JAKARTA- Mantan Staf Khusus Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menyampaikan perlunya persiapan serius untuk menghadapi Megathrust 9,2. Hal ini disampaikan setelah guncangan gempa di Banten 7,4 SR, Jumat (2/8) kemarin.
“Persiapan menyambut datangnya Megathrust saya mengusulkan di bawah koordinasi Menteri pertahanan. Untuk menyelamatkan manusia dan aset vital dan strategis. Gempa, tsunami dan sejenisnya itu ibarat musuh menyerang namun hanya bisa dihadapi dengan cara bertahan,” katanya kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (3/8).
Sekjen Partai Demokrat ini juga meminta agar pemerintah segera mengaudit semua bangunan bertingkat setelah gempa semalam.
“Pak Gub @aniesbaswedan dan Kemenpupera sebaiknya segera mengaudit semua fly over dan gedung bangunan bertingkat setelah gempa 6,9 semalam serta gempa lain sebelumnya. Apakah ada dampak dan bagaimana antisipasi kemungkinan megathrust 9,2. Mudah2an Tuhan masih memberi waktu cukup,” katanya.
Hal serupa menurutnya bagi penyelenggara jasa internet dan telekomunikasi, perbankan serta sumah sakit untuk membuat back office menyelamatkan dan membuat back up data di tempat yang relatif aman.
“Gempa dan Tsunami Jepang 2011 yg persiapannya bagus, gagal selamatkan dokumen medical,” ujarnya.
Retakan
Sebelumnya kepada Bergelora.com dilaporkan, retakan terlihat pada dinding salah satu apartemen di Kebagusan, Jakarta Selatan, setelah gempa bermagnitudo 7,4 terjadi di Banten. Retakan terlihat mulai dari lantai bawah hingga atas Apartemen Kebagusan City. Pengelola apartemen memastikan retakan tersebut merupakan bentuk keberhasilan dari sistem dilatasi untuk meredam gempa.
“(Sebelumnya) nggak ada. Muncul setelah gempa. Tapi kalau sebelumnya memang sudah ada, tapi tipis. Saya kurang perhatikan, ya,” kata salah satu penghuni apartemen, Nia, Jumat (2/8/2019).
Dia mengatakan retakan tersebut terlihat jelas. Menurutnya, retakan itu terlihat seperti sambungan yang merenggang.
Retak terlihat di dinding apartemen di JakselRetakan terlihat pada dinding apartemen di Jaksel usai gempa mengguncang. (Foto: dok. Istimewa)
“Retakan lumayan gede. Info tepatnya ke pengelola ya. Kalau aku lihat itu retakan gede banget, kaya sambungan gitu sih. Kalau aku lihat itu persis temboknya depan lift kalau posisi dari dalam ya,” ucapnya.
Dihubungi belakangan, Kepala Keamanan Kebagusan City Bernard PW menyatakan bahwa retak yang tampak terlihat di bangunan apartemen itu merupakan efek dari sistem dilatasi atau deletasi. Fungsi dari sistem itu adalah untuk meredam dari gempa.
“Itu adalah ruang hampa difungsikan untuk meredam guncangan ketika gempa. Kalau gempa itu memang retak. Kalau tidak retak malah sebenarnya gedung itu pasti bermasalah. Di semua gedung pasti ada semacam itu,” tutur Bernard.
Lalu bagaimana dengan retakan akibat sistem peredaman gempa itu? Bisa dilakukan penambalan secara terukut dalam waktu dekat.
“Nanti tinggal kita tambal nanti kita benerin lagi ngga masalah. Bangunan yang baik itu malah seperti itu,” sambungnya. (Web Warouw)