JAKARTA- Kelesuan ekonomi akhir-akhir ini sudah dirasakan langsung oleh para pedangan kecil. Pemerintah diminta segera hadir mendampingi untuk terus memberikan semangat dan mencarikan jalan keluar bagi mereka. Hal ini disampaikan oleh Khoerussalim Ikhs., Direktur LP Entrepreneur College Jakarta kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (9/12).
“Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di pasar-pasar manapun saat ini membutuhkan kehadiran pemerintah. Jangan diam. Setidaknya memberikan semangat dan mencari jalan keluar bersama,” ujarnya.
Khoerussalim mengingatkan bahwa sumbangsih pelaku bisnis UMKM terhadap keberlangsungan ekonomi negara sangatlah besar. Maka negara harus hadir di tengah keloyoan mereka menghadapi situasi pasar dan perekonomian global yang kian tak menentu.
“Hadirnya negara kepada pelaku bisnis kecil itu membuktikan bahwa negara tidak abai dan selalu berkeinginan untuk membina pelaku bisnis dimanapun berada,” ujarnya.

Menurut Khaerusallim, kelenturan bisnis UMKM ini adalah kekuatan yang akan terus menopang ekonomi dalam negeri jika terus diberdayakan.
Sebelumnya, para pengusahanya mengeluh kepada Dinas Koperasi dan Usaha mikro kecil menengah atau (UMKM) Jakarta Utara untuk mencarikan solusinya sepinya pembeli. Hal ini diungkapkan Drs. Darmadi, kepala Bagian UMKM Jakarta Utara dihadapan peserta workshop Kewirausahaan dan Pengembangan UMKM se Jakarta Utara di Pusat Pelatihan Tempat Kumpul Kreatif (TKK) Permai, Jakarta Utara, Senin (1/12) lalu.
Menurutnya, memang semakin banyak para pedagang di Pasar Ular, Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara yang terkenal dengan barang-barang sisa ekspor atau produk-produk impor itu mengeluh lesu pembelinya. Fenomena sepi pembeli nampaknya juga bukan hanya melanda para pengusaha kecil di Pasar Ular saja. Mereka yang di Pasar Tanah Abang, Cililitan, Kramat Jati, Johar Baru, Tanjung Duren, Glodok dan beberapa pasar lainnya di Jakarta, rata-rata juga melaporkan sepi pembeli.

Darmadi kemudian mengundang LP Entrepreneur College Jakarta untuk memberikan materi workshop sehari.
“Sekalian memberikan motivasi kepada para pengusaha kecil itu biar mereka tidak patah arang alias kehilangan harapan disaat kondisi ekonomi kita secara umum memang melemah. Mereka harus dibuat tetap semangat walau sesulit apapun keadaannya saat ini,” kata Darmadi.
Bisnis Online
Khoerussalim Ikhs., Direktur LP Entrepreneur College kepada para peserta Workshop menjelaskan bahwa dampak menurunnya ekonomi global yang mempengaruhi situasi pasar-pasar dalam negeri dengan daya belinya yang menurun.
“Tentu saja itu bukan faktor tunggal. Faktor perubahan perilaku konsumen yang kini beralih berbelanja lewat daring alias online juga sangat memberikan dampak bagi kelesuan bisnis mereka yang membuka lapak secara offline di pasar-pasar atau mall,” ujarnya.
Untuk itu menurutnya, para pelaku bisnis harus jeli dan pandai-pandai membaca situasi supaya bisa mengantisipasi strategi yang pas untuk produk-produk bisnisnya. Hari ini hampir semua orang sudah menggunakan gadget dalam berkomunikasi. Dengan alat tersebut pasar dimanapun dapat di jangkau.
“Jika kemajuan teknologi online ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh palaku bisnis, maka siap-siap saja bisnis kita akan tumbang. Karena kita tak mampu bermetamorfosis ke dalam situasi baru yang terus berubah,” ujarnya.
Perilaku pasar yang kian berubah memaksa semua pihak, terutama para pengusaha, untuk terus mengantisipasinya dan mencari solusi-solusi alternatif supaya bisnisnya bisa terus up date dan lentur dengan keadaan yang terus berkembang.
“Dari bisnis offline, kita harus belajar dan bisa menggunakan bisnis online dengan menggunakan tehnologi yang sudah dipakai luas di masyarakat. Agar kita bisa terhubungan dengan pasar dimanapun,” ujarnya.
Kebijakan Dinas Koperasi dan UMKM Jakarta Utara dengan memberikan wawasan dan motivasi kepada pelaku bisnis kecil seperti yang di pasar Uler Jakarta Utara ini merupakan kebijakan yang tepat.
Acara workshop kewirausahaan bagi pengembangan UMKM di Jakarta Utara ini adalah kerjasama beberapa pihak yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Utara bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Jakarta Utara dan LP Entrepreneur College Jakarta.
Selain tujuannya untuk memberikan motivasi kepada pelaku bisnis kecil di pasar-pasar, BPN juga melakukan sosialisasi soal sertifikat tanah dan teknik pemanfatannya untuk permodalan bagi pelaku bisnis. Karena problem permodalan juga faktor yang sangat memberikan kontribusi besar kesuksesan bisnis seseorang.
Dengan sosialisasi dari BPN diharapkan masyarakat jadi tahu bagaimana memperoleh alternatif-alternatif pembiayaan dengan ‘menyekolahkan’ sertifikat tanahnya yang aman. Karena tanah yang sudah bersertifikat bisa dijadikan kolateral atau jaminan kredit jika seorang pengusaha membutuhkan permodalannya. Namun yang terpenting bisnisnya harus sehat dan memberikan return yang baik supaya pengembalian pinjaman modalnya tidak menyulitkan bagi sang pengusaha itu sendiri kelak.
Walau Badai Menerpa
Worsksop sehari itu disambut antusias oleh para pelalu bisnis dari pasar-pasar di Jakarta Utara. Salah satunya, Pak Eko, seorang pengusaha kaca mata yang melihat pentingnya workshop yang diisi oleh LP Entrepreneur College Jakarta itu.
“Acara seperti ini penting pak. Sebab kita-kita pengusaha kecil dihadapkan pada kekuatan besar yang kami sendiri juga tidak tahu bagaimana semua kelesuan ekonomi ini mesti terjadi. Kami tidak bisa dan tidak cukup mampu membuat alternatif-alternatif bisnis yang seperti apa yang harus kita jalani disaat sulit seperti ini,” ujarnya.
Dengan adanya motivasi dan workshop ini kita para pedagang kembali bersemangat semangat menjalankan usaha walau dalam keadaan sesulit apapun hari-hari ini.
“Karena keluarga kami harus makan. Anak-anak harus sekolah. Semua hidup ini hari-hari butuh biaya. Kami harus terus optimis menjalankan bisnis-bisnis ini apalagi tadi sudah diberikan motivasi yang sangat berguna bagi kami,” ujarnya.
Ia meminta agar Khoerussalim dan LP Entrepreneur College Jakarta lebih sering lagi mengadakan workshop serupa agar lebih banya lagi pelaku bisnis UMKM yang bisa dijangkau.
“Kalau ada acara serupa selama masih di Jakarta, tolong beritahu kami agar kami bisa datang lagi,” kata Eko.
Bu Elis, pengusaha sepatu di Pasar Ular, Koja, Jakarta Utara juga antusias sekali mengikuti worshop ini.
“Saya dapat semangat baru walau keadaan bisnis saya lagi kembang kempis. Sayang sekali worshop ini cuma sehari,” katanya.
Di tengah ekonomi nasional yang melambat akibat pengaruh melemahnya ekonomi global dunia maka hadirnya negara memberikan motivasi dan semangat lewat worshop atau pelatihan bagi para pelaku bisnis tentulah akan disambut positif selalu. Kepada para pelaku bisnis UMKM harus terus diberikan motivasi agar kuat bertahan walau badai tak henti-hentinya menerpa bisnis mereka.
“Yakinlah para pelaku bisnis UMKM, sesulit apapun bisnis kita saat ini, pastilah kita akan jauh lebih sulit jika kita tidak memiliki bisnis. Maka itu teruslah berjuang untuk bisnis-bisnis kita,” ujarnya. (Web Warouw)