JAKARTA – Isu 7 Kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos adalah hoax untuk menututupi rencana test baca Al-Qur’an capres dan cawapres yang sedang di siapkan oleh rakyat Aceh. Karena kalau sampai test baca Al-Quran jadi terselenggara maka, rakyat akan tahu siapa pemimpin yang benar-benar beragama Islam dan siapa yang pura-pura Islam dari capres dan cawapres Pemilu 2019. Ada dugaan seorang Capres berpura-pura Islam dan menjadi komoditi elit politik saja. Hal ini ditegaskan oleh Habib Ardy Fadilah Alkatiri dari Bekasi kepada Bergelora.com di Jakarta Jumat (4/1).
“Udahlah. Kan masalah kontainer udah diurus polisi. Hoax itu diciptakan hanya untuk menggagalkan rencana rakyat Aceh untuk test baca Al-Quran capres dan cawapres Pemilu 2019. Isu pengalihan aja, dari tim yang ketakutan kalau capresnya gak bisa baca Al Qur’an,” jelasnya.
Menurutnya, masyarakat seharusnya tidak perlu memperpanjang hoax 7 kontainer tersebut karena sudah ditangani pihak kepolisian. Ia mengatakan justru rakyat Indonesia, terutama yang beragama muslim saat ini harus segera mendesak agar Tes Baca Qur’an yang direncanakan segera terselenggara.
“Karena mayoritas pemilih beragama muslim dalam pilkada nanti. Jangan sampai umat muslim ketepu sama Capres yang pura-pura Islam dan akhirnya menyesal dunia akherat karena ketidak tahuan,”ujarnya.
Ia juga mendesak seharusnya test Baca Qur’an diselenggarakan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Indonesia dengan dasar melaksanakan aspirasi dan kepentingan publik.
“Kalau dibikin oleh rakyat Aceh dan ternyata ada capres dan cawapres yang gak bisa baca Al Qur’an, maka KPU bersalah dan bisa dituntut menipu rakyat karena menerima calon yang mempermainkan agama untuk kepentingan politik,” ujarnya.
Lagi pula kedua capres dan cawapres menurutnya sudah siap untuk tes baca Qur’an tersebut, sehingga tingga ditentukan saja tempat dan waktunya.
“Seluruh rakyat Indonesia bisa menyaksikan langsung lewat saluran televisi kemampuan para capres dan cawapres,” ujarnya.
Habib Ardy Fadilah yang saat ini aktif sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengingatkan agar masyarakat juga jangan mudah termakan Hoax karena yang rugi dirinya sendiri dan masyarakat.
“Kalau sampai menyebarkan hoax kan ketahuan bego dan pasti nanti berurusan sama polisi,” kata mantan aktivis Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) di Jakarta tahun 1990-an ini.
Soal keterlibatan Mantan Ketua Umum (SMID) Andi Arief dalam kasus Hoax 7 Kontainer ini Habib Ardy Fadilah tidak mau berkomentar banyak.
“Udahlah, dukung Tes Baca Al Quran, lupain tuh hoax 7 kontainer. Si Andi biar polisi aja yang pereksa. Dia gak bakal takut diperiksa. Udah lewat itu,” ujarnya. (Web Warouw)