Sabtu, 5 Juli 2025

Utang Rp 1,54 T, BPJS Pesta Kembang Api Di Hotel Mewah

JAKARTA- Sebuah surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo disampaikan oleh seorang dokter meminta agar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan segera di audit. Dokter tersebut kaget dengan kegiatan BPJS tersebut di  Lagoi Bintan Resort, Pulau Bintan yang dinilainya hura-hura. Surat terbuka tersebut diposting oleh Rusli Armayani di akun facebook nya pada 4 November 2015 lalu jam 20.30 :

 

“Yth Bapak Presiden republik Indonesia

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kepala BPJS DrFahmi Idris, M.Kes

Ketua KPK

Ketua BPK

Inilah suasana pembukaan trainer Pengenalan Kaidah INA CBG’s dan tehnis audit klaim yang diselenggarakan BPJS divisi regional-regional yang bertempat di Lagoi Bintan Resort dihadiri 150 dokter, dokter gigi dan non dokter medik yang luar biasa sangat meriah dengan pesta kembang api sementara claim pending, Rp 1,54 Triliun premi macet ditengah kemiskinan rakyat Indonesia. Ya Allah apakah ini bermanfaat ataukah mubazir?”

Penjelasan BPJS Kesehatan

Menggapi hal tersebut BPJS Kesehatan Divisi Regional (Divre) II memberikan penjelasan bahwa acara tersebut adalah Pelatihan Implementasi Kaidah Coding ICD10 dalam InaCBG’s dan Potensi Fraud in Medical Billing di Hotel Bintan Lagoon, 4-6 November 2015 lalu. Peserta acara tersebut dari seluruh TKMKB Propinsi, TKMKB KC, DPM, Komite Medik, Kanit MPKR dan para verifikator. Seluruh paket yang dipesan adalah standar pada akomodasi, meeting room, makan, transport.

Pada saat dinner dan pembukaan tanggal 4 November 2015, pihak hotel memberikan tambahan performance berupa usher, penari tradisional dan fireworks. Complementary merupakan surprise experience dari Manajemen Hotel, dan berlaku sama untuk seluruh tamu-tamu group yang menginap.

“Jelasnya, tidak ada extra charge dan memang tidak ada dalam RAB kegiatan. Soal rate juga kita dapat discount 50%-60% karena sedang low session, makanya bisa diadakan di kawasan Lagoi tersebut” demikian penjelasan Divre II.

Penjelasan itu juga menyampaikan bahwa dihadapan seluruh peserta  telah dilakukan klarifikasi oleh 3 pihak yaitu Ikatan Dokter Indonesia Sumatera Barat, karena pelaku posting adalah dokter anggota IDI Sumatera Barat.

Klarifikasi dilakukan secara spontanitas mengingatkan soal kode etik, bahkan menambah paparan slide kode etik yang dipaparkan oleh oleh DR dr Rika, Sp.F, termasuk soal etika posting yang mempengaruhi reputasi dan opini profesi. 

Penjelasan itu menyampaikan bahwa semua doikter peserta juga kecewa atas postingan itu, sehingga IDI minta untuk statement di depan dan memperingatkan untuk menjaga kode etik informasi via medsos.

Manager service hotel bintang lagoon, Mr. Provkhan juga menyampaikan klarifikasi tentang complementary dan service wow kepada seluruh peserta termasuk soal fireworks dan tarian, dan semuanya free charge.

“Ketiga, kita juga klarifikasi soal penyelenggaraan acara overall, utamakan profesional dan pelayanan prima, tapi tetap menjaga efisiensi dan efektifitas dan kedepan meminta masukan/kritikan disampaikan secara langsung via telp/hp/media komunikasi lain kepada BPJS Kesehatan, untuk perbaikan kedepan,” ujar penjelasan tersebut. Panitia juga sudah klarifikasi langsung (pendekatan individual) agar dr xxxx  bisa mengerti kondisi sebenarnya, dan tidak membentuk opini negatif di medsos,” ujarnya.

Berlampukan Lilin

Rusli Armayani kemudian menulis lagi di akun facebook nya pada hari Jumat, 6 November 2015 kira-kira pukul 19.00 malam :

“Yth Ketua PB IDI

Ketua IDI wil se Indonesia

Ketua IDI Cab se Indonesia.

Saya Armayani Rusli bukan orang baru di IDI bukan juga orang hebat di IDI. Tahun 1985 – 1993 saya juga pernah terlibat di IDI dan di ISMKI dan juga pernah ikut AMSA. Semua kegiatan pada zaman itu tidak menggunakan gedung yang mewah tapi berteduh tenda beralaskan tanah diskusi di pimpin oleh dr. kartono muhammad berlampukan lilin Dan rembulan banyak orang hebat lahir sebut saja dr. Rezki Khainidar , dr. Herlina burhan dr. Ari Fahrial Syam, dr. Firman Abdulah dr. Fasli Djalal dll yang tidak bisa disebut satu persatu. Saya hamya mrngungkapkan ketidak sesuaian hati nurani saya karena saya berasala dari anak seorang guru sd dan petani serabutan di teluk bayur. Dan saya rasa tidak perlu klarifikasi tentang upliad saya oleh seorang yang terhormat kepalq BPJS dr. Fahmi Idris M.Kes beserta jajarannya.”

Hingga saat ini semakin banyak pasien miskin yang mengeluhkan pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung BPJS walau sudah membayar iuran premi bulanan. Rumah Sakit dan dokter juga mengeluhkan karena tunggakan pembayaran klaim oleh BPJS yang belum terbayar. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru