinet ini,” ujarnya.
Untuk itu ia meminta masyarakat memberikan kesempatan bagi Jokowi dan Jusuf Kalla serta seluruh kabinet membuktikan kemampuan mereka melayani rakyat Indonesia.
“Saya kira ini adalah hasil optimal yang sudah dilakukan Presiden Jokowi, termasuk dengan perubahan nomenklatur kementerian. Karena itu kita berikan mereka kesempatan untuk bekerja,” katanya lagi
Menurut Evita, dari 34 anggota kabinet yang diumumkan Jokowi kemarin, ada delapan menteri perempuan. Ini merupakan sejarah baru dalam pemerintahan, termasuk posisi pertama kali dalam sejarah Indonesia yakni dengan ditempatkannya Retno Lestari Priansari Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri.
Selain Retno Lestari Priansari Marsudi, perempuan lain yang dipercaya masuk kabinet adalah Menko Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Peranan Wanita Yohana Yambise, Mensos Khofifah Indar Parawansa, dan Menkes Nila F Moeloek.
Penggabungan dan pemisahan kementerian, menurutnya sudah sangat tepat dengan berbagai pertimbangan efektifitas pelaksanaan program kerja pemerintah. Pembentukan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi sudah tepat. Termasuk Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
“Untuk ristek misalnya, selama ini anggarannya sangat kecil, dan penggabungan ini diharapkan kinerjanya bisa semakin optimal untuk menghasilkan riset-riset terbaik untuk bangsa ini,” katanya.
Mengenai penggabungan Kehutanan dan Lingkungan Hidup menurutnya, ada banyak kegiatan yang saling terkait, misalnya dalam kesepakatan terkait global warming dalam pencapaian target emisi karbon global.
“Dalam konteks itu, keduanya tidak selalu menjadi hambatan satu sama lain tapi sinergi. Kita harus memberikan pujian terkait Kementerian Maritim, dengan penempatan Indroyono Soesilo di sana. Saya yakin karakteristik pemerintahan mendatang akan terlihat sesuai harapan Pak Jokowi. Sosok Indroyono dinilai akan mampu bekerja di bidang yang selama ini memang keahlian dia.
Sementara itu, aktivis gerakan perempuan, Nursjahbani Katjasungkana juga mengucap hal serupa secara terpisah di sosial media, facebook.
“Senang sekali akhirnya pecah telor. Perempuan pertama yang jadi Menlu RI, Retno Lestari Marsudi. Selamat bekerja. Doa-doa terbaik untuk ibu. Semoga bisa bekerjasama dengan Hanif Dhakiri dalam memberikan perlindungan kepada buruh migran kita,” ujarnya. (Enrico N. Abdielli)