Sabtu, 5 Juli 2025

BERSIAAAAP…..! 4 Gunung Berapi Berstatus Siaga, 13 Waspada

Gunung Ili Lewotolok kembali meletus, Senin (1/12). (Ist)

JAKARTA- Sebanyak 4 gunung berapi di Indonesia berstatus Siaga dan 13 gunung lainnya berstatus Waspada. Melansir situs resmi Magma Indonesia, berikut beberapa gunung api di Indonesia yang berstatus siaga per 29 November 2020: 1. Gunung Sinabung, Sumatera Utara (level III atau siaga) 2. Gunung Ile Lewotolok, Nusa Tenggara Timur (level III atau siaga) 3. Gunung Karangetang, Sulawesi Utara (level III atau siaga) 4. Gunung Merapi, DIY dan Jawa Tengah (level III atau siaga)

Sementara itu, berikut daftar gunung api di Indonesia berstatus waspada: 1. Gunung Ibu, Maluku Utara (level II atau waspada) 2. Gunung Kerinci, Jambi, Sumatera Barat (level II atau waspada) 3. Gunung Rinjani (level II atau waspada) 4. Gunung Sangeanapi (level II atau waspada) 5. Gunung Rokatenda (level II atau waspada) 6. Gunung Api Dukono, Maluku Utara (level II atau waspada) 7. Gunung Banda Api, Banda Neira, Maluku (level II atau waspada) 8. Gunung Semeru, Jawa Timur (level II atau waspada) 9. Gunung Anak Krakatau, Lampung (level II atau waspada) 10. Gunung Gamalama, Maluku Utara (level II atau waspada) 11. Gunung Bromo, Jawa Timur (level II atau waspada) 12. Gunung Soputan, Sulawesi Utara (level II atau waspada) 13. Gunung Agung, Bali (level II atau waspada).

Sementara itu sebelumnya, sebanyak tiga gunung berapi meletus dalam waktu berdekatan. Yang terbaru adalalah Gunung Api Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya dalam waktu berdekatan Gunung Semeru, Jawa Timur juga meletus. Sementara Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Sinabung sudah juga sudah lebih aktif sejak beberapa waktu sebelumnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa Gunung Api Ili Lewotolok kembali erupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi kurang lebih 700 meter dari atas puncak, atau 2.123 meter di atas permukaan laut pada hari Senin ini pukul 23.20 WITA.

Berdasarkan hasil pemantauan Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam oleh seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dengan durasi kurang lebih 2 menit 25 detik.

Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan kenaikan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau ‘Siaga’ setelah terjadi erupsi dan adanya peningkatan aktivitas gunung api pada Minggu (29/11).

Dengan penetapan status gunung tersebut, maka PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya pada radius 4 kilometer dari puncak.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dibantu tim gabungan dari instansi dan unsur terkait lainnya mengevakuasi para warga yang tinggal dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Ili Lewotolok.

Berdasarkan laporan yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin pukul 22.00 WIB, ada sebanyak 4.628 jiwa yang telah dievakuasi di 7 titik pengungsian.

Adapun sebaran pengungsian tersebut meliputi Kantor Bupati lama sebanyak 3.672 jiwa, Aula Ankara 148 jiwa, Kelurahan Lewoleba Tengah 140 jiwa, Tapolangu 287 jiwa, Desa Baopana 15 jiwa, Kantor BKD PSDM 338 jiwa dan Lapangan Harnus ada sebanyak 28 jiwa.

Gunung Semeru Meletus

Sebelumnya, Gunung Semeru meletus, Minggu (29/11). Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim), Satriyo Nurseno menyebutkan, meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu ditandai dengan keluarnya guguran lava. Peningkatan aktivitas Semeru diketahui sejak Jumat (27/11).

Lava dari Semeru keluar dari Kawah Jonggring Saloko. Tak hanya itu, kepulan asap juga terpantau lebih tebal dari biasanya. Keluarnya lava dari Gunung Merapi juga diiringi dengan letusan. Terakhir ada tiga kali letusan yang teramati dengan tinggi asap berwarna putih tebal mencapai 100 meter ke arah barat daya. Sementara guguran lava terpantau mencapai 13 kali dengan amplitudo terekam 12 mm lama gempa 1994 detik.

Rekomendasi PVMBG menyatakan bahwa masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif, yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas.

Gunung Merapi Erupsi

Kepada Bergelora.com dilaporkan, sebelumnya, Erupsi terjadi pada Gunung Merapi di Jawa Tengah. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan bahwa Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan, setelah statusnya dinaikkan menjadi Level III atau ‘Siaga’ pada Kamis 5 November 2020.

“Letusan efusif yang dapat terjadi sewaktu-waktu itu akan memiliki kesamaan dengan erupsi 2006,” kata Hanik dalam siaran pers BNPB seusai diskusi bertajuk “Erupsi Merapi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan” melalui media daring, Minggu (29/11) lalu.

Menurut dia, pada kondisi tersebut lantas tidak menutup kemungkinan akan terjadi erupsi yang bersifat eksplosif. Hanya saja, pihaknya memperkirakan bahwa apabila memang terjadi letusan eksplosif, maka tidak akan sebesar erupsi pada 2010.

Ia mengatakan, prediksi letusan bersifat efusif itu didapatkan berdasarkan sejumlah fakta temuan secara periodik, yang mana hingga sejauh ini tidak terpantau adanya indeks kegempaan vulkanik dalam.

Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun dari pengamatan, gas yang dapat mempengaruhi pola erupsi telah terlepas secara berangsur-angsur dan pola kegempaan memiliki kesaman dengan pra erupsi pada 2006.

“Karena terjadinya kegempaan vulkanik dalam itu tidak ada (tidak terpantau alat). Tidak ada tekanan berlebih dari dapur magma. Pola kegempaan juga mirip 2006. Gas-gas terilis lebih dulu,” katanya.

Sinabung Masih Aktif

Sementara itu, aparat gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), masih meningkatkan patroli di dalam kawasan zona merah Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut).

Kepala BPBD Kabupaten Tanah Karo, Natanail Paranginangin mengatakan, kegiatan patroli ditingkatkan untuk mengantisipasi masuknya warga ke lokasi desa yang masuk dalam kategori zona larangan. Petugas mengantisipasi meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung.

“Tim gabungan yang melakukan patroli ini dibagi dalam beberapa kelompok, dan menyebar melakukan pemantauan ke pemukiman warga di Kecamatan Naman Teran, Merdeka, Berastagi, dan Dolat Rayat di Kabupaten Tanah Karo,” ujar Natanail Paranginangin, Minggu (29/11).

Natanail menyampaikan, lokasi yang disebutkan itu merupakan kawasan yang rawan jika Gunung Sinabung kembali erupsi. Lokasi itu berada pada radius 3 km dari puncak Sinabung, sekitar 5 km untuk sektor Selatan-Timur, dan 4 km untuk Sektor Timur-Utara.

“Selain meningkatkan patroli di kawasan zona merah, petugas juga disiagakan menjaga setiap pintu masuk menuju kaki Sinabung. Sebab, banyak jalan yang biasa digunakan warga untuk bisa menuju desanya. Kita sering menemukan kasus ini. Petugas menyuruhnya balik,” ungkapnya.

Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra menyampaikan, aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Sehingga, belum ada kepastian akan terhentinya erupsi gunung merapi yang aktif sejak September 2010 lalu itu.

“Selama aktivitas Sinabung meningkat, masyarakat diharapkan terus mengikuti petunjuk dari pemerintah. Anjuran pemerintah patut dilaksanakan agar tidak ada korban jiwa jika Sinabung kembali erupsi. Warga dilarang masuk ke zona merah,” sebutnya. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru