JAKARTA- Pada peringatan Hari Ibu 22 Desember 2017 ini, Dr. Ribka Tjiptaning P AAK dari Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan mengecam keras Puskesmas Sidamulya, Brebes yang menolak melayani bayi berumur 7 bulan dalam keadaan kritis, karena alasan administrasi tidak lengkap. Padahal sang ibu berjuang menyelamatkan nyawa anaknya dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km, untuk mendatangi Puskesmas Sidamulya, Brebes.
“Saya mengecam kebijakan Puskesmas Sidamulya, Brebes yang menolak melayani bayi tersebut. Hal itu melanggar UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Dalam pasal 32, ayat 1 menyebutkan fasilitas kesehatan baik swasta dan pemerintah dilarang menolak pasien dalam keadaan darurat,” tegasnya kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (22/12).
Ia mengingatkan pada 22 Desember 1928, kaum perempuan menyelenggarakan Konggres pertama kalinya. Kongres itu dihadiri oleh 30 organisasi wanita. Semangat Konggres itu ingin menempatkan kaum perempuan turut aktif merebut kemerdekaan dan berperan dalam persoalan kebangsaan lainnya. Pada Tahun 1959 Oleh Presiden Soekarno, tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Ibu.
“Di Hari Ibu ini, saya juga mengajak para Ibu dan kaum perempuan, selain menjadi kekuatan utama dalam keluarga, harus turut aktif dalam persoalan sosial, kebangsaan, dan negara. Seperti yang ditujukan oleh kaum perempuan yang berkongres di tahun 1928 itu,” tegas Ketua Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana DPP PDI Perjuangan.
Ia mendorong agar kaum perempuan jangan takut berpolitik dan masuk ke partai politik, Ormas, LSM dan organisasi masyarakat sipil lainnya.
“Kaum perempuan dapat menjadi kekuatan politik yang dapat membawa negara dan bangsa ini tetap di jalur demokrasi. Pempercepat bangsa dan negara ini menuju cita-citanya, menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya. (Web Warouw)
