PRAMBANAN – Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko menilai perlunya torehan budaya Indonesia dalam pengembangan teknologi. Hal ini disampaikan Budiman saat ditemui di sela-sela perhelatan Kemah Budaya yang digelar oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Selasa (23/7).
“Di era teknologi 4.0 seperti saat ini ada enggak torehan nusantara?,” tanya Budiman.
Dia tidak memungkiri saat ini sudah banyak start up yang dibuat oleh anak bangsa. Namun karya mereka, meski diakui bagus masih mengadopsi torehan bangsa lain.
“Betul buatan Indonesia, tapi mencerminkan budaya Indonesia enggak? Itu Amerika karena lahir dari sensasi corporate driven innovation. Itu kan semangat silicon valley,” ucap dia.
Sementara pesaing Amerika, yaitu Tiongkok punya state driven innovation dalam setiap produknya.
“Mereka (Tiongkok-red) menanamkan watak. Pancasila? Bisa enggak memberikan kontribusi untuk teknologi yang hendak kita kembangkan?,” ucap dia.

Namun Budiman pun tak mau pesimistis. Soalnya dia melihat Indonesia punya ekosistem dan komunitas yang bisa jadi modal.
“Kalau Amerika private biz entrepreneurship, China punya state biz entrepreneurship, barangkali Indonesia butuh community base entrepreneurship. Ini belum ada di dunia,” ucap dia.
Tinggal bagaimana komunitas dan ekosistem yang ada ini mampu berkolaborasi dengan birokrasi dan korporasi.
“Harus masuk ke birokrasi (dan-red) korporasi. Hari ini dunia industri juga harus mengikuti perkembangan riset,” ucap dia.
Hari Ketiga KBKM
Kepada Bergelora.com dilaporkan, pada penyelenggaraan hari ketiga KBKM Selasa (23/7) di Prambanan dititikberatkan pada presentasi dari kelompok-kelompok. Setelahnya presentasi tersebut akan dibawa untuk diskusi terbuka di Lapangan Siwa. Pada sesi ini presentasi maupun inovasi yang ditawarkan oleh tiap kelompok telah dimulai. Setelahnya kembali diselenggarakan forum inspirasi tentang ide dan inovasi yang dapat dilakukan untuk pemajuan kebudayaan.
Kegiatan pada hari ketiga dilanjutkan dengan kuliah umum tentang STEAM dan Pemajuan Kebudayaan yang akan disampaikan oleh Budiman Sudjatmiko. Kuliah umum ini menjadi pengetahuan akan hasil yang ingin diraih dalam pemajuan kebudayaan melalui STEAM.
Di akhir KBKM, akan diadakan pameran 132 purwarupa dan penjurian terhadapnya untuk menghasilkan seleksi atas 50 purwarupa potensial dari 50 kelompok. Kemudian, pasca-KBKM, 50 purwarupa potensial ini akan difasilitasi untuk dikembangkan menjadi purwarupa versi beta dan akan dipamerkan pada acara puncak Pekan Kebudayaan Nasional 2019 mendatang.
Dalam KBKM, pengembangan purwarupa berupa aplikasi digital, yang berbasis platform yang memungkinkan interaksi antar-pengguna atau dengan kata lain terjadi gotong royong digital. Selain itu, KBKM melalui purwarupa berbasis aplikasi digital ini berupaya mendorong user-generated content, sebagai basis mekanisme crowsourcing.
KBKM juga berusaha memaksimalkan fungsi geotagging sebagai basis data geo-spasial. Melalui karya yang diciptakan kaum muda tersebut, tentu saja akan sangat membantu memecahkan tantangan pemajuan Kebudayaan di Indonesia dan tentu saja dapat membahagiakan seluruh lapisan masyarakat. Sebab itu tema besar KBKM adalah Kaum Muda Berkarya, Indonesia Bahagia.
Pada malam hari peserta KBKM juga disuguhi hiburan-hiburan untuk melepas penat setelah seharian berada di dalam kelas. Hiburan berupa Seni Tari oleh Melati Suryodarmo, Seni Teater oleh Roka Teater, Pemutaran Film dan Diskusi dengan komunitas film di Yogyakarta pada Film ‘Banda: The Dark Forgotten Trail’, ‘Historical Trail atau Jejak Sejarah (Plaosan, Prambanan, Bubrah, Sewu, Lumbung dan Gana).
Gelar Seni Musik dimeriahkan oleh Rslide serta puncaknya akan ditutup dengan pagelaran musik oleh ‘Sisir Tanah’, ‘NDX Aka’ dan ‘Rururadio Berkaraoke’. (Windarti)