Sabtu, 12 Juli 2025

Trade War Trump, Menjadi Tantangan Bagi Huawei

Presiden RRC, Xie Jinping dan Presiden Huawei Ren Zhengfei. (Ist)

Menanggapi tulisan dari Ivan Sharon dari Washington Amerika Serikat, Gou Feng Xiang, seorang pengajar di Universitas Beijing memberikan pandangan dari China, tentang posisi Beijing terhadap Trade War Trump terhadap China. Tulisan keduanya ini diharap semakin membuka mata pembaca Bergelora.com di Indonesia (Redaksi)

Oleh: Gou Feng Xiang

PAGI ini dimulai dengan berita besar menyusul Keputusan Presiden Trump untuk menghancurkan Huawei. Karena harus patuh pada The Big Boss Trump, Google mengumumkan menghentikan kerjasama bisnis dengan Huawei. Huawei kehilangan akses ke updates Android untuk produk-produknya yang akan datang. Seperti dilaporkan dalam https://amp.theguardian.com/technology/2019/may/19/google-huawei-trump-blacklist-report?__twitter_impression=true

Menurut Reuters, penghentian layanan Android ke produk Huawei hanya untuk produk-produk baru nantinya, bukan produk-produk yang sudah yang sudah dapat lisensi untuk digunakan.

Apakah ini akan memukul Huawei? Ternyata Huawei sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri terhadap kejadian ini, ketika Android tidak bisa dia gunakan lagi secara optimal. Huawei sudah mengembangkan sistem operasi sendiri yang memang direncanakan untuk produk-produk baru! Mereka  sudah mengumumkannya Maret lalu. Seperti dilaporkan dalam https://amp.businessinsider.com/huawei-has-developed-android-windows-os-replacements-2019-3?__twitter_impression=true

Saat mereka mengumumkan itu, banyak yang berpikir Huawei paranoid. Kenapa harus membuang duit dengan mengembangkan sistem operasi baru? Ini susah dan perlu banyak sekali engineering  and development. Hari ini terbukti, sikap bersiap-siap dari tahun-tahun lalu ternyata menyelamatkan mereka.

Beberapa hari silam, saat CFO Huawei yang ditahan oleh Trump mengucapkan terima kasih kepada 200 ribu pegawai Huawei yang sebagian besar engineer dan  saintis atas perhatian mereka padanya. Saya berpikir,–ah mosok sampai segede itu team engineeringnya?

Kira-kira 45% dari pegawai bekerja dalam bidang Litbang. Yang mereka riset tersebar dari sistem komunikasi radio, optik, satelit, handphone, sistem operasi komputer, sampai merancang chips. Mereka juga bikin sistem database AI,– yang namanya GaussDB. Seperti yang dilaporkan dalam https://www.datacenterdynamics.com/news/huawei-launches-new-versions-gaussdb-fusionstorage/

Biaya litbang yang dibelanjakan Huawei setiap tahun berkisar antara $15-20B. Itu besar sekali, setara dengan Alphabet. Ternyata hari ini mereka mungkin menarik nafas lega sudah membelanjakan litbang sebanyak itu, dan selamat mereka dari amukan Trump.

Huawei Tetap Santai

Bukan hanya organ-organ pemerintah Amerika yang memukul Huawei, tetapi Trump mengharuskan seluruh perusahaan Amerika harus ikut membantai Huawei. Itu lebih dari ledakan nuklir.

Kalau setengah tahun dari sekarang, Huawei masih eksis santai-santai saja, itu benar-benar hal yang memalukan buat Trump. Jadi apa efek jangka panjang atas tindakan Google ini?

Artinya Huawei harus memfokuskan diri pada sistem operasi juga, lebih banyak engineer dan kapital yang dimasukkan dalam usaha ini. Ada kemungkinan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain. Dengan demikian Android bukan lagi menjadi alternatif satu-satunya diluar iOS. Dulu Nokia juga pake SymbianOS sebelum Android muncul.

Karena pasar China besar sekali, maka dengan cepat, sistem operasi baru akan diadopsi merata. Saya menduga akan banyak menerapkan AI dan grafik yang bagus untuk games.

Perlu diketahui, saat ini teknologi mobile sudah lebih bagus di luar Amerika. Mobile games paling populer bukan lagi produk Amerika, tetapi Korea Selatan dan juga China,–untuk pemakaian di China.

Tindakan Amerika benar-benar bisa memutuskan rantai teknologi global barat dan timur. Google melakukan tindakan pemutusan hubungan ini dalam keadaan terpaksa. Dalam situasi normal, gak bakalan Google akan melakukan hal yang bisa membahayakan produknya sendiri. Huawei itu produsen smartphone utama di dunia, sejajar dengan Apple dan Samsung.

Trump beberapa bulan silam memukul Google, karena Google tidak bersedia terlibat dalam proyek-proyek untuk militer Amerika. Jadi Google dalam posisi serba salah juga. Dengan adanya paksaan dari Keppres Trump, dia harus melakukan tindakan ini.

Untuk konsumen di China, urusan dengan pemutusan hubungan kerjasama dengan Google ini hampir tidak ada pengaruhnya. Memang ekosistem teknologi di China beda dengan Amerika. Banyak aplikasi andalan Google gak jalan juga di China.

Google Maps di China bisa bikin kamu kecemplung ke sungai. Mungkin banyak yang sudah memperhatikan juga, Google Maps tidak akurat di China. Restoran-restoran bisa ditaruh di tengah sungai. Itu disebabkan China menggunakan sistem koordinat lain untuk geografi.

Karena tulang punggung Huawei itu pasar di China maka pukulan Trump bukan masalah yang besar. Kalo mau jalan di China, pakelah Baidu Map. Itu pasti akurat di China.

Jika saat ini, China menggunakan ekosistem teknologi Amerika, saya yakin Huawei dalam masalah besar. Karena mereka mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat seperti saat inilah,–walaupub diboikot Amerika, mereka santai-santai aja. Kemarin China meluncurkan satelit sistem Beidou (GPSnya China) ke 45 ke orbit. Formasinya sudah hampir komplit.

Tantangan Buat Huawei

Berdekade-dekade silam, China memulai proyek Beidou ini karena tidak percaya pada GPS yang sewaktu-waktu pemakaiannya bisa diboikot Amerika. Mungkin sekarang mereka bersyukur.

Ternyata presiden sekarang Trump sangat bersedia melakukan apa saja supaya lawan negosiasi bertekuk lutut. Sehingga terlalu mengandalkan sistem dari Amerika ada resikonya. Cukup berbahaya. Tetapi untuk pasar di luar China, Huawei akan menghadapi masalah. Tidak mematikan sih, tetapi jelas bermasalah kalau tak terkoneksi ke PlayStore.

Tetapi ingat, iPhone juga gak terkoneksi ke PlayStore karena punya ekosistem sendiri. Jika sistem operasi Huawei membesar, maka pasar sistem operasi smartphone akan semakin terfragmentasi. Microsoft juga punya sistem operasi sendiri untuk smartphone yang tidak begitu sukses.

Apa yang akan terjadi ntar, sukar kita duga. Semua tergantung kekuatan Huawei, jika semakin kuat, Google bisa saja membuat sistemnya dalam public domain lebih luas untuk menghindari Keppres Trump ini. Kalau sudah public domain semua bisa pakai.

Tetapi yang jelas, ini preseden yang akan diperhatikan setiap orang, bahwa Keppres Trump bisa berakibat fatal, harus hati-hati dengan barang tersebut.

Kalau dipikir-pikir, tantangan yang akan dihadapi Huawei itu benar-benar luar biasa. Dari supply komponen-komponen chips, software dan sekarang hak pakai operating sistem tetiba dicabut. Kalau Huawei bisa keluar dari tantangan ini, waduh,–hebat banget.. itu sudah superhuman!

Hanya dengan satu tanda tangan, Trump membuat seluruh Amerika ramai-ramai menghantam satu perusahaan Huawei. Bagi Trump, Huawei harus dihancurkan dengan biaya sebesar apapun. Ayo Huawei, menyerah kagak? Kalo sudah capek, angkat tangan, siap-siap terima orang-orang Trump di puncak manajemen.

Trump tidak akan membiarkan Huawei seenaknya sehingga dia terlihat seperti pecundang. Kampanye Pilpres 2020 sudah dimulai… Pilih Kembali Trump! Trump bilang waktu itu, Amerika tidak boleh kalah dalam 5G, harus menang! Ternyata Trump berniat memenangkan dengan segala cara, termasuk mematikan Huawei dengan cara apapun karena Huawei melaju lebih jauh di depan.

Amerika Paling Protektif

Sering Amerika berteriak bahwa pemerintah negara lain membantu perusahaan negara tersebut dengan subsidi dan proteksi. Sebenarnya Amerika termasuk yang paling protektif, dan gak malu-malu membantu perusahaan Amrik yg keteter, dgn cara apapun.

Banyak orang bepikir, kalau sudah politik dunia, keputusan diambil dengan analisa yang hati-hati. Wah..  Sejarah membuktikan bahwa sering event-event penting terjadi oleh hal-hal receh. Trump termasuk presiden yang banyak dikelilingi oleh orang-orang yang sifatnya recehan dan impulsif, seperto Pompeo, John Bolton, dan lainnya.

Trump sendiri bangga dgn sifat impulsifnya. Dia selalu bilang bahwa dia membuat keputusan berdasarkan intuisinya. Dia bangga bahwa katanya intuisinya selalu benar. Presiden yang mikir dan mendengarkan kata para pakar itu Obama. Justru malah dia sering diejek gegara ciri tersebut.

For Huawei users’ questions regarding our steps to comply w/ the recent US government actions: We assure you while we are complying with all US gov’t requirements, services like Google Play & security from Google Play Protect will keep functioning on your existing Huawei device.

Pesan di atas untuk pengguna cellphone Huawei, ada kejelasan bahwa semua fitur Android yang ada di cell phone masih terus akan berfungsi normal. Sementara itu Huawei juga memberikan kejelasan bahwa support untuk produk yang sudah ada terus dilakukan.

Perusahaan-perusahaan Amerika memang dari dulu suka minta proteksi dari pemerintah. Dulu ditahun 1980-an, IBM dan Motorola dan perusahaan-perusahaan bidang lain juga minta pemerintahnya memproteksi mereka dari kemajuan Jepang.

Amerika menekan Jepang sampai teken kesediaan untuk menaikkan nilai tukar Yen secara drastis. Kebijakan naiknya Yen tersebut juga mendorong naiknya harga-harga asset tetap, terjadilah bubble economy. Kemajuan ekonomi Jepang jadi mandek sejak saat itu. Dekade-dekade sesudahnya dinamakan The Lost Decades.

Sekarang kejadian ini dipaksakan diulangi untuk China. Gabungan antara kekuatan militer, finansial,– yang kenyataan bahwa US Dollar dibuat jadi mata uang dunia sejak Perang Dunia Ke 2,– dan pasar, menjadikan Amerika berubah menjadi pembully ketika ada negara lain yang dirasakan akan mengancam posisi dominan Amerika.

Jadi, hal-hal yang terjadi belakangan ini bukan kejutan. Bedanya pada tahun 1985 AS vs Jepang dan tahun 2019 AS vs China. Namun China gak tunduk begitu saja tanpa memberikan perlawanan,–beda dengan Jepang,– Makanya jadi seru di internasional media.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru