Rabu, 19 November 2025

Catatan Kritis: Sulawesi Utara Belum Hebat!

Christian Eto Pua. (Ist)

Pilkada Serentak 2020 termasuk di Sulawesi Utara akan dilaksanakan 9 Desember 2020. Rakyat kembali dijejal berbagai janji dan omong kosong. Sudah waktunya rakyat memiliki pemimpin-pemimpin yang membawa jalan keluar bagi semua persoalan rakyat. Christian Eto Pua, menuliskannya untuk rakyat Sulawesi Utara. Penulis adalah Ketua Umum MKGR Sulut 2014 – 2019, Bendahara Umum Brigade Manguni Indonesia 2010 – 2015, ketum Aperindo Sulut 2013 – 2018, Ketua Biro Tenaga Kerja, koperasi, wiraswasta tani dan nelayan Partai Golkar Sulut 2004 – 2007, Wakil Bendahara Partai Golkar Sulut 2007 – 2009, Wakil Ketua Partai Golkar Sulut 2009 – 2019. (Redaksi).

Oleh: Christian Eto Pua

KALAU saya bilang SULUT HEBAT di hadapan rakyat kebanyakan, saya akan dibilang biongo (tolol-red). Soalnya fakta-fakta  kemiskinan masih  jadi potret rakyat pinggiran di keseharian. Generasi baru dari pedesaan dan perkotaan banyak yang susah mendapat pendidikan yang layak, susah dapat kerja, dan susah cari makan. Generasi baru pedesaan terpaksa turun gunung  meninggalkan desa sekaligus meninggalkan sektor pertanian yang masih tetap potensial.

Kalau saya bilang SULUT HEBAT di hadapan para guru, dosen, dan mahasiswa saya akan dituduh papandusta (tukang tipu-red) dimuka publik. Soalnya kualitas pendidikan Sulut merosot dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak generasi milenial yang putus sekolah dan putus kuliah. Konflik-konflik kelembagaan pendidikan tinggi dan menengah juga menjadi fakta baru yang ikut melemahkan citra dan kualitas pendidikan kita.

Kalau saya bilang SULUT HEBAT di hadapan petani, saya akan diusir. Soalnya sektor pertanian belum maju-maju ke industrialisasi. Lagi pula harga-harga komoditas andalan rakyat Sulut terus merosot. Potensi ekonomi kelapa dan  cengkeh kini benar-benar ada di titik terendah dan sungguh mengecewakan. Apalagi sudah ada penetrasi kapitalisasi perkebunan sawit.

Kalau saya bilang SULUT HEBAT di hadapan para tukang dan kontraktor, saya akan dimarahi. Soalnya, banyak proyek pembangunan infrastruktur  terkatung-katung, lambat realisasinya, dan pekerjaannya didominasi kelompok tertentu.  Bahkan ada beberapa proyek strategis yang masih bertahan di konsep dan cita-cita.

Tol Manado Bitung sepertinya tidak akan bisa diresmikan Oktober 2019 sesuai target yang diberikan Presiden Jokowi. Ringroad III Winangun-Malalayang juga tertunda dan tertunda lagi. Soal jalan Tol Manado-Tomohon dan Manado-Amurang, jangan dulu bermimpi terlampau jauh. KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Bitung sudah 5 tahun penuh dengan rencana MOU. Waduk Kuwil dan Lolak belum ada progres untuk segera diresmikan satu dua tahun ke depan. Proyek Interchanges Kairagi dan Pelebaran Ringroad Dua belum tuntas hingga kini.

Kalau saya bilang SULUT HEBAT dalam bidang pariwisata, saya akan diprotes para sopir online karena turis China sangat jarang pakai taxi online. Juga akan diprotes pengusaha restoran and hotel kelas menengah ke bawah, soalnya turis China dimonopoli oleh jaringan kapitalis pariwisata. Juga akan diprotes oleh Tanta Bajual (ibu penjual-red) durian di trotoar Jalan Boulevard,– soalnya turis China mo beli durian cuma deng doi picis. (beli murah-red).

Kalau saya bilang SULUT HEBAT dalam pembangun politik, saya akan dapa mata basar. (Diplototin-red) dari kaum Marhaen dan Nasionalis Sejati. Soalnya pendidikan politik, kaderisasi, and rekrutmem kepemimpinan politik di Sulut sangat kental dengan kolusi, nepotisme, dan dinasti politik.

Kalau saya bilang SULUT HEBAT dalam bidang pembangunan  cadangan energi, tanta-tanta mo baveto (diomelin ibu rumah tangga-red). Soalnya so 20-an tahun sampai sekarang Sulut mati-mati lampu truss. Bahkan untuk menjamin ketersediaan listrik, terpaksa Kontrak Kapal Genset dari Turky sejak 5 tahun terakhir ini. Bayangkan saja kalau benar KEK Bitung dan KEK Likupang beroperasi dua tiga tahun depan, mo ambe listrik dari mana? (Dapat listrik dari mana?-red)

Kalau saya bilang SULUT HEBAT membangun kehidupan beragama, solidaritas sosial, dan adat budaya lokal,– saya akan ditegur keras oleh beberapa pemuka agama dan pimpinan Ormas Adat. Soalnya, sekarang ini banyak pemuka agama gemar pasiar luar negeri, tergoda hedonisme dan materialisme, padahal kelembagaan agama sedang dilanda konflik. Juga banyak pemuka agama jadi pesuruh politik atau jadi tim sukses. Pemimpin Ormas Adat juga akan protes, mereka akan menunjuk peristiwa Fahry Hamzah di  kusu-kusu (semak-semak-red) dan pembongkaran paksa waruga-waruga (situs sejarah minahasa-red) di Kuwil.

Jadi, saya tidak ingin menggunakan narasi-narasi hebat, ditengah fakta-fakta kehidupan yang memang belum hebat.

Tetapi, saya tetap punya harapan, semoga nanti kita akan dipandang sebagai masyarakat yang diandalkan dan mendapat penilaian hebat oleh anak keturunan kita.

Catatan kecil ini tentu tidak dimaksudkan merendahkan individu-individu yang terus berjuang dengan kerja keras, kreatif berinovasi.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru