MANADO- Masyarakat Sulawesi Utara.menyambut gembira berdirinya Museum Holocaust Yahudi pertama di Indonesia di Tondano. Museum Holocaust yang letaknya bersebelahan dengan makam Pahlawan Nasional GSSJ Sam Ratulangi itu diharapkan akan menjadi objek wisata internasional yang akan mendorong kebangkitan ekonomi di wilayah Minahasa dan Sulawesi Utara. Demikian Didi Sumampouw, tokoh Minahasa kepada Bergelora.com di Manado, Selasa (1/2)
“Keberadaan museum ini penting untuk mengingatkan generasi mendatang betapa bahayanya kebencian berbasis SARA yang berujung pada pembantaian satu bangsa oleh Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler,” demikian Didi Sumampouw.
Didi juga mengingatkan bahwa museum pembantaian bangsa Yahudi oleh Nazi jerman adalah tonggak sejarah peradaban umat manusia yang berubah dari Nasionalis Sosialis (Nazi) menuju peradaban nasionalis demokratis.
“Saat ini pun peradaban sedang berubah menjadi masyarakat global ditembus oleh kemajuan teknologi digital dan internet. Sehingga jangan lagi perubahan peradaban yang mengorban umat manusia,” jelasnya.
Sebelumnya Duta Besar Jerman untuk RI, Ina Lepel, mengumumkan pembukaan Museum Holocaust Yahudi pertama di Indonesia. Museum itu dibangun di Minahasa, Sulawesi Utara.
Hal itu disampaikan langsung oleh Lepel dalam unggahannya di akun Twitter resminya, @GermanAmbJaka. Dia menyampaikan museum itu dibuka hari ini bertepatan dengan Hari Peringatan Holokaus Internasional.
“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berbicara pada pembukaan Museum Holocaust pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan). Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap ‘pelajaran universal’ ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi,” tulis Lepel, seperti dilihat, Kamis (27/1/2022).
Sekadar informasi, pada 20 Januari 1942, para pejabat tinggi Nazi menggelar rapat kordinasi di sebuah vila di tepi danau Wannsee di Berlin untuk membahas pembunuhan sistematis sekitar 11 juta orang Yahudi di Eropa. Hadir dalam rapat itu antara lain Kepala Staf Keamanan Nasional Reinhard Heydrich, pimpinan milisi Nazi SS Heinrich Himmler, perwira tinggi SS Adolf Eichmann, dan Kepala Biro Perencanaan Hermann Gring. (Roy Bagalatu)