Kamis, 13 November 2025

MANTUL NIH….! Hasto Wardoyo: BKKBN Perlu Rebranding Visi Baru dan Siapkan Bidan-Bidan Desa

Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K). (Ist)

JAKARTA- Untuk menggelorakan kembalikan semangat Keluarga Berencana, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sedang mempersiapkan rebranding terhadap visi baru. Tujuannya adalah agar keluarga berencana menjadi pola kehidupan masyarakat Indonesia seperti dimasa lalu. Hal ini disampaikan  Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K) kepada Bergelora.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Kita harus bisa seperti dulu. Setiap orang hapal menyanyikan lagu Mars Keluarga Berencana. Di desa desa, semua kelompok masyarakat menyampaikan program “Dua Anak Cukup”. Branding terhadap visi dan slogan keluarga berencana nancap dikepala seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ini karena kampanye yang gencar, masif dan terus menerus,” demikian jelasnya.

Kampanye dan sosialisasi dengan berbagai cara dilakukan oleh pemerintah dari tingkatan pusat sampai desa. Berbagai perlombaan disetiap peringatan hari nasional dipakai untuk kampanye dan sosialisasi KB. Disetiap arisan sampai pertemuan dan rapat-rapat resmi sipil maupun militer, tidak pernah lupa di tegaskan pentingnya Keluarga Berencana. Menurut Hasto Wardoyo, semua itulah yang berhasil membangun mindset dan kesadaran pada setiap keluarga untuk ber KB.

“Kalau mindset masyarakat sudah terbangun, maka akan menjadi kesadaran setiap keluarga secara sukarela untuk memasang memakai alat kontrasepsi. Karena ada rasa malu kalau anak lebih dari dua orang. Karena semua orang akan saling mengingatkan terus menerus,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pemasangan alat kontrasepsi adalah masalah tehnis belaka, namun kalau mindsetting tidak terbangun, maka tidak ada kesadaran setiap orang untuk membangun keluarga secara terencana. Padahal menurutnya Keluarga Berencana adalah fondasi dasar untuk membangun bangsa ini.

“Dari keluarga berencana, kesehatan masyarakat akan terkendali. Angka kelahiran otomatis terkendali. Gizi masyarakat terkendali. Di atas masyarakat tersebutlah pendidikan, kerja, produksi, inovasi dan kreasi akan bisa lebih cepat mendorong pembangunan bangsa ini,” ujarnya.

Untuk itu menurut Hasto untuk membangun Sumberdaya Manusia seperti yang digariskan oleh Presiden Jokowi, tidak ada lain maka semua kekuatan yang ada saat ini harus difokuskan pada pembangunan keluarga.

“Tidak boleh ada satu keluargapun di Indonesia ini terlepas dari program keluarga berencana. Seperti dulu, semua pejabat sipil maupun militer wajib mengkampanyekan dan mensosialisasikan kembali program-progam keluarga berencana. Semua sektor masyarakat harus bergerak, dari nasional, provinsi, kota dan kabupaten sampai ke desa-desa mengaktifkan semua keluarga menjadi bagian dari keluarga berencana,” tegasnya.

Peran Bidan Desa

Hasto menjelaskan bahwa saat ini BKKBN memiliki 18 ribu tenaga keluarga berencana PNS, belum termasuk bidan-bidan desa yang akan adalah ujung tombak keberhasilan keluarga berencana. Petugas pelayanan di desa namanya Peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD). Sub PPKBD di dusun merupakan partisipasi masyarakat desa yang jumlahnya 1 juta lebih. Mereka bekerja sebagai Penyuluh KB (PKB) dan Petugas Lapangan KB (PLKB)

“Dulu di setiap desa pasti ada bidan desa. Sekarang sebagian besar bidan cuma dijadikan pegawai administrasi di puskesmas. Sekarang Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang seharusnya sebulan sekali tidak jalan. Dengan semangat baru, kedepan, semua keluarga baru Indonesia memiliki program berencana. Sehingga berbagai masalah kesehatan masyarakat terkendali. Jangan ada lagi penambahan gizi buruk, gizi kurang. Karena angka kelahiran bisa terkendali. Sehingga bangsa ini bisa fokus memperkuat generasi berikut” jelasnya.

Untuk itu BKKBN menurutnya saat ini sedang menyiapkan revitalisasi, rebranding visi, menyiapkan program dan slogan baru yang harus siap sebelum akhir tahun 2019, agar dapat segera dilaksanakan.

“Kami akan menyiapkan sayembara membuat branding dan slogan baru. Desember ini harus sudah selesai. Semua kalangan kami harap bisa ikut terlibat bersama-sama membangun keluarga-keluarga Indonesia yang kuat,” tegasnya.

Hasto juga mengingatkan untuk daerah yang kurang penduduknya perlu ditambah penduduknya dengan solusinya lebih fokus membantu yang sulit hamil.

“Karena hampir 10 sampai 15 % banyak pasangan usia subur ternyata sulit hamil,” tegasnya. (Web Warouw)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru