Seni instalasi ‘Getah-Getih’ barusan dibongkar dari pusat Ibukota Jakarta. Makna instalasi itu bisa panjang lebar. Namun hasil seni yang menghabiskan anggaran negara Rp 550 juta, hanya berakhir menjadi onggokan rongsokan tak berguna. Maria Pakpahan sebagai pengamat seni budaya menulis buat pembaca bergelora.com,–membandingkannya dengan seni instalasi yang lain, yang dibuat di Bali dan di Skotlandia, United Kingdom. Agar di Indonesia, seni juga bisa bermanfaat. (Redaksi)
Oleh: Maria Pakpahan
INSTALASI getah-getih yang diletakkan sebelum ASIAN Games tahun lalu, kemarin dibongkar. Umurnya tidak sampai setahun. Bahkan seniman pembuatnya hanya berharap instalasi dari bambu tersebut bisa bertahan 6 bulan saja. Paling lama hingga February 2019 lalu. Akhirnya instalasi yang menelan biaya 550 juta rupiah harus diapkir. Entah akan dipasang ulang dimuseum atau bagaimana nasibnya?

Instalasi yang berdasarkan informasi yang saya kumpulkan sebenarnya mencoba menangkap semangat pasukan Majapahit yang membawa bendera dan disanggah 73 tiang bambu yang menyimbolkan 73 tahun kemerdekaan Indonesia. Getah artinya putih, getih berarti merah. Artinya putih dan merah. Majapahit sudah memakai bendera ini. Adapun bambu melambangkan perlawanan Indonesia. Sekitar 1.500 bambu dipakai untuk instalasi ini yang diselesaikan Joko Ivanto dalam watau seminggu!
Bambu memang biogradable, bisa didaur ulang. Juga instalasi ini instalasi seni bukan monumen. Ini semua diutarakan senimannya.
Menjadi soal saat mayoritas publik tidak ngeh atau merasa lekat pada karya ini yang bisa disebabkan 2 kemungkinan yaitu, pertama, tidak connected alias gak nyambung karena karya tersebut tidak berhasil menggugah imajinasi publik. Gagal menyentuh akar. Justru pada publik dari berbagai komentar yang muncul yang saya amati, ada yang menyebut seperti tanaman lengkoas raksasa, ada juga yang menginterpretasikan seperti sepasang kekasih yang kasmaran berkelindan.

Sebagai perbandingan patung Dewi Sri di Bali yang dibuat dari anyaman bambu karya seniman Tampak Siring memakan biaya Rp 25 juta dan tentunya sosok Dewi Sri mengakar dalam imaginasi masyarakat Bali. Hal ini yang gagal dari instalasi getah- getih yang dibongkar kemarin.
Instalasi Oor Wullie – Berakar dan Berguna
Karena saya tinggal di United Kingdom saya ambil contoh instalasi seni terbaru di Skotlandia yang dilakukan di ruang publik terbuka. Alam Skotlandia yang cuacanya jelas berbeda jauh dengan DKI Jakarta.
Berakar : Mengapa berakar? Sosok atau karakter Oor Wullie, sebenarnya dari buku komik yang diketahui publik,–karena dibaca selama 80 tahun,–lintas generasi. Wullie sendiri sesungguhnya cara orang Skotlandia menyebut nama William.

Sosok Wullie sebagai anak muda yang jenaka, suka tertawa dan sangat digemari publik Skotlandia. Wullie berakar dalam imaginasi masyarakat Skotlandia. Ada 200 patung Wullie sebesar manusia musim panas 2019 ini,–sejak Juni lalu,– sudah bisa ditemui di berbagai titik-titik strategis kota.
Di ibukota Edinburgh sendiri, ada 60 patung instalasi Wullie. Juga di kota-kota seperti Glasgow, Aberdeen, Dundee dan Inverness. Adapun instalasi ini dibuat seperti lintasan yang bisa menikmati publik. Melihat Oor Wullie dengan pesan yang berbeda.
Ada instalasi Oor Multicultural Wullie yang dipasang di airport Edinburgh. Ada juga instalasi Wullie yang mensupport LBGT+ (Lesbian, Biseksual, Gay dan Transgender +) dengan pesan seni yang inklusif.
Tertulis pada instalasi Wullie tersebut “Oor Wullie, an iconic character, champions the LGBT movement and gives support and love to everyone, regardless of their sexual orientation.”
Selain di lima kota tersebut di atas, instalasi Wullie ini juga muncul di titik-titik penting di dua kota lainnya di Skotlandia,–Perth dan Stirling. Bahkan di atas gunung tertinggi di Britania Raya yakni Ben Nevis di Skotlandia, ada juga instalasi Wullie yang kocak ini. Karena kekocakannya ia diingat dan dicintai rakyat Skotlandia. Bahkan pernah disebut favourite son of Scotland! Padahal jelas fiktif.
Namun berhasil menangkap imajinasi publik Skotlandia tentang orang seperti apa yang menyenangkan karena tampil apa adanya,–terkadang konyol tetapi jenaka. Publik merasa lekat, lekat, nyambung. Instalasi Wullie mengakar.
Adapun berguna saya maksudkan disini,– karena dari 200 patung instalasi setinggi dan seukuran tubuh manusia ini, juga dibuat sekitar 350 buah mini Wullie yang akan dijual. Bahkan dari pengalaman instalasi Wullie tahun 2016 di kota Dundee berhasil mendapatkan £ 900.000. Coba saja konversikan ke rupiah! 15,727 milyar rupiah lebih terkumpul dari penjualan instalasi Wullie setelah selesai dipasang di luar dan dinikmati masyarakat luas. Jadi tentu berguna.
Untuk instalasi 2019 musim panas ini diharapkan instalasi Wullie akan juga bisa mengumpulkan dana yang sudah direncanakan untuk rumah sakit anak-anak dan kegiatan amal sosial berkaitan kesehatan anak dan bayi baik di kota Edinburgh maupun Glasgow.
Dari pengalaman ini bisa ditarik pelajaran bahwa selain seni itu inklusif, seni juga berguna bagi publik dan dengan perencanaan yang matang bisa membawa berkah bukan hanya ke senimannya semata,–seni jadi berguna buat sesama!

