Minggu, 13 Juli 2025

Survei Saiful Mujani: Mayoritas Rakyat Bersedia Jadi Relawan Mempertahankan NKRI

Demonstrasi pendukung ISIS dan Khilafah di Jakarta (Ist)

JAKARTA- Mayoritas rakyat Indonesia bangga menjadi warga negara Republik  Indonesia. Hampir semuanya menyatakan kesediaan untuk menjadi relawan mempertahankan NKRI. Kesetiaan itu juga tercermin dari sejumlah warga (14,5%) yang khawatir dengan keberlangsungan NKRI. Sebesar 89,3% dari 14,5% yang khawatir menilai hal itu adalah masalah besar. Mereka yang khawatir Indonesia mengalami perang saudara (75% dari 13%, atau sekitar 10% dari populasi nasional). Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada Minggu (4/6) kemarin.

“Rasa nasionalisme merupakan faktor paling penting. Yang memunculkan sentimen negatif warga pada ISIS, bukan sentimen terhadap demokrasi maupun kondisi sosial-ekonomi, politik, hukum, maupun keamanan,” demikian kesimpulan survei yang diterima Bergelora.com di Jakarta, Senin (5/6)

Secara umum, rasa nasionalisme dan patriotisme warga sangat tinggi. Umumnya juga mereka merasa NKRI tidak dalam bahaya. Tapi ada yang merasa khawatir, dan jumlahnya cukup banyak (14,5%), dengan kelangsungan NKRI.

Menurutnya, dari yang mengkawatirkan itu (14,5%) melihat ancaman terhadap NKRI paling banyak karena faham-faham keagamaan tertentu. Dalam jumlah yang jauh lebih rendah karena pelaksanaan negara dan elite yang hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.

“Dalam jumlah yang lebih kecil lagi kekhawatiran itu bersumber dari ketimpangan kesejahteraan antara warga ataupun antara daerah,” demikian Saiful Mujani.

Dukungan HTI

Sementara itu Saiful Mujani melaporkan,  walaupun kecil yang positif mendukung perjuangan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini, berbeda dengan ISIS, nasionalisme bukan faktor yang memperlemah dukungan pada HTI. Yang memperlemah HTI adalah komitmen pada demokrasi, dan kondisi positif di tanah air dalam ekonomi, politik, hukum, dan keamanan, serta kinerja kepemimpinan nasional. Memburuknya kondisi faktor-faktor tersebut dapat memperkuat dukungan pada HTI.

“Sebaliknya, efek sentimen positif pada Habib Rizieq memperkuat dukungan pada HTI, dan demikian juga sebaliknya,” ujarnya.

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menunjukkan, secara politik kepartaian, dukungan pada HTI beririsan dengan dukungan pada partai politik tertentu. Sikap positif pada HTI cenderung lebih banyak ditemukan pada pendukung PKS (34,3%) dan PPP (19,7%). Secara demografis, sikap positif pada HTI dapat ditemukan lebih banyak di kalangan warga perkotaan (14,8%), dan berumur lebih muda (4,5%). Simpatisan HTI juga cenderung lebih banyak di Jakarta dan Banten (20,7%), dan cenderung juga lebih banyak di kalangan warga Minang (26,6%) .

“Kalau sikap publik diartikan sebagai sikap kebanyakan orang, dan aspirasi untuk melarang sebuah organisasi merupakan sikap yang memandang organisasi itu sebagai lawan atau musuhnya, maka ISIS, HTI, dan yang sejenis dengan itu adalah musuh publik Indonesia (public enemy),” katanya (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru