JAKARTA- Banjir sejabodetabek dari 1 Januari 2020 sampai hari ini disebabkan tidak adanya warning dari BMKG kepada masyarakat, khususnya kepada Presiden Jokowi dan Gubernur Anies Baswedan. Hal ini disampaikan Roy Pangharapan dari Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (2/1)
“Ini yang membuat Pak Jokowi ke Yogyakarta dan Anies santai-santai nyanyi bersama warga Jakarta. Walau malam akhir tahun 31 Desember sudah hujan deras tapi dianggap tak ada ancaman serius di tahun baru. Curah hujan tinggi disebut tidak termasuk DKI Jakarta,” demikian ujarnya.
Karena tidak ada warning waspada banjir maka masyarakat dan pemerintah tidak kaget dan tidak siap.
“Seharusnya seperti warning bahaya gunung api akan meletus. PVMBG memberikan masukan dan warning ke pemerintah. Pemerintah dan BNPB segera mengungsikan rakyat, seperti 15 tahun ini,” ujarnya.
Jadi menurut Roy Pangharapan, kuncinya di peringatan dini dari BMKG ke masyarakat dan pemerintah tentang waspada banjir, bukan sekedar memetakan curah hujan dan petir.
“Pelajaran banjir awal tahun ini jangan sampai terulang lagi. Karena tidak ada warning, korbannya meluas dan tidak bisa secara cepat ditangani,” ujarnya.
Roy Pangharapan juga mengingatkan agar masyarakat mematuhi perintah dari Kepala BNPB agar masyarakat pinggir kali segera mengungsi.
“Kalau terlambat, maka akan jatuh korban lagi. Masyarakat harus segera mengungsi menjauhi sungai dan situ mencari tempat yang lebih aman,” tegasnya.
BMKG Tanpa Warning
Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini mengenai prakiraan cuaca di malam jelang pergantian tahun. Malam tahun baru 2020 di DKI Jakarta, BMKG memperkirakan hujan petir melanda sebagian besar ibu kota.
“Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara pada sore hingga malam hari,” bunyi peringatan dini yang disampaikan BMKG melalui situs resmi, Selasa (31/12) pagi.
BMKG menyebut potensi hujan disertai kilat/petir akan melanda wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Utara, hingga Kepulauan Seribu. Sementara itu wilayah Jakarta Timur berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang.
Sementara itu prakiraan suhu udara di tiga daerah yang berpotensi dilanda hujan petir berkisar 24 hingga 32 derajat celcius. Kelembapan dalam rentang 75 hingga 100 persen. Sedangkan kelembapan Kepulauan Seribu di malam pergantian tahun berkisar 80 hingga 95 persen.
BMKG sebelumnya telah memperingatkan mengenai cuaca ekstrem secara umum di Indonesia jelang libut natal dan tahun baru.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut distribusi curah hujan naik cukup signifikan di sejumlah wilayah Indonesia. Curah hujan meningkat di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jabodetabek, Jawa Barat, Tengah, dan Timur, Sulawesi Selatan, dan Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
“Akibat faktor dinamika atmosfer skala regional dan lokal terkini yaitu adanya Monsun Asia yang mulai menunjukkan aktivitas signifikan,” kata Dwikorita, awal pekan kemarin.
Kondisi ini mengakibatkan peningkatan massa udara basah, terbentuknya pola konvergensi, perlambatan, dan belokan angin di beberapa wilayah.
“Suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia yang masih hangat dan mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita. (Web Warouw)