JAMBI- Sumur minyak ilegal yang meledak dan membakar kawasan PT Agronusa Alam Sejahtera (AAS) di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari, Sabtu (18/9) lalu ternyata melibatkan seorang perwira polisi. Tim Ditreskrimsus Polda Jambi sudah mengamankan oknum polisi tersebut di lokasi ledakan.
“Dari lokasi ledakan sumur minyak ilegal di Batanghari, kami menangkap oknum polisi berinisial DR. Saat ini masih diperiksa di Mapolda Jambi,” kata Direskrimsus Polda Jambi Kombes Pol. Sigit Dany Setiyono, Senin (20/9). Menurut dia, oknum polisi tersebut bertugas di Polres Batanghari.
Menurut Sigit, DR sudah tiga kali melakukan pencobaan pengeboran minyak, sejak awal Agustus 2021 lalu. DR berperan sebagai pemodal. Dia bekerja bersama dengan beberapa pelaku yang saat ini sedang dalam pengejaran petugas. “Pelaku sudah tiga kali melakukan upaya pengeboran. Upaya ketiga ini yang berhasil,” jelasnya.
Selain menangkap seorang polisi, tim juga mengamankan seorang pekerja pengeboran sumur minyak ilegal (illegal drilling) berinisial HS. Yang bersangkutan mengalami luka bakar 80 persen akibat kejadian itu. Kini dirawat di RS Bhayangkara. Saat ini Polisi juga masih memburu seorang pemodal berinisial UJ yang kabur setelah kejadian.
Sebelumnya, sumur minyak ilegal di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari tepatnya di wilayah Konsesi PT AAS meledak dan membakar hutan seluas 2 hektare di kawasan itu. Hingga kini api belum bisa dipadamkan akibat kebakaran tersebut. Tim penanganan karhutla masih melalukan pemadaman di atas lahan yang terbakar akibat illegal drilling.
Kejadian kebakaran tersebut pertama kali dilaporkan oleh Satgas Udara Karhutla Provinsi Jambi pada hari Sabtu (18/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Api diperkirakan berasal dari sumber titik illegal drilling yang diawali percikan api saat eksploitasi minyak ilegal.
Menurut Sigit, sampai Senin kemarin kondisi api masih belum padam karena apinya sangat besar yang bersumber dari salah satu titik sumur minyak Ilegal yang memiliki sumber gas. Adapun ketinggian api mencapai 20 meter.
“Api berasal dari ledakan sumur pengeboran minyak illegal yang disebabkan percikan api saat proses eksploitasi minyak illegal. Sampai saat ini, api masih menyala. Satgas masih melakukan mitigasi bencana untuk menanggulangi kebakaran agar tidak semakin meluas,” jelasnya.
Saat ini, Satgas Karhutla Provinsi Jambi terus berusaha melakukan mitigasi bencana melalui operasi water bombing untuk melokalisasi api agar tidak meluas. Operasi pemadaman juga dilakukan oleh personel pemadaman darat yang dibantu Polres, Kodim, serta BPBD Kabupaten Batanghari dan Sarolangun bersinergi dengan PT REKI dan PT AAS.
“Mulai kemarin sudah dilakukan operasi water bombing 110 kali, sebanyak 400 ton, untuk melokalisasi area di sekitar api,” katanya.
Kepada Bergelora.com di Jambi dilaporkan, untuk memadamkan api tersebut, Polda Jambi juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM dalam mitigasi bencana karhutla tersebut. Operasi pemadaman juga melibatkan dukungan PT Pertamina yang memiliki kompetensi dalam mitigasi kebakaran pada sumur minyak.
Seiring pemadaman yang terus diupayakan oleh semua pihak, Polda Jambi masih berupaya mengungkap jaringan illegal drilling demi memberantas praktik tersebut di Provinsi Jambi dari hulu sampai hilir.
“Ini menjadi pembelajaran yang berharga bagi warga Jambi agar masyarakat, khususnya di lokasi illegal drilling memahami betapa besar dampak dan risiko akibat kegiatan tersebut,” pungkasnya.(Moh. Idris)