Senin, 15 September 2025

TUH KAAAN…! Setara Institute : 91% Mahasiswa Tidak Tertarik Paham Radikal

Konferensi Pers Setara Institute, Minggu (30/6). (Ist)

JAKARTA- Paham keagamaan radikal sebenarnya tidak begitu mendapat perhatian dan simpati di kalangan responden survei 1.000 mahasiswa yang dilakukan oleh Setara Institute. Lebih dari 91% responden mengaku tidak tertarik pada paham agama radikal. Hal ini disampaikan peneliti Setara Institute Noryamin Aini dalam Konferensi pers di Jakarta Pusat, Minggu (30/6).

“Hanya sekitar 3% responden secara affirmatif tertarik pada paham keagamaan radikal. Motif keterarikan tersebut, sebetulnya, tidak harus ideologis, tetapi hal itu bisa sebagai objek studi,” katanya.

Fakta ketertarikan responden pada paham keagamaan radikal diperlihatkan hanya seperlima (20%) responden mengaku pernah membaca buku tentang paham keagamaan radikal. Bahkan hanya kisaran 3% responden mengaku pernah membaca lebih dari dua buku di bidang ini.

“Secara total, data menunjukkan responden survei ini tidak begitu akrab dengan ide, minimal literatur tentang paham keagamaan beraliran radikal,” katanya.

Sebanyak 16% responden mengakui ayahnya sangat konservatif. Sekitar sepertiga lainnya mengaku ayahnya cenderung konservatif dalam visi keagamaan. Hanya sebagian responden mengaku ayahnya berfaham liberal/rasional atau modern.

Kepada responden ditanyakan 3 hal berikut, yaitu (a) perasaan-keyakinan terhadap doa-doanya didengar oleh Tuhan, (b) perasaan batin-hatinya dengan Tuhan, dan (c) agama dapat memberi ketenangan batin terhadap dirinya.

Level spiritualitas responden sangat baik. Lebih dari separo (55.4%) responden mengaku spiritualiasnya sangat tinggi. Trend kualitas spiritualitas yang tinggi ini  merata untuk responden lintas agama kecuali responden beragama Buddha dan lainnya. Responden Hindu mengaku paling tinggi tingkat spiritualitasnya.

Tingkat kepercayaan responden kepada sejumlah tokoh dengan latar belakang yang beragam. Tingkat kepercayaan responden pada pendidik dan tokoh agama masih sangat tinggi, di atas 50%. Politisi cenderung kehilangan kepercayaan di hati-kalbu responden. Selain itu, jurnalis juga cenderung tidak dipercaya oleh responden. Lebih dari 38% responden tidak percaya pada jurnalis.

“Gejala ini menarik mengingat dalam dunia komunikasi, keberadaan dan fungsi media dan pekerja media memainkan peran penting dalam dunia demokrasi,” katanya.

Sebelumnya, kepada Bergelora.com dilaporkan, Setara Institute merilis hasil survei soal model beragama pada 10 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Hasilnya, responden yang diteliti dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan UIN Bandung menunjukkan bercorak agama paling fundamentalis.

Setara Institute menggunakan metode kuantitatif dalam penelitiannya. Jumlah responden mencapai 1.000 orang dari 10 PTN di Indonesia. Ke-10 kampus yang diteliti yakni Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Mataram, UIN Jakarta, dan UIN Bandung. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru