JAKARTA- Pidato Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden 2019 seharusnya lebih visioner dengan memastikan hak-hak asasi manusia, hak-hak asasi perempuan, kelompok disabilitas terpenuhi pada periode kedua pemerintahannya 2019-2024. Hal ini disampaikan oleh Damairia Pakpahan, pelopor gerakan perempuan kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (15/7).
“Memang Pak Jokowi menyinggungnya namun itu belum cukup. Mesti dengan pendekatan hak asasi manusia. Demikian pula keadilan transisi mestinya bisa dimulai pada periode kedua ini yang dimulai beberapa tahun lalu, namun sayangnya Pak Jokowi distigma komunis,” ujarnya.
Dengan demikian maka Presiden Jokowi dapat penyelesaian berbagai kasus pelanggaran HAM berat yang sangat membutuhkan keberanian seorang Presiden seperti Jokowi. Hal ini karena berbagai kasus pelanggaran berat dari yang sudah puluhan tahun sampai yang baru saja terjadi bisa mendapatkan keadilan yang semestinya.
“Juga hak-hak Pekerja Rumah Tangga mesti segera disahkan dengan Undang-Undang Perlindungan PRT yang lama terbengkalai. Janji Pak SBY untuk meratifikasi ILO Convention 187 tentang kerja layak mesti dituntaskan Pak Jokowi,” tegasnya.
Selain itu menurut Damai, perlindungan dan keamanan bagi para pembela hak asasi manusia. Agar ada warisan pemerintahan Jokowi yang progresif-transformatif,” jelasnya.
Menurutnya Visi Indonesia yang disampaikan Presiden Jokowi jangan hanya soal pembangunan fisik semata tanpa menyentuh persoalan pelanggaran HAM yang sudah bertahun tahun terbengkalai terabaikan.
“Janganlah sampai menimbulkan kesan pemerintahan Pak Jokowi melulu pembangunanisme. Pendekatan berbasis hak asasi manusia mesti mewarnai pemerintahan Pak Jokowi,” ujarnya.
Pegang Pancasila
Sebelumnya Presiden Jokowi menegaskan agar seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tetap berpegang teguh pada Pancasila dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini disampaikan dalam pidatonya sebagai presiden terpilih di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7) malam dalam pidatonya sebagai presiden terpilih dalam acara bertajuk Visi Indonesia yang dihadiri puluhan ribu relawan.
“Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bersama kita sebagai saudara sebangsa! Tidak ada toleransi sedikit pun bagi yang mengganggu Pancasila! Yang mempermasalahkan Pancasila! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak mau ber-Bhinneka Tunggal Ika! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga suku lain, dan etnis lain,” ujarnya.
Jokowi juga mengingatkan tentang cita cita kemerdekaan 1945 yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
“Perlu saya ingatkan bahwa mimpi-mimpi besar hanya bisa terwujud jika kita bersatu! Jika kita optimis! Jika kita percaya diri! Kita harus ingat bahwa negara kita adalah negara besar! Negara dengan 17 ribu pulau. Dengan letak geo-politik yang strategis. Kita adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika! Memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Demografi kita juga sangat kuat! Jumlah penduduk 267 juta jiwa, yang mayoritas di usia produktif,” paparnya. (Web Warouw)