Minggu, 13 Juli 2025

TANGKAP…! Kapolri Tito Karnavian: Ada Yang Mau Ciptakan Martir Agar Chaos

Kapolri, Jenderal Tito Karnavian. (Ist)

JAKARTA- Kapolri, Jendaral Tito Karnavian menegaskan bahwa tidak ada perintah tembak ditempak bagi pengunjuk rasa 21 Mei sampai 22 Mei 2019 ini. Ia memastikan petugas sudah bekerja sesuai standart operasi (SOP).

“Saya tidak pernah memerintahkan tembak di tempat. Kita ada SOP tahapan dari soft sampai yang hard. Ada peraturan Kalpori 2010 yang mengatur dan semua anggota sudah memahami. Semua anggota dipersiapkan juga diperiksa. Kita harap masyarakat tidak terpancing dan tetap tenang. Kita akan berusaha menetralisir situasi,” ujarnya. 

Ia juga memastikan akan meninggal kabar 6 orang meninggal kena luka tembak. Karena kita temukan sudah temuakan senjata diluar kepemilikan TNI-Polri.

“Ada kelompok-kelompok yang mau bermain pada 22 Mei. Apalagi sudah ada upaya terus menerus memprovokasi untuk menciptakan martir dan kemarahan publik,” ujarnya.

Kapolri membebekan, pada Selasa dini hari (22/5) sebanyak 300 orang pemuda dari tanah abang melempari petugas di Bawaslu dengan batu besar, konblok dan molotov dan petasan.

“Petugas melakukan defensif bertahan, sehingga anggota berusaha membubarkan. Setelah mundur personel kembali ke Bawaslu. Didatangi lagi oleh massa. Sehingga anggota mendorong sampai Tanah Abang, sebagian ke kebon kacang. Karena sudah banyak perlawanan dengan molotov, bakar ban dan lainnya. Maka anggota membubarkan dengan gas air mata. Sampai jam 4 pagi,” ujarnya.

Kapolri melanjutkan, ditempat lain di Kawasan Petamburan sekelompok anak muda menyerang asarama polisi di pinggir jalan yang dihuni anggota polisi anak dan istirinya.

“Mereka membakar kendaraan yang parkir ada 25 kendaraan terdiri dari 2 mobil dinas dan 23 mobil pribadi rusak. Sempat terjadi bentrok. Kemudian diberikan bantuan dari Sabhara dan masa dibubarkan, sebagian diamankan,” jelasnya.

Peristiwa lain di asrama polisi di Jakarta Pusat juga diserang oleh sekelompok massa Di Jatinegara ada yang membakar ban di jalan. Dari yang diamankan termasuk yang dari depan Bawaslu detemukan amplop berisi uang sebesar Rp 6 juta dalam amplop terpisah.

“Mereka yang diamankan mengakui ada yang membayar. Kita melihat juga sebagian yang melaku aksi anarkis memilik tattoo. Setelah pagi hari situasi mereda ada ambulans berisi batu dan alat pemukul lainnya. Ambulans sering dijadikan cover memasukkan barang berbahaya,” terang Kapolri.

Senjata dan Teror

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Kapolri menjelaskan bahwa dalam seminggu ini Polri sudah menangkap sejumlah orang dengan senjata api dengan tujuan membuat kerusuhan di tanggal 22 Mei. Ada 6 orang diaman kan dengan senjata api.

Pihak keamanan sudah menyita senjata laras panjang jenis M-4 dilengkapi peredam dilengkapi dengan teleskop untuk snipper.

“Kita sudah dapat info akan ada rencana pada saat aksi 22 Mei ada penembakan massa supaya menjadi martir sehingga timbul kemarahan publik. Info ini dapat 19 Mei. Pada 21 Mei kita menangkap 3 orang dengan senjata Revolver  dan Meyer 22 beserta dua dus berisi 60 butir peluru. Pengakuannya akan dipakai tanggal 22 Mei,” jelas Tito Karnavian.

Dari info intelejen senjata senjata ini akan dipakai untuk dengan sasaran aparat, pejabat juga pada massa aksi supaya ada martir.

“Untuk alasan publik marah. Yang disalahkan pemerintah,” tambahnya.

Polri juga sudah sudah selama satu bulan menangkap sejumlah teroris yang akan menungggangi aksi 22 Mei dengan melakukan pemboman.

“Ditemukan juga ada 4 senjata api dan 3 senjata pendek yang akan digunakan pada tanggal 22 Mei pada saat ribut,” katanya.

Kadiv Humas Polri, Irjen Polisi Muhammad Iqbal secara terpisah menjelaskan bahwa dari massa yang diamankan semalam semuanya berasal dari Banten dan Jawa Barat, bukan dari penduduk Jakarta.

“Ada ambulans  Partai Gerindra membawa batu dan alat alat berbahaya. Ada temuan Rp 6 juta dalam amplop yang disita. Semua sedang didalami. Yang pasti peristiwa dini hari tadi bukan massa spontan bukan peristiwa spontan tapi peristiwa settingan by disain,” tegasnya.

Ia juga menambahkan ada banyak di media sosial viral masif berita-berita bohong, yang tujuannya memang untuk memanaskan situasi.

“Kita punya banyak ahli cyber yang bekerja 24 jam yang sudah tahu akun-akun yang berhubungan dengan kelompok tertentu. Kami menjawab bahwa Brimob dan TNI tidak pernah menyerang mesjid.  Banyak foto framing mendeskreditkan Polri. Katanya bawa pasukan dari negeri seberang yang sipit-sipi. Itu bohong semua,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru