Sabtu, 5 Juli 2025

Naaah..! Di Lampung, Jalan Perkebunan Tidak Ada Perbaikan

Jalanan di perkebunan sawit di Kabupaten Waykanan, Lampung (Ist)

BANDAR LAMPUNG- Sektor perkebunan adalah penopang ekonomi di Provinsi Lampung. Namun disisi lain untuk peningkatan penjualannya komoditas perkebunana kerap terhalang oleh akses jalan serta banyaknya premanisme dijalanan sehingga membuat pengusaha merugi.

Petani dan pengusahapun kerap kesulitan dalam meningkatkan harga jualnya, jika jalanan masih dalam keadaan rusak parah dan premanisme masih merajarela. Dengan kondisi seperti ini membuat uang jalan lebih mahal dan komoditas yang dibawa pun kerap rusak  karena terlalu lama di jalan.

Petani pun berharap kepala daerah yang akan memimpin Lampung nanti bisa lebih memikirkan soal petani dan jalur perdagangannya.

Pilkada Lampung diikuti empat pasangan calon yang maju yaitu Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim,  Herman HN-Sutono, Mustafa-Jajuli dan gubernur petahana Muhammad Ridho Ficardo-Bachtiar Basri.

Rahmadi petani kopi Lampung mengatakan, jalur untuk pengiriman hasil  komditas harus lebih diperhatikan, karena berpengaruh terhadap harga. Jika kondisi jalan rusak, hasil perkebunan yang dibawa oleh kendaraan bisa ikut rusak karena guncangan.

“Infrastruktur jalan keluar dari perkebunan sampai tempat penjualan harus lebih diperhatikan. Kepada pemerintah yang akan memimpin kelak, jangan hanya bicara akan tapi harus dikerjakan,” kata dia.

Hal senada disampaikan oleh supir truk pengangkut komoditas  unggulan, bahwa biaya pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan.

“Kita minta pemerintah lebih perhatian terhadap nasib kami, sebab jika dijalan biayanya lebih besar belum lagi ada oknum yang bermain di setiap terminal,” kata Parjo.

Harapannya pemerintah yang baru ini bukan hanya membenahi infrastruktur tapi juga, oknum yang bermain disetiap jalanan sebab para supir harus menyiapkan uang lebih untuk diberikan kepada oknum tersebut.

Provinsi Perkebunan

Kepada Bergelora.com di Jakarta Selasa (30/1) dilaporkan, menurut data BPS Lampung 2014 menyebutkan luas perkebunan kelapa sawit adalah 97.884 hektar. Perkebunan kelapa sawit terbesar di Kabupaten Mesuji seluas 21.616 hektar, Kabupaten Waikanan 14.245 hektar, Kabupaten Tulang Bawang 14.207 hektar, Kabupaten Lampung Tengah 13.548 hektar, Kabupaten Lampung Utara 9.275 hektar, Kabupaten Pesisir Barat 6.459 hektar, Kabupaten Lampung Selatan 6.233 hektar, Kabupaten Tulang Bawang Barat 5.703, Kabupaten Lampung Timur 4.336 hektar, Kabupaten Pringsewu 1.520 hektar dan Kabupaten Pesawaran 628 hektar, Bandar Lampung 64 hektar, Kabupaten Lampung Barat 32 hektar, Kabupaten Tanggamus 12 hektar, dan Metro 6 hektar. Hasil perkebunan kepala sawit pada tahun 2014 sebesar 172.427 ton.

Sementara itu luas perkebunan karet di Lampung adalah 158.999 hektar. Perkebunan karet terbesar di Kabupaten Way Kanan 32.168 hektar, Kabupaten Lampung Utara 24.182 hektar, Kabupaten Tulang Bawang Barat 23.656 hektar, Kabupaten Mesuji 22.220 hektar, Kabupaten Tulang Bawang 20.173 hektar, Kabupaten Lampung Tengah 12.849 hektar, Kabupaten Lampung Timur 9.337 hektar, Kabupaten Lampung Selatan 8.825 hektar, Kabupaten Pesawaran 1.423 hektar, Kabupaten Tanggamus 1.333 hektar,Kabupaten Lampung Barat 1.115 hektar, Kabupaten Pringsewu 987 hektar, Kabupaten Pesisir Barat 623 hektar, Kota Bandar Lampung 97 hektar dan Kota Metro 11 hektar. Hasil perkebunan kepala sawit pada tahun 2014 sebesar 172.427 ton. Hasil perkebunan karet pada tahun 2014 sebesar 52.050 ton.

Sementara perkebunan tebu di Lampung menurut data Direktorat Perkebunan, Kementerian Pertanian 2015 menempati luas 120.814 hektar dengan hasil produksi 743.883 ton. Perkebunan tebu itu terdiri dari 96.507 hektar milik swasta, 12.047 hektar perkebunan negara dan 12.260 hektar perkebunan rakyat.

Selain kelapa sawit, karet dan tebu, Propinsi Lampung juga menghasilkan kakao, kopi, kelapa, kayu manis, cengkeh, lada, vanili, kemiri dan jarak. (Salimah/Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru