Selasa, 7 Oktober 2025

SIKAAAT…! Gubernur Arinal Gusar, Tolak Impor Kopi dan Singkong !

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. (Ist)

BANDAR LAMPUNG – Komitmen Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menjadikan petani lampung berjaya nampaknya bukan Lips Servis semata.  Hal itu terlihat dalam curahan kemarahan gubernur kepada para pimpinan Redaksi media di Lampung saat tatap muka di ruang rapat gubernur, di Lampung, beberapa waktu lalu.

Gubernur kecewa dan marah besar tentang adanya impor kopi dan singkong yang masuk ke lampung. Menurutnya, bila hal itu dibiarkan maka akan menghambat program Lampung Berjaya disektor pertanian.

Seperti diketahui, sektor pertanian adalah komoditas utama mata pencarian warga lampung. Terlebih, kampanye politik saat pilgub, Arinal-Nunik berjanji akan mensejahterakan petani di lampung melalui berbagai kebijakan dan program yang memihak kaum tani.

“Saya benar-benar marah adanya impor kopi dan singkong. Bagaimana nasib petani kalau barang impor hasil pertanian masuk Lampung,” cetusnya.

Karena itu, Arinal Djunaidi melarang impor kopi dan singkong masuk Lampung. Gubernur tampak marah dengan pengusaha yang melakukan impor singkong.

“Saya sangat sedih dengan kementerian yang memberi rekomendasi masuknya hasil pertanian impor ke Lampung,” ujar Arinal.

Arinal menegaskan akan memperjuangkan kepentingan petani.

“Kalau persoalannya harga bisa dirundingkan. Tapi jangan seenaknya pengusaha impor hasil pertanian. Sementara Lampung lumbungnya,” kata Arinal.

Gubernur Arinal juga gerah dengan maraknya produk-produk kopi impor yang berada di mall dan kaffe termasuk di Bandara. Padahal kopi-kopi itu dari Lampung. Tapi setelah ke Lampung menjadi minuman kopi yang mahal.

Gubernur juga memaparkan sejumlah program strategis yang sedang dilakukannya guna mewujudkan Lampung Berjaya. Dalam masa kepemimpinannya yang belum genap dua bulan, Gubernur terus “berlari” agar visinya dalam Rakyat Lampung Berjaya segera terwujud.

Berkat usahanya menyakinkan sejumlah Menteri Kabinet Kerja Presiden Jokowi, melalui menggunakan Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN) sejumlah program strategis dari sektor pertanian, perkebunan, hingga infrstruktur akan akan dilakukan di Provinsi Lampung.

Lumbung Ternak Nasional

Adapun sejumlah program strategis tersebut antara lain menargetkan agar Lampung menjadi Lumbung Ternak Nasional, guna memenuhi kebutuhan konsumsi jangka pendek maupun pembibitan pada masa mendatang.

“Kami telah menemukan formulanya bagaimana memperbanyak ternak sapi yakni melalui breeding. Saya mendapatkan 1 ekor jantan dan 1 ekor betina yang beratnya mencapai 2 ton dari Kementerian Peternakan untuk bisa dikembangkan sebagai inseminasi buatan,” ungkap Arinal. 

Selain menargetkan menjadi lumbung ternak nasional, Gubernur juga akan meningkatkan daya saing komoditas unggulan Lampung seperti kopi, coklat singkong dan udang akan ditingkatkan produksinya sehingga dapat diekspor.

Produksi kopi Lampung dari 0,78 ton/hektare akan ditingkatkan produksinya menjadi 4 ton/hektare. Secara tegas, Gubernur juga menekankan menghentikan impor kopi dari Vietnam. Saat ini vietnam dapat menghasilkan 7 ton/hekatre. Lampung belum bisa seperti itu, namun untuk mengejar produksi, Gubernur Arinal akan mengembangkan bibit kopi Lampung menjadi 4 ton/hektare.

“Penanaman kopi itu nantinya tidak harus ditanam di  kawasan hutan, tetapi dapat ditanam dengan memanfaatkan lahan sendiri. Bukan hanya kopi, coklat juga ditingkatkan produksinya,” ujar Gubernur.

Gubernur juga akan berjuang mengatasi harga jual singkong yang semakin terpuruk dengan mencarikan solusinya.  Misalnya, mengatasi murahnya harga singkong, dengan tidak mengizinkan singkong impor masuk Lampung.

“Singkong kita nomor satu, tapi kenapa harus impor. Pasti ada yang tidak benar. Impor singkong tidak boleh lagi terjadi,” tegasnya,

Sedangkan untuk mempendek mata rantai distribusi hasil pertanian, Gubernur akan membangun terminal agribisnis di wilayah selatan. Terminal ini akan menjadi pusat niaga hasil pertanian bukan hanya di Lampung tapi juga daerah Sumatera lainnya.

“Tempat ini multifungsi, Bukan hanya produksi, tetapi juga tempat pengemasan dan pemasaran, akan ada juga fasilitas cold storage,” tutur Arinal.

Gubernur juga mengungkapkan adanya revitalisasi Terminal Rajabasa yang ditargetkan akan rampung pada akhir November 2020. Sebanyak Rp40 miliar akan digulirkan Pemerintah Pusat untuk merevitalisasi terminal ini, termasuk membangun mal pelayanan publik. (Salimah)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru