Sabtu, 12 Juli 2025

Kejar..! Polisi Temukan Persembunyian 3 Pelaku Pembakar Zoya

Bekas tempat Zoya dianiaya sampai tewas (Ist)

JAKARTA – Polisi telah mengetahui lokasi persembunyian tiga pelaku pengeroyokan dan pembakaran terhadap seorang warga Bekasi bernama Muhammad Al Zahra alias Zoya (30) yang dituduh mencuri sebuah amplifier di Musala Al Hidayah. Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Komisaris Besar Asep Adisaputra bahkan menyampaikan dalam waktu dekat polisi akan meringkus para pelakunya.

“Itu (mereka kabur ke) daerah Karawang. Saya kira 1-2 hari ini ada update perubahan,” kata Asep di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/8).

Menurut Asep, ketiga pelaku ini mengetahui menjadi target penangkapan polisi. Maka, kata dia, para pelaku sudah meninggalkan rumahnya masing-masing setelah kasus Zoya yang tewas secara mengenaskan diselidiki polisi.

“Mereka tahu kalau dikejar. Begitu kejadian, kita turunkan tim. Hebohkan warga. Nah yang melakukan sebagian oknum warga mereka thau dicari kemudian pergi,” kata dia.

Asep juga telah menyampaikan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk membujuk para pelaku agar segera menyerahkan diri.

“Saya kira lebih baik menyerahkan diri. Karena komitmen kami kemanapun kita cari itu. Sekali himbau lebih baik menyerahkan diri. Ingat keluarga yang ditinggali, ingat kerjaan yang ditinggali, ingat anak istri,” kata dia.

Polisi juga telah mengantongi peran ketiga pelaku terkait pengeroyokan dan pembakaran terhadap Zoya. Satu pelaku diduga ikut membantu membelikan bensin yang dipakai untuk membakar Zoya hidup-hidup. Sedangkan kedua pelaku lainnya turut memukuli Zoya dengan tangan kosong dan sebilah kayu ketika korban ditangkap warga.

Keluarga Memaafkan

Kepada Bergelora.com dilaporkan, pihak keluarga Muhammad Azzahra alias Zoya meminta polisi tetap memproses hukum para pelaku yang memukuli serta membakar pria yang dituding mencuri amplifier musala itu. Zoya meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

“Di satu sisi keluarga sudah memaafkan pelaku, tapi ini hukum NKRI yang harus ditegakan seadil-adilnya agar jangan sampai terulang kembali,” kata pengacara keluarga Zoya, Abdul Chalim Soebri, di Tempat Pemakaman Umum Kedondong, Buni Asih, Cikarang, Rabu (9/8) lalu.

Zoya dipukuli serta dibakar karena diduga mencuri amplifier di Musala Al-Hidayah di Babelan, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu. Video pembakaran itu sempat viral di media sosial.

Rojali, marbut Musala Al-Hidayah yang menjadi saksi kunci kasus ini mengaku sempat melihat Zoya mondar-mandir di musala sebelum kejadian amplifier hilang. Ia pun mengaku sempat mengejar karena curiga ampli tersebut dibawa Zoya.

Saat akan didekati, Zoya panik hingga terjatuh dari motor. Bahkan ketika itu Rojali melihat ada ampli masjid di sana. Saat Rojali sedang sibuk membenarkan posisi motor Zoya yang terjatuh dan mengamankan ampli masjid, Zoya yang kabur terjebak di kerumunan massa yang mengetahui kejadian tersebut.

Rojali mengaku sudah meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri. Namun nahas, imbauan Rojali tak dihiraukan massa yang terlanjur mengamuk dan kemudian membakar MA hingga tewas. (Calvin G. Eben-Haezer)

 

Polisi Temukan Persembunyian 3 Pelaku Pembakar Zoya

JAKARTA – Polisi telah mengetahui lokasi persembunyian tiga pelaku pengeroyokan dan pembakaran terhadap seorang warga Bekasi bernama Muhammad Al Zahra alias Zoya (30) yang dituduh mencuri sebuah amplifier di Musala Al Hidayah. Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Komisaris Besar Asep Adisaputra bahkan menyampaikan dalam waktu dekat polisi akan meringkus para pelakunya.

“Itu (mereka kabur ke) daerah Karawang. Saya kira 1-2 hari ini ada update perubahan,” kata Asep di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/8).

Menurut Asep, ketiga pelaku ini mengetahui menjadi target penangkapan polisi. Maka, kata dia, para pelaku sudah meninggalkan rumahnya masing-masing setelah kasus Zoya yang tewas secara mengenaskan diselidiki polisi.

“Mereka tahu kalau dikejar. Begitu kejadian, kita turunkan tim. Hebohkan warga. Nah yang melakukan sebagian oknum warga mereka thau dicari kemudian pergi,” kata dia.

Asep juga telah menyampaikan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk membujuk para pelaku agar segera menyerahkan diri.

“Saya kira lebih baik menyerahkan diri. Karena komitmen kami kemanapun kita cari itu. Sekali himbau lebih baik menyerahkan diri. Ingat keluarga yang ditinggali, ingat kerjaan yang ditinggali, ingat anak istri,” kata dia.

Polisi juga telah mengantongi peran ketiga pelaku terkait pengeroyokan dan pembakaran terhadap Zoya. Satu pelaku diduga ikut membantu membelikan bensin yang dipakai untuk membakar Zoya hidup-hidup. Sedangkan kedua pelaku lainnya turut memukuli Zoya dengan tangan kosong dan sebilah kayu ketika korban ditangkap warga.

Keluarga Memaafkan

Kepada Bergelora.com dilaporkan, pihak keluarga Muhammad Azzahra alias Zoya meminta polisi tetap memproses hukum para pelaku yang memukuli serta membakar pria yang dituding mencuri amplifier musala itu. Zoya meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

“Di satu sisi keluarga sudah memaafkan pelaku, tapi ini hukum NKRI yang harus ditegakan seadil-adilnya agar jangan sampai terulang kembali,” kata pengacara keluarga Zoya, Abdul Chalim Soebri, di Tempat Pemakaman Umum Kedondong, Buni Asih, Cikarang, Rabu (9/8) lalu.

Zoya dipukuli serta dibakar karena diduga mencuri amplifier di Musala Al-Hidayah di Babelan, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu. Video pembakaran itu sempat viral di media sosial.

Rojali, marbut Musala Al-Hidayah yang menjadi saksi kunci kasus ini mengaku sempat melihat Zoya mondar-mandir di musala sebelum kejadian amplifier hilang. Ia pun mengaku sempat mengejar karena curiga ampli tersebut dibawa Zoya.

Saat akan didekati, Zoya panik hingga terjatuh dari motor. Bahkan ketika itu Rojali melihat ada ampli masjid di sana. Saat Rojali sedang sibuk membenarkan posisi motor Zoya yang terjatuh dan mengamankan ampli masjid, Zoya yang kabur terjebak di kerumunan massa yang mengetahui kejadian tersebut.

Rojali mengaku sudah meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri. Namun nahas, imbauan Rojali tak dihiraukan massa yang terlanjur mengamuk dan kemudian membakar MA hingga tewas. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru