KAIMANA– Puluhan Anak di Distrik Teluk Arguni Atas, Kabupaten Kaimana, menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Anemia, disebabkan Kurang Gizi. Kondisi buruk kesehatan Anak-anak ini ditemukan Tim Medis Gabungan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Kaimana, saat melaksanakan Pengobatan Massal di daerah terpencil ini. Hal ini dilaporkan Papuabarat.kabardaerah.com dan dikutip www.Bergelora.com di Kaimana, Papua, Sabtu (25/11).
Pengobatan Massal dilaksanakan pada 18-19 November 2017 di Kampung Kensi, Maskur dan Moyana, Distrik Teluk Arguni Atas, dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53 tahun 2017. Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati setiap tanggal 12 November.
Di kampung Kensi dan Maskur, ditemukan sejumlah 40 Anak, dan di Kampung Moyana mencapai 57 anak penderita ISPA dan Anemia akibat Kurang Gizi.
”Bahkan dalam satu keluarga dengan beberapa Anak Balita, semuanya sakit!” jelas Dokter Maria Warwe, Dokter Spesialis Anak, dari Manokwari.
Saat pemeriksaan kesehatan, anak-anak ini terlihat antusias mendatangi meja dokter. Ada yang dihantar orang tuanya, ada pula yang kakak beradik atau berkawanan antre di dekat dokter.
Dokter Maria tampak cekatan menggunakan tetoskop dan memeriksa fungsi-fungsi indera anak-anak ini.
Dokter memeriksa mata, hidung, mulut dan telinga anak-anak, sembari bertanya-tanya sakit yang mungkin dirasa anak-anak ini pada bagian tubuhnya.
Orang tua yang mendampingi juga menjelaskan rasa sakit yang sering dikeluhkan anaknya. Ada yang sakit karena pernah jatuh.
”Yang kami lakukan bersifat kuratif, tapi seharusnya pemerintah memperhatikan upaya pencegahan. Jika tidak begitu, kondisi buruk ini akan terus terjadi,” jelas Dokter Maria.
Dokter Maria menyatakan sulitnya Air Bersih adalah penyebab buruknya kesehatan anak-anak dan warga umumnya di daerah ini.
Selain itu, jangkauan yang jauh terpencil juga berakibat pada sulitnya pelayanan kesehatan. Di kampung-kampung terpencil ini, hanya bertugas satu Mantri Kesehatan atau Bidan pada setiap kampung.
Itupun sering mengalami kekurangan pasokan Obat-obatan.
Warga Kampung Kensi dan Maskur hanya mengandalkan air hujan untuk konsumsi sehari-hari.
Dua kampung ini terletak di dataran tinggi Pegunungan Kumawa, Distrik Teluk Arguni Atas. Kampung Moyana terletak di tepi air Teluk Arguni, di hilir. Namun tak ada sumur di sini. Warga pun menunggu hujan turun.
Tapi jika panas berkepanjangan, warga akan mendayung perahu untuk mengangkut Air Bersih dari kampung tetangga, menyeberangi derasnya arus air teluk untuk menampung dari Mata Air di seberang kampung.
Kondisi sulitnya memperoleh Air Bersih telah bertahun-tahun terjadi di daerah ini. Bulan Oktober 2016 lalu, aktifis Lingkungan Hidup yang memasuki daerah ini, menemukan belasan warga Kampung Kensi dan Kampung Maskur menderita Lipoma. Tak lama, foto-foto warga Papua penderita Lipoma itu menjadi viral di jejaring media sosial.
Solidaritas Mahasiswa di Manokwari berunjuk rasa dan menggalang dukungan dana bagi warga penderita Lipoma.
Disebut-sebut sebagai Kanker atau Tumor Ganas, pemerintah lantas membantah tuduhan itu dan tudingan buruknya pelayanan publik di daerah ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kaimana dan Tim Dokter RSUD Kaimana baru dapat melakukan operasi pengangkatan Lipoma pada Juli 2017.
Total 25 penderita Lipoma, 12 penderita ialah warga Kensi dan Maskur, serta satu warga Kampung Moyana, berhasil dioperasi hingga kembali hidup normal beraktifitas dan tidur tanpa rasa sakit.
Gejala Lipoma masih terjadi saat kunjungan Tim Medis HKN 2017. Lipoma bukanlah Kanker atau Tumor. Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara jaringan kulit dan lapisan otot.
Selain Anak-anak menderita ISPA dan Anemia akibat Kurang Gizi, sejumlah Ibu Hamil (Bumil) juga menderita Anemia.
Lima di Kampung Kensi dan Maskur, dua di Kampung Moyana. Saat pengobatan massal Tim Medis HKN 2017, hanya tujuh Ibu Hamil ini yang datang memeriksakan kesehatannya.
Di antara Bumil ini, ada yang datang dengan menggendong bayi menyusui. Selain pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari, jarak kelahiran yang pendek diduga jadi penyebab buruknya kondisi kesehatan ibu-ibu hamil ini.
Ada juga yang memiliki anak lebih dari sepuluh, sementara mengandung anak berikutnya, diakui karena gagal kontrasepsi.
Deliana Budhy, A.Md.Keb, Bidan dari Manokwari mengajak bidan setempat, Novitha Nancy, A.Md.Keb, untuk bergabung dalam Tim Medis HKN 2017.
Bidan Novi dijemput di Kampung Togarni, Ibukota Distrik Arguni Atas, lalu bersama rombongan meneruskan perjalanan dengan perahu motor tempel menuju Logpond perusahaan kayu di daerah Kensi dan Maskur.
Kedua Bidan ini mengakui kondisi geografis menjadi tantangan bagi pelayanan mereka. Bidan Novi dan rekan-rekannya di Distrik Teluk Arguni Atas, hanya mampu sekali setiap Bulan atau bahkan hingga dua bulan, berkeliling kampung-kampung terpencil di wilayah tugas mereka.
Karena itu, Pengobatan Massal yang dilakukan Tim Medis bantuan dalam rangka peringatan hari-hari penting seperti ini akan sangat menolong warga dari kesusahan akibat penyakit yang diderita.
Dokter Mariama Oktavia Naingolan, Ketua Tim Medis HKN 2017 Area Kaimana, menjelaskan kegiatan Pengobatan Massal dilakukan rutin setiap Tahun, utamanya pada daerah-daerah terpencil yang sulit mendapat pelayanan kesehatan maksimal. Selain Pengobatan Massal, dilakukan juga Screening Kimia Darah untuk mengetahui Gula Darah, dan Kolesterol.
Tahun ini, Pengobatan Massal dilakukan di daerah terpencil di Kabupaten Kaimana, Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Pegaf. Diharapkan, hasil Pengobatan Massal akan dipublikasikan setelah evaluasi bersama Tim Medis yang bertugas di dua Kabupaten lainnya. (Sam Awom)