Minggu, 13 Juli 2025

Sejarah Indonesia Pada 15 Januari Mirip Roller Coaster

Christianto Wibisono, Ketua Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia. (Ist)

Peristiwa Kerusuhan 15 Januari 1974 yang dikenal dengan Makar 15 Januari (Malari) diperingati setiap tahunnya oleh para pelaku sejarah. Christianto Wibisono, Ketua Pendiri PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia) membuat catatan pendek untuk pembaca Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Christianto Wibisono

SELAMAT PAGI, Selamat Hari Darma Samudera, 15 Januari 1962. Tanggal 15 Januari akan merupakan banyak tanggal bersejarah dengan berbagai variasi. Berikut link kolom Dahlan Iskan tentang hari bersejarah hari, 15 Januari 2020: https://www.disway.id/r/802/jebakan-resmi

Sedang bagi Indonesia juga ada sejarah konflik politik internal kita sendiri. Bagi Indonesia 15 Januari punya sejarah mirip roller coaster.

Tahun 1962, Deputi KSAL Komodor Jos Sudarso gugur ketika mencoba menyusup ke Irian Barat. Gara gara hal itulah KSAU pertama dan terlama, Suryadarma diberhentikan karena dianggap gagal memberi perlindungan kepada ekspedisi itu.

Kemudian Kolonel Omar Dani jadi KSAL ke-2. Naik pangkat langsung jadi Marsekal Muda pada 19 Januari 1962. Tapi Irian Barat tidak jadi perang, karena diplomasi Presiden Kennedy dan Adam Malik, sebagai Dubes RI untuk Uni Soviet, menjadi juru runding dan meneken persetujuan New York pada 17 Agustus 1962.

Sebetulnya Bung Karno layak dapat Nobel, tapi sayang Panglima Tertinggi  ABRI ini melanjutkan operasi ganyang Malaysia dan malah keluar dari PBB, gara-gara Malaysia jadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 1965. Indonesia malah jadi satu-satunya anggota PBB yang pernah keluar tapi kemudian masuk lagi, karena memang konyol sekali mengisolasi diri di luar PBB.

Selanjutnya pada  1974, meletusnya kerusuhan anti Jepang, Malari yang sebetulnya merupakan konflik Ali Muropo vs Jenderal  Sumitro.

Sekarang ini pada tingkat global kalau jadi, maka penandatanganan perjanjian dagang AS-RRT akan masuk karma sejarah global, yang semoga berdampak positif bagi kesejahteraan umat manusia dan dunia. Bukan malah berlarut-larutnya kondisi perang dagang model perang dingin.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru