PATI – Serangan terhadap calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sudah semakin intensif door to door dalam bentuk selebaran berisi kebencian. Para penyebar mendapat imbalan dari Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta.
“Wah, banyak juga duit yang anti Ganjar. Tapi ya gak mempan. Malah gak ada yang simpatik dengan cara seperti itu,” ujar Masiyo, pedagang asongan di Pasar Karaban Kabupaten Pati, Jawa Tengah kepada Bergelora.com, Selasa (24/4).
Menurutnya, masyarakat mengambil mungkin tergiur bayaran yang besar dari lawannya Ganjar Pranowo, tapi belum tentu setuju isi selebaran tersebut.
“Saharusnya ambil uangnya saja, koq malah ikutan menyebarkan. Itu pasti orang baru. Pasti dia belum dibayar. Seharusnya minta uangnya dulu,” ujarnya sambil tertawa.
Sebelumnya, tiga pelaku yang diduga menyebarkan selebaran berisi tuduhan keterlibatan Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kasus korupsi KTP elektronik ditangkap warga di Pasar Karaban Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Menurut Ketua Gerakan Nelayan Tani Indonesia (Ganti) Pati Nurhadi, ketiga pelaku yang ditangkap tersebut bernama Ahmad Sukar, Prasetyo Utomo, dan Ngarbi. Ketiganya merupakan warga Desa Pakis, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
Pati Nurhadi menduga pelakunya ada enam orang, meskipun pengakuan para pelaku hanya empat orang. Bahkan, lanjut dia, pelaku yang diduga ikut menyebarkan selebaran yang berisi kebencian terhadap Ganjar Pranowo terdapat perempuan.
“Mereka berhasil ditangkap antara pukul 08.00-09.00 WIB,” ujar Pati seperti dilansir Antara, Senin (23/4).
Sebelumnya, kata dia, para pelaku menyebarkan selebaran serupa di Pasar Kayen, kemudian pindah ke Pasar Karaban, Kecamatan Gabus, Pati.
Ketiganya, menurut Pati mengakui menyebarkan selebaran mulai pukul 07.00 WIB, kemudian mereka ditangkap seorang warga bernama Wahong, warga Desa Karaban, Gabus, kemudian dibawa ke Kantor Desa Karaban.
“Selanjutnya, para pelaku diserahkan kepada pengurus PAC PDIP Kayen dan dimintai keterangannya terkait perbuatannya itu,” ucapnya.
Ia menduga tindakan pelaku tersebut bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas Ganjar Pranowo, meskipun dalam menyebarkan selebaran tersebut tidak menyebutkan calon yang layak dipilih.
“Strategis awalnya memang menjatuhkan nama baik Ganjar, kemudian akan ada tim lanjutkan yang akan menunjukkan calon gubernur yang layak dipilih. Seorang bernama Mur mengaku pertemuan dilakukan tiga sampai empat kali,” kata Pati.
Menurutnya, dari Mur juga diketahui bahwa koordinator penyebar selebaran mendapat imbalan Rp 1 juta. Sedangkan anggota penyebar selebaran mendapat Rp 100 ribu per orang.
Targetnya adalah dalam sepekan bisa menyebar 20 rim (masing-masing 500 lembar-red) selebaran ke masyarakat.
Ketiga pelaku diserahkan ke kantor Bawaslu Pati dan langsung ditangani Sentra Koordinasi Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu).
Seperti Sampah
Sebelumnya Ganjar Pranowo pernah mengingatkan agar barisan Senkom (Sentral Komunikasi) Mitra Polri dan masyarakat harus menjadi garda depan melawan hoax, radikalisme, dan intoleransi.
“Hoaks dan fitnah ini seperti sampah yang bertebaran di alun-alun ini. Sekarang semuanya berjajar dari utara ke selatan lalu berjalan maju mengambili sampah semuanya, ayo,” kata Ganjar dalam apel anti hoaks di Karanganyar awal bulan April lalu. Saat itu juga Ganjar melakukan aksi memungut sampah bersama ratusan anggota Senkom yang langsung memunguti semua sampah baik plastik, bungkus makanan, dan kardus makanan ringan di alun-alun Karanganyar. (Saraswati)