JAKARTA- Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Kota Bogor, dr Sari Chandrawati, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, untuk saat ini IGD di RSUD Kota Bogor ditutup sementara.
“Oksigen tabung sulit saat ini. Untuk saat ini kami belum buka (IGD, red),” kata dr Sari, Kamis (15/7). “(Karena, red) Oksigen tabung kami konsentrasikan untuk pasien rawat inap yang saat ini banyak menggunakan NRM. Di mana kebutuhan per pasien 15 liter/ menit,” sambungnya.
Kepala Seksi (Kasi) Medik Rawat Jalan RSUD Kota Bogor, dr Yuyung, menegaskan bahwa pelayanan IGD RSUD Kota Bogor ditutup sejak Rabu (14/7) siang.
“Mulai Rabu (14/7) siang (tutup, red). Tapi untuk ibu hamil dengan Covid-19 dan non-Covid-19 masih kita layani,” katanya.
Untuk mengantisipasi persoalan ini berkepanjangan, ia mengaku pihaknya saat ini tengah mengupayakan membuat IGD oksigen central.
“Tapi perlu waktu untuk membangun sarana pipa ini. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi saat ini,” ujarnya.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, menjelaskan persoalan stok oksigen saat ini memang belum aman.
“Sekali lagi ini, masih belum aman. Semua masih kondisinya mengkhawatirkan dan sudah kami laporkan. Kami harap pemerintah pusat memberi perhatian khusus untuk menambah pasokan oksigen ke lima titik stasiun (depot, red) di Kota Bogor,” harapnya.
Apalagi, tegas Bima Arya, pemerintah daerah diminta tetap waspada terhadap ketersediaan oksigen. Termasuk tenaga kesehatan (nakes), tempat isolasi, dan lainnya.
“Ini harus segera diatasi. Karena oksigen tidak ada bukan hanya meningkatkan angka kematian, melainkan mengurangi ketersediaan tempat tidur atau BOR. Jadi sekarang IGD kosong. Padahal tempat tidurnya ada, karena tidak ada oksigennya. Jadi oksigen ini penting sekali ya,” kata Bima.
Minimnya ketersediaan oksigen di wilayah Kota Bogor saat ini mulai terasa. Hal ini terbukti dari membeludaknya antrean di sejumlah depot pengisian ulang oksigen yang ada di Kota Bogor.
Salah satunya terjadi di depot pengisian ulang oksigen yang berlokasi di Jalan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan. Depot Trio Sejati itu langsung diserbu begitu dibuka pemiliknya pada Kamis (15/7).
Bahkan, warga rela antre berjam-jam sebelum depot pengisian oksigen tersebut dibuka. Hal itu pun dibenarkan juru parkir setempat, Mulyadi. Ia mengatakan, antrean sudah terjadi sejak tiga hari lalu. Warga memenuhi depot tersebut sejak pukul 16:00 WIB.
“Sebelum depot buka, sudah pada datang. Antre. Tabungnya dijajarin sampai keluar,” terang Mulyadi.
Mulyadi menuturkan, depot tersebut dibuka pemiliknya tergantung pasokan oksigen medis dari pemasok. Namun, sudah beberapa hari terakhir ini depot tersebut baru buka antara pukul 16:00–17:00 WIB.
“Kemarin baru datang jam empat sore, tadi jam lima sore langsung buka. Kalau oksigen habis, pagi sampai sore nggak buka. Nunggu pasokan datang lagi,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang warga Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal, Toto, mengaku sudah keliling mencari depot pengisian ulang oksigen medis yang ada di Kota Bogor, namun sebagian besar tutup karena sudah habis. “Di Budi Agung tutup, di Kebonpedes, di Sukasari juga tutup. Saya dapat kabar di sini mau buka,” kata Toto.
Toto kemudian bergegas menuju depot yang berada di kawasan Barutulis itu sambil menenteng tabung oksigen berukuran 2 m3.
“Saya tiba jam 16:30 WIB, sudah antre. Katanya ada yang dari jam 14:00 WIB antrenya. Saya sendiri baru kebagian jam 19:00 WIB,” beber Toto.
Toto mengaku oksigen medis itu akan digunakan untuk istrinya yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, oksigen tersebut hanya digunakan saat istrinya mengalami sesak napas.
“Nggak full pemakaian. Cuma kalau berasa sesak dipakai oksigen,” ujar pria berkacamata itu.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, di tempat yang sama, Regi Darmawan, warga Ciawi, Kabupaten Bogor, juga mengaku kesulitan mencari depot pengisian oksigen medis untuk kakak kandungnya yang saat ini menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Ia pun harus rela antre dan bersabar dengan warga lainnya.
“Biasanya ngisi di Ciawi, tapi tadi tutup. Kalau ini sih dipakainya cuma buat malam saja, karena kakak saya suka berasa sesaknya malam hari,” ujar Regi.
Sementara itu, Indri, pemilik depot oksigen Trio Sejati menyebut kelangkaan oksigen di Kota Bogor terjadi sejak dua pekan terakhir. Sehingga, volume penjualannya juga berkurang.
“Pengirimannya juga nggak tentu. Kadang sore baru datang. Akhirnya sore juga baru kita buka buat melayani warga,” imbuhnya.
Saat ini, lanjut Indri, di tempat usahanya itu hanya melayani pengisian oksigen saja. Sebelumnya, mereka juga menyediakan tabung untuk dijual.
“Mengisi sendiri sama beli tabung. Tapi stok tabung habis. Untuk harga, di sini tidak ada kenaikan sama sekali. Dari sebelum pandemi sampai sekarang tetap harganya,” tandasnya. (Adi Syafruddin)