Kamis, 21 Agustus 2025

LPEC: Usaha Real Bukan Bisnis Rencana (Bagian 5)

A. Khoerussalim Ikhs., Direktur LP Entrepreneur College dan peserta workhop SMK Negeri 10 Kota Bekasi beberapa waktu lalu. (Ist)

LPEC menyusun kurikulum untuk memastikan seluruh pesertanya menjadi pengusaha secara riil dan tidak terjebak pada “bisnis rencana” dan atau hal lain yang tidak bisa diimplementasikan. LPEC ingin melahirkan pelaku bisnis yang jatuh, bangun dan sukses benar-benar tahu apa yang terjadi dilapangan bisnisnya. Bergelora.com memuat tulisan keempat dari lima seri tulisan A. Khoerussalim Ikhs., Direktur LP Entrepreneur College menjelaskannya. (Redaksi)

Oleh: A. Khoerussalim Ikhs.

LPEC-lah yang akan memberikan jawabannya dan menghujamkannya ke dalam diri anda sehingga potensi terhebat anda melecut menjadi sesuatu yang fenomenal dan dahsyat dalam kehidupan masa depan anda, khususnya dalam berbisnis. LPEC akan menjadikan modal besar yang ada di setiap individu tersebut merasuk menjadi kekuatan yang tereksplorasi secara baik bagi setiap peserta pelatihan kewirausahan untuk menjadi kekuatan tangguh yang tumbuh dari dalam diri sendiri.

Karena seluruh peserta datang dari latar belakang yang berbeda maka sesi awal satu hari ini wajib diikuti semua peserta sampai selesai. Inilah sesion untuk menyamakan persepsi dan  menyatukan visi dan misi mengapa kita semua ada di lembaga LPEC dan apa yang akan kita lakukan bersama setelah anda semua ada didalam gerakan One Family One Entrepreneur yang menjadi visi besarnya LPEC. Acara selanjutnya akan diikuti oleh penjelasan dan atau pengumuman lainnya dari manajemen LPEC untuk proses pendampingan selanjutnya.

Pelatihan kewirausahaan industri kecil menengah di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, November 2019. (Ist)

Progam Pendamping Bisnis

Pendampingan bisnis ini akan berlangung selama 10 kali pertemuan setiap dua minggu sekali. Inilah pertemuan tatap muka yang wajib diikuti semua peserta setiap dua minggu sekali selama 3 bulan.

Pertemuannya secara teknis berlangsung di lokasi bisnis peserta dan atau mentor pendampingnya. Peserta wajib datang ke alamat yang diberikan manajemen LPEC setiap ada sesi pendampingan bisnis.

Pertemuan berlangsung dari jam 09.00 – 14.00 atau sekitar 5 jam (@ 60 menit). Atau, bisa saja di waktu lain seperti dari jam 18.00 – 23.00, yang penting berkisar 4-5 jam  dalam setiap sesi pertemuannya. Hari dan tanggalnya akan disepakati bersama saat pertemuan pertama berlangsung dan atau mengikuti jadwal yang sudah ditentukan manajemen LPEC.

Mentor yang akan didatangkan ke peserta mengumpul dan atau peserta yang akan mendatangi tempat usaha/tinggal para mentornya. Secara teknis manajemen LPEC akan menginformasikan selambat-lambatnya 3 hari sebelum halaqoh (pertemuan kelompok) tersebut berlangsung via email, sms, WhatsApp,BBM, dan media sosial lainnya.

Pertemuan dibuat bergiliran di tempat usaha yang selalu berbeda dimaksudkan supaya mentor benar-benar bisa hadir sebagai konsultan bagi bisnis peserta. Dengan cara seperti itu maka bisnis yang diajarkan bukanlah teori tanpa implementasi, namun implemantasi yang dikuatkan dengan argumen-argumen yang realistis,bahkan tidak jarang itu adalah pengalaman yang sangat inspiratif untuk ditularkan. Apa yang dilakukan dalam pendampingan ini merupakan sesuatu yang membumi dan implementatif, bukan sesuatu yang mengawang sekedar berteori.

Hadirnya konsultan bagi pelaku bisnis pemula dan atau pelaku UMKM sangatlah penting dan sangat diperlukan. Namun demikian menghadirkan konsultan bagi sebuah bisnis UMKM sangatlah mahal sehingga tidaklah mampu untuk membayarnya. Namun demikian kabutuhan akan konsultan bagi pelaku UMKM sangatlah diperlukan. Kebutuhan itu nyata adanya. Untuk itulah program ini dihadirkan LPEC untuk memastikan seluruh pelaku UMKM yang menjadi anggotanya memperoleh konsultan yang berkualitas dengan biaya yang sangat murah.

Hal tersebut karena LPEC ingin melahirkan pelaku bisnis yang nyata sukses di lapangan. Bukan sekedar kesuksesan akademik seperti Fakultas Ekonomi yang ada di berbagai perguruan tinggi dan atau sekedar berteori seperti para pengamat dan atau komentator. Sekali lagi, seluruh kurikulum ini dirancang untuk memastikan seluruh pesertanya menjadi pengusaha secara riil dan tidak terjebak pada “bisnis rencana” dan atau hal lain yang tidak bisa diimplementasikan. Kita ingin melahirkan pelaku bisnis yang jatuh, bangun dan sukses benar-benar tahu apa yang terjadi dilapangan bisnisnya.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru