JAKARTA- Saatnya bangsa ini mewujudkan mimpi bersama yaitu memastikan kesajahteraan masyarakat yang hanya bisa terwujud bila ada persatuan. Demikian Romo Benny Susetyo, Pr., anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (14/5).
“Ayo membangun kembali Demokrasi Pancasila yang mengutamakan persatuan adalah segalanya,” tegasnya.
Ia menyadari ada banyak perbedaan didalam bangsa Indonesia namun sampai hari ini tetap bersatu dan tidak boleh dibiarkan ada yang merusak atau apalagi memecah Bangsa Indonesia.
“Dalam Demokrasi Pancasila pasti ada perbedaan pandangan politik. Namun setiap sengketa harus diselesaikan secara musyawarah dan permufakatan,” tegasnya.
Dengan berbagai persoalan dan perbedaan bangsa ini menurut Romo Benny, bangsa Indonesia belajar untuk menjadi besar bersama. Pancasila sudah memberikan jalan keluarnya dalam Sila Ke Empat.
“Dengan cara mengolah perbedaan dalam perpektif Pancasila maka segara silang pendapat dan kebuntuan politik bisa dicarikan jalan keluar keluarnya,” ujarnya.
Untuk itu dibutuhkan kesadaran dan kepeloporan semua elit politik untuk menjalan Sila Ke Empat dalam Pancasila dalam menyelesaikan berbagai persoalan sehingga menjadi teladan bagi masyarakat. Ujian yang harus dihadapi para elit politik saat ini adalah menghadapi pertentangan hasil Pemilu 2019.
“Persoalannya apakah elit politik memiliki keutamaan keadaban politik dengan mengutamakan sila persatuan. Hanya jika elit politik memiliki keadaban politik maka akan menghormati proses demokrasi dengan menghormati tahapan Pemilu serta proses demokrasi,–bukan dengan pemaksaan kehendak,” tegasnya.
Ia mengingatkan jikalau para elit politik gagal menyelesaikan pertentangan hasil Pemilu 2019, maka elit politik ternyata masih menjadi benalu bagi bangsa dan negara.
“Diharapkan antar elit memiliki jiwa negarawan bukan lagi menjadi benalu negara. Sayang cita kesejahteran akan kandas karena elit politik masih menjadi benalu negara,” tegasnya.
Kegagalan elit politik dalam melaksanakan Demokrasi Pancasila dan memaksakan kehendak diluar proses demokrasi yang berlangsung, menurut Romo Benny hanya akan merusak tujuan bernegara yang ditegaskan oleh para pendiri bangsa dan negara ini ketika memproklamasikan kemerdekaan di tahun 1945.
“Dan merusak cita pendiri bangsa ketika mereka tidak bisa berlaku fairplay karena dalam demokrasi jiwa ksatria adalah keutaman dalam politik keadaban,” tegasnya. (Web Warouw)

