JAKARTA – Polisi Wanita (Polwan) adalah ujung tombak reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Demikian pendapat anggota Unit Dikyasa Satuan Lalu-lintas Polres Karangayar, Polda Jawa Tengah, Brigadir Polisi Dua (Bripda) Sufiana Maya Sari.
“Karena diharapkan seorang Polisi Wanita dapat menampilkan kepribadiaan yang tegas namun humanis kepada masyarakat, wanita yang kuat, tidak lemah, tegas, sigap dalam bekerja,” kata Bripda Sofi, panggilan akrabnya.
Ia mengakui, dan tak bisa memungkiri, bahwa citra Polri di mata masyarakat masih belum baik. Untuk itu instansi Kepolisian, yang saat ini dipimpin Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, terus berbenah diri, dengan mengendapankan peran serta Polwannya.
Menurut Bripda Sofi, salah satu yang menjadi penyebab buruknya citra Polri di mata masyarakat adalah karena selama ini masyarakat sendiri belum paham betul tentang tugas pokok, fungsi, dan peran Kepolisian. Ia menyebut, hakikatnya Polisi itu adalah pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
“Tapi kebanyakan masyarakat belum paham betul dengan keberadaan Polri. Alasan saya mengatakan masyarakat belum paham betul, ya, karena masyarakat masih merasa sungkan bila mau minta tolong ke Polri. Kalau mentok banget, sudah jalan buntu, atau gak ada alternatif lain, baru lapor ke Polisi,” kata perempuan kelahiran Karanganyar, 7 Juli 1996 ini.
Sebagai contoh, Bripda Sofi mengungkap, jika terjadi kecelakaan lalu-lintas, ada yang spontan langsung berkata, “Ayo… Ayo… cepat minggir! Diurus kekeluargaan saja.” Sampai kalimat ini, lanjut Bripda Sofi, kesannya masih positif. Namun kelanjutannya yang bikin tak enak hati, “Keburu datang Polisi, nanti diminta duit, lagi.”
“Padahal dengan adanya Polri di tengah masyarakat, apalagi dalam konteks kecelakaan, Polisi akan membantu mendamaikan masyarakat sehingga tidak ada perselisihan lagi. Kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan,” Bripda Sofi menjelaskan.
Contoh lain, ia menambahkan, adalah terkait penilangan atau tindakan penegakan hukum saat ada anggota masyarakat yang melanggar aturan lalu-lintas.
“Ayo pakai helm, bawa SIM, dan lain-lain.” Ajakan ini lagi-lagi merupakan awal yang baik. Namun belakangnya tak kalah bikin kecut perasaan Polantas, “Nanti daripada ditilang Polisi, kan Polisi sukanya cari-cari kesalahan masyarakat.”
“Padahal tujuan dari diadakan tilangan atau penertiban itu gunanya untuk menertibkan masyarakat dalam berkendara. Kenapa kok yang gak punya SIM gak boleh berkendara? Dikhawatirkan dia masih labil. Labil ketika di jalan raya dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain dan dapat menyebabkan kecelakaan. Kenapa gak bawa STNK gak boleh berkendara? Takutnya itu motor curian. Bukan Polisi berpikiran negatif, tapi ini juga salah satu cara Polisi untuk mencari motor-motor masyarakat yang hilang karena ada laporan pencuriaan,” terang Bripda Sofi.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, dalam upaya pembenahan nama baik Polri itulah, menurut Bripda Sofi, Polwan dapat memainkan peran yang lebih efektif. Dalam pelayanan, katanya, masyarakat cenderung lebih senang dan tidak canggung bertanya kepada sosok Polwan yang ada di sekitarnya dibanding harus bertanya kepada Polki (Polisi Laki-laki).
Ia kemudian menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan Polisi Sahabat Anak (Polsanak) di Taman Kanak-kanak (TK) atau Police Goes to School dengan berkunjung ke sekolah-sekolah. Dimana, Bripda Sofi mengalami sendiri, bahwa sosok Polwan lebih digemari dalam menyampaikan materi karena lebih luwes dalam cara penyampaiannya, dan murid-murid sekolah pun tidak canggung ketika harus bertanya apa yang ingin mereka ketahui kepada sosok Polwan.
“Ketika di TK pun masyarakat, utamanya ibu-ibu, juga tidak canggung bertanya, berbagi pengalaman, dan cerita kesehariannya kepada Polwan yang sedang berkunjung ke sekolah anaknya. Walaupun saya juga memaklumi dan sadar bahwa pertanyaan ibu-ibu itu tidak ada di materi. Kebanyakan cerita tentang kehidupan di masyarakat, tentang kebiasaan anaknya. Ya, ini menurut saya baik sekali respon dari masyarakat karena Polwan dipercaya sebagai sosok yang dapat mengayomi masyarakat. Terbukti dari masyarakat, utamanya ibu-ibu, percaya kepada Polwan untuk membantu memberi penyelesaian pada masalahnya. Selain itu murid-muid di TK yang kebanyakan takut sama sosok Polisi yang terkesan galak, garang, luntur ketika ia sudah bertegur sapa dan belajar sambil bermain maupun bernyanyi bersama Polwan,” kisahnya.
Oleh karena itu, di Hari Ulang Tahun (HUT) Polwan yang ke-69 ini, menurut Bripda Sofi Polwan harus semakin dewasa. Agar dapat menjawab tantangan zaman, Polwan dituntut semakin cerdas, berwawasan luas, dan terus meningkatkan intelektualitas.
“Polisi Wanita haruslah pintar mengikuti perkembangan zaman. Kecerdasan seorang Polwan mutlak sangat diperlukan dalam menjalankan tugas, untuk memberikan rasa aman, nyaman kepada masyarakat, dan tentunya dapat menghadapi tantangan dengan berbagai macam bentuk,” kata Bripda Sofi.
Bripda Sofi sendiri mengaku bersyukur bertugas di Polres Karanganyar, di bawah pimpinan Kapolres AKBP Ade Safri Simanjuntak SIK, MSi, dan Kanit Dikyasa Iptu Nawangsih Retna Waruju SH. Di matanya, dua nama terakhir disebut ini adalah sosok idola sekaligus panutannya. Keduanya adalah sumber inspirasi dan motivasi bagi Bripda Sofi untuk terus meningkatkan kualitas diri.
“Selalu berusaha menjadi yang terbaik, tidak mudah puas dan gampang menyerah. Berusaha berlatih terus-menerus dengan baik sampai idolamu menjadi sainganmu dalam berlatih,” kata Bripda Sofi mengulang pesan Sang Kapolres untuk Polwan-polwan binaannya yang tergabung dalam Dara Lawu Polres Karanganyar.
Bripda Sofi bertekad, selama nadi berdenyut dan nafas masih berhembus, dirinya akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar meningkatkan intelektualitas dan Kualitas diri. Sehingga dapat meningkatkan profesionalisme kinerja kepada masyarakat. Sehingga masyarakat mampu merasakan arti keberadaan Polri sesungguhnya di hati dan di sekelilingnya.
“Untuk seluruh Polisi Wanita di Indonesia, saya Bripda Sufiana Maya Sari dari Sat Lantas Polres Karanganyar mengucapkan Dirgahayu Polisi Wanita ke-69. Jayalah selalu Polisi Wanita dan instansi Kepolisian. Semoga di usia yang semakin matang, Polwan dapat meningkatkan profesionalisme kinerja, gemilang dalam prestasi, dan selalu tangguh memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dapat semakin dicintai oleh masyarakat. Ibu Pertiwi selalu menunggu darma baktimu. Salam Merah Putih!” ungkap Bripda Sofi. (Iman Firmansyah)