KENDARI- Partai Rakyat Demokratik (PRD) mengecam tindakan represi yang dilakukan oleh aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara dan penangkapan pada kader PRD, mahasiswa dan warga Desa Polara Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabbupaten Konawe Kepulauan. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Komite Pimpinan Wilayah PRD, Sulawesi Tenggara, Badaruddin kepada Bergelora.com di Kendari, Senin (4/5).
Penangkapan ini terkait konflik agraria antara wraga dengan perusahaan tambang pasir krom PT. Dermawan Berjaya Mining. Akibat penangkapan yang dilakukan secara repsesif tersebut satu orang Kader PRD yang di tangkap atas nama Muamar dan 1 orang warga bernama Hasrudin sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.
“Selain itu juga ada 2 orang tertembak oleh polisi yaitu 1 mahasiswa bernama Firman, tertembak bagian tangan, dan 1 orang warga bernama Adam tertembak di bagian pinggang, sekarang masih dalam perawtan di RS Abunawas Kendari,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PRD, Agus Jabo Priyono menegaskan agar Kepolisian harus menghentikan cara represif dalam menangani setiap konflik agraria yang terjadi antara rakyat dan pemilik modal. Kepolisian harus mengabdi kepada kepentingan negara dan bangsa bukan mengabdi kepada kepentingan pemilik modal.
Menurutnya PRD tetap akan berjuang bersama rakyat dengan mengirimkan kader-kadernya untuk melakukan advokasi bersama. Cara yang paling ampuh adalah dengan terlibat dan berjuang rakyat.
“PRD akan mengirim kader untuk berjuang bersama dengan masyarakat. Mereka akan melakukan advokasi. Kalau partai lain kampanye, maka kita akan berjuang langsung. PRD akan mengedepankan pergerakan. Kita pernah berkemah dulu di Perhutani untuk membantu masyarakat desa yang direbut lahannya. Itulah cara kami berpartai,” jelasnya Agus.
Agus juga menjelaskan, kini partainya juga akan berkonsentrasi agar bisa ikut dalam Pemilu 2019. Ia pun mempunyai keyakinan partainya kini mempunyai peluang.
“Masyarakat Indonesia kini sedang kecewa. Kita hadir untuk mengobati rasa kekecewaan itu. Karenanya, kita akan menjadi partai pengobat kekecewaan masyarakat, solusi bagi masyarakat,” tegasnya.
Terkait penangkapan paksa aktifis Partai Rakyat Demokratik (PRD) oleh Kepolisian Resort Kendari Provinsi Sulawesi Utara, menurut pihak kepolisian cuma diamankan dan saat ini berada Mapolres.
“Saat ini Muamar dan 1 orang warga Hasrudin di Polres Kendari, karena sudah dilakukan surat pemanggilan dua kali, mereka pelaku pembakaran,” ujar Kapolres Kendari AKBP Ilham melalui telepon genggamnya kepada Gagasanriau.com Minggu malam (3/5).
Terkait adanya penembakan kepada warga, Kapolres AKBP Ilham mengakui memang ada warga yang tertembak, namun dikatakannya hanya ada satu warga yang tertembak.
“Hanya dengan peluru hampa dan peluru karet dan gas air mata, mereka menghadang kita sewaktu akan membawa dan mengamankan Muamar,”ungkap Kapolres.
Para aktifis ini ditangkap karena menurut Ilham, saat terjadi pembakaran konflik agraria antara warga dengan perusahaan tambang pasir krom PT. Dermawan Berjaya Mining pada bulan Maret yang lalu. (Udin)