Kamis, 23 Oktober 2025

Evita Nursanty : Pererat Dengan Myanmar, Untuk Selamatkan Rohingya

Dr Evita Nursanty, MSc, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI (Ist)

JAKARTA – Ribuan warga Rohingya terlantar di perbatasan Myanmar dan Bangladesh, akibat dihalau oleh otoritas perbatasan. Mereka yang terdampar merupakan etnis Rohingya yang melarikan diri, pascaserangan militer pemerintah Myanmar ke Negara Bagian Rakhine pekan lalu. Aksi penghalauan itu telah dilakukan oleh otoritas perbatasan Bangladesh sejak gelombang warga Rohingya berdatangan mulai Jumat pekan lalu, yang dipicu oleh pertempuran antara militer Myanmar dengan militan Rohingya di Rakhine. Pertempuran itu menewaskan 110 orang. Sekitar 500 warga Rohingya yang berhasil melintas ke Bangladesh, dalam waktu singkat, mereka ditangkap dan dipaksa kembali ke Myanmar oleh otoritas perbatasan. Di bawah ini wawancara Bergelora.com dengan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan DPR  Dr Evita Nursanty, MSc di Jakarta, Jumat (1/9)

Bagaimana sikap Indonesia seharusnya pada Myanmar?

Untuk mengatasi masalah di Rakhine, Myanmar, Indonesia perlu terus menjalin hubungan dengan Myanmar. Sehingga  upaya untuk membantu kemanusiaan dan mencegah situasi menjadi memburuk dapat berhasil. Kami dukung langkah yang diambil Menlu RI untuk terus menjalin hubungan dengan pemerintah Myanmar. Dengan cara seperti itu kita bisa tetap memberikan bantuan bagi warga Muslim disana. Kita lihat mereka telah menutup pintu untuk semua pihak kecuali untuk Indonesia. Kita harus gunakan pintu itu untuk membantu kemanusiaan.

Bagaimana dengan desakan agar mengusir Dubes Myanmar?

Desakan kuat agar Indonesia segera mengusir dubes Myanmar di Indonesia bukanlah langkah yang bijak saat ini. Kalau kita ambil sikap seperti itu, maka  pintu bagi kita untuk membantu akan tertutup. kita justru tidak akan bisa membantu mengatasi masalah di Rakhine,– dan kekerasan akan semakin memburuk.

Bagaimana sikap dunia internasional?

Dunia saat ini mengharapkan Indonesia bisa terus menjadi jembatan antara negara-negara lain dengan Myanmar, sebagaimana juga diharapkan Kofi Annan, mantan Sekjend PBB, Persatuan Bangsa-bangsa. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak agar Bangladesh menghentikan penghalauan gelombang pengungsi dari Rakhine. Menghadang arus gelombang pengungsi justru akan membahayakan nyawa para warga sipil, apalagi mereka yang datang dalam kondisi membutuhkan pertolongan medis.

Sejauh mana peran Indonesia selama ini?

Komitmen Indonesia membantu masyarakat Muslim di Rakhine State termasuk masyarakat di Myanmar lainnya sangat konkrit selama ini, dan bukan sekadar statement semata. Itulah yang membedakan Indonesia dengan negara lain.

Kongkritnya bagaimana?

Kita sudah meminta agar Myanmar mengembalikan  situasi keamanan, menghindari penggunaan kekerasan dan self restrain, serta memberikan proteksi kepada semua orang secara inklusif dan buka akses kemanusiaan. Saya mendukung Menlu Retno yang sangat intensif melakukan komunikasi termasuk PBB dan memastikan Indonesia  siap membantu dan mengatakan implementasi rekomendasi laporan Annan akan sangat membantu progres di Rakhine State. Konflik Rohingya di Myanmar mendapat perhatian khusus dari Indonesia. Presiden Joko Widodo mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk datang langsung ke Myanmar. Kemarin, Menteri Retno barusan meresmikan aliansi lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kemanusiaan untuk membantu krisis humaniter terhadap etnis Rohingya.

Bagaimana situasi di Rakhine?

 Semua pihak di Indonesia jangan mudah terbawa isu-isu yang tidak benar mengenai perkembangan di Myanmar ini. Ada banyak berita hoax yang muncul yang maksudnya untuk membuat panas suasana. Sebaiknya cari tahu kebenarannya dengan cek dan recek jangan langsung percaya.  PBB sudah mendesak agar otoritas perbatasan Bangladesh menghentikan aksi penghalauan dan mengizinkan sekitar 6.000 warga dari etnis minoritas tersebut untuk masuk ke negara dengan Ibu Kota Dhaka. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru