JAKARTA – Pejabat Kesehatan Inggris menyatakan bahwa lebih dari setengah, dari total orang yang terkena virus corona varian Omicron di Inggris, telah mendapatkan vaksinasi dosis penuh.
Kini, jumlah kasus varian Omicron yang terdeteksi di Inggris terus meningkat tajam.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan, terdapat 75 kasus lanjutan varian Omicron yang telah diidentifikasi di Inggris pada Jumat (3/12/2021).
Angka tersebut menambah jumlah total kasus Omicron yang dikonfirmasi di Inggris menjadi 104 dan 134 kasus di United Kingdom (UK).
Selain itu, terdapat tanda-tanda tentang adanya “sejumlah kecil” penularan yang berasal dari komunitas, karena tidak semua kasus baru disebabkan oleh pelaku perjalanan.
Saat ini, kasus Omicron di Inggris telah diidentifikasi di Midlands Timur, Timur Inggris, London, Timur Laut, Barat Laut Tenggara, Barat Daya, dan West Midlands.
Pada Jumat (3/12/2021), 16 kasus Omicron juga ditemukan di Skotlandia dalam kurun waktu 24 jam, meningkat lima kali lipat dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Beberapa kasus tersebut pun berkaitan dengan konser Steps yang digelar di Glasgow pada 11 sebelumnya.
Wales, negara bagian di Britania Raya juga telah melaporkan kasus pertama varian Omicron mereka pada Jumat (3/12/2021).
Peningkatan tajam kasus Omicron di Inggris dinilai sebagai penilaian risiko baru oleh UKHSA, di mana varian baru ini bisa menularkan virus dengan cepat dan berhasil.
Analisis lainnya yang dilakukan oleh agensi menyatakan bahwa dari 22 kasus Omicron pertama di Inggris, lebih dari setengahnya terjadi pada mereka yang sudah divaksinasi dosis penuh.
Diketahui, 12 dari 22 orang tersebut terinfeksi Omicron setelah lebih dari 14 hari menerima vaksin Covid-19 dosis kedua mereka.
Dua orang di antaranya terinfeksi 28 hari setelah mereka mendapatkan vaksin dosis pertamanya.
Sementara, enam orang lainnya belum divaksinasi dan dua orang sisanya tidak memiliki data tentang riwayat vaksinasi.
Namun, tidak ada satupun dari kasus tersebut yang diketahui menjalani rawat inap di sumah sakit ataupun meninggal.
Akan tetapi, UKHSA mengatakan bahwa sebagian besar kasus memiliki tanggal spesimen yang sangat baru dan ada jeda antara timbulnya infeksi, rawat inap, dan kematian.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, UKHSA juga telah mengeluarkan peringatan “merah” tertinggi terhadap varian baru ini karena kemampuan teoritisnya yang berdasarkan mutasinya, kemampuannya menghindari vaksin dan kekebalan yang didapat secara alami.
Hal ini juga memberi peringatan bahwa varian tersebut bisa juga mengurangi efektivitas perawatan antibodi monoklonal.
Namun demikian, tingkat kepercayaan UKHSA pada peringatan tersebut masih rendah, karena para pejabat masih kekurangan data definitif kunci tentang varian Omicron ini.
“Berkat tingkat cakupan vaksin yang sangat tinggi, kami telah memiliki dinding pertahanaan yang kuat terhadap Covid-19 ketika sebuah varian baru muncul,” kata Dr Jenny Harries, Kepala Eksekutif UKHSA, dikutip dari The Guardian. (Web Warouw)