JAKARTA- Provokasi mulai muncul menyerang Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa yang barusan mengeluarkan kebijakan baru tentang anak keturunan PKI yang sekarang bisa menjadi prajurit TNI.
Video petugas sedang mencopot spanduk:
Provokasi tersebut berupa pemasangan spanduk yang menghujat Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa dan institusi TNI.
Hal ini dilaporkan oleh seorang anggota DPR-RI yang tidak mau disebut namanya kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (4/4).
Isi laporan tersebut seperti dibawah ini:
Perihal : Pemasangan Spanduk Yang bertuliskan Ujaran Kebencian Terhadap Panglima TNI di Wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat
Izin melaporkan, Pada hari minggu 3 April 2022, pukul 08.10 di Wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat, diperoleh informasi dari Sdr. Rifai (Security GBK) tentang Pemasangan Spanduk Yang bertuliskan Ujaran Kebencian Terhadap Panglima TNI, dilaporkan sebagai berikut :
1. Pemasangan Spanduk Yang bertuliskan Ujaran Kebencian Terhadap Panglima TNI berada di depan Kantor Kelurahan Gelora, Tanah Abang dan Fly Over Ladokgi, Kel. Gelora, Tanah Abang.
2. Adapun isi spanduk Yang bertuliskan Ujaran Kebencian Terhadap Panglima TNI :
a. Bebaskan TNI dari Komunisme, Marxinisme dan Leninimisme.
b. Waspadalah Bangkitnya!! PKI Gaya Baru.
c. (Gambar Jenderal Revolisi) #GanyangAndika_*
*_(Gambar Palu Arit)_*
3. Lokasi spanduk tersebut terpasang di Wilayah Kel. Gelora Tanah Abang :
a. Depan Kantor Kelurahan Gelora, Tanah Abang Jakarta Pusat.
b. Fly Over Ladogi Jl. Gatot Subroto Kel. Gelora Tanah Abang Jakpus.
4. Spanduk yang berjumlah 2 (dua) buah tersebut dilakukan penurunan oleh Babinsa Kel. Gelora, Tanah Abang Jakpus dan selanjutnya di Amankan ke Koramil Tanah Abang.
*Catatan:*
Pasca kebijakan baru Panglima TNI bahwa keturunan PKI mengizinkan mendaftar prajurit TNI menuai kritikan kegaduhan pro dan kontra.
DUMP
Provokasi semacam ini sudah sering terjadi dan mudah diketahui dalangnya.
“Orangnya pasti itu-itu juga. Aparat kepolisian akan sangat mudah melacak karena ada CCTV. Harus segera ditindak secara hukum agar tidak merusak dan memecah belah bangsa,” demikian tanggapan budayawan, Wibowo Arif menanggapinya kepada Bergelora.com.
Memang sudah keterlaluan, biasanya imusim su PKI akan muncul dibulan September.
“Hajar bleh! Ini sdh keterlaluan. Nggak sabaran banget, tunggulah sampai bulan september! Semua isu kan ada waktunya masing-masing,” demikian Jakobus Eko Kurniawan, mantan pimpinan Partai Rakyat Demokratik (PRD) kepada Bergelora.com di Jakarta. (Ist)(. Web Warouw)