Kamis, 14 Agustus 2025

DUNGU ABIS…! Embargo Rusia, Ukraina Kehilangan Rp86,22 Triliun, AS Diam-diam Beli Minyak Rusia Pakai Rubel

JAKARTA–Ukraina melarang semua impor dari Rusia dan menyerukan kepada negara-negara lain untuk mengikuti langkahnya dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang lebih keras lagi terhadap Moskow.

“Hari ini secara resmi kami mengumumkan penghentian sepenuhnya perdagangan barang-barang dengan negara agresor,” tulis Menteri Perekonomian Yulia Svyrydenko di laman Facebook miliknya.

“Mulai saat ini, tidak akan ada lagi produk dari Federasi Rusia yang diimpor ke wilayah negara kami,” katanya.

Rusia adalah salah satu mitra dagang utama Ukraina sebelum perang dengan nilai tahunan sekitar 6 miliar dolar AS (Rp86,22 triliun).

Sejak awal invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari, pertukaran barang dan jasa antara kedua negara bertetangga itu hampir nihil, dan pengumuman pada Sabtu menegaskan kebijakan tersebut menjadi sebuah ketentuan hukum.

“Musuh ini tidak akan bisa lagi menerima dana dari kami karena kami akan terus mengurangi semua potensi yang ada bagi mereka untuk membiayai perang,” kata Svyrydenko.

“Langkah ini bisa dicontoh oleh mitra Barat kami dan mendorong mereka untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia, termasuk penerapan embargo energi dan isolasi terhadap semua bank Rusia,” katanya.

Kepada Bergora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berulang kali menyerukan Barat untuk memboikot ekspor minyak dan lainnya dari Rusia dan menghentikan semua ekspor ke Rusia sebagai balasan atas invasi militernya.

Negara-negara Barat telah memberlakukan sejumlah langkah untuk mengisolasi Rusia pada tingkat yang belum pernah dialami negara sebesar itu.

Sementara itu beberapa waktu lalu terbongkar kebusukan politik internasional Amerika Serikat dan NATO nya. Diam-diam Amerika Serikat meningkatkan impor minyaknya dari Rusia. Padahal Amerika Serikat telah berhasil menekan negara-negara dalam PBB mengutuk dan menjatuhkan sanksi embargo ekonomi pada Rusia, akibat kekalahan AS dan NATO di Ukraina melawan Rusia. Mayoritas negara dalam PBB dilarang melakukan aktivitas ekonomi pada Rusia, termasuk pembatasan ekspor dan impor dari Rusia.

Baru-baru ini terungkap Amerika Serikat melakukan transaksi dengan Rusia. Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Mikhail Popov mengatakan pada 3 April 2022 Amerika Serikat masih diam-diam meningkatkan pembelian minyaknya dari Rusia.

Hal ini dilakukan sambil mencekik leher negara-negara Eropa mitra lainnya untuk terus melaksanakan sanksi.

Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat telah meningkatkan impor minyak dari Rusia sebesar 43 persen, kata Popov kepada surat kabar Rusia Komsomolskaya Pravda.

“AS menekan Eropa untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia, sementara diam-diam mengimpor minyak dari Rusia, bahkan meningkatkan impor sebesar 43 persen menjadi 100.000 barel per hari,” kata Popov.

“Selain itu, Washington juga mengizinkan perusahaan untuk mengimpor pupuk dari Rusia, mengingat itu merupakan komoditas penting,” tambah Popov.

Rusia adalah salah satu pemasok pupuk terkemuka di dunia.

Pada tahun 2021, Rusia memimpin dunia dalam mengekspor urea, NPK, amonium nitrat.

Rusia adalah pengekspor kalium terbesar ketiga di dunia dan pengekspor fosfat terbesar keempat di dunia.

Popov menekankan bahwa Eropa seharusnya tidak terkejut jika AS “membuat tindakan yang lebih mengejutkan” dalam waktu dekat.

Presiden AS Joe Biden pada 8 Maret menandatangani perintah eksekutif yang melarang impor produk energi dari Rusia, termasuk minyak.

Namun, AS tidak serta merta menghentikan impor, melainkan menetapkan tenggat waktu bagi perusahaan untuk menyelesaikan transaksi impor minyak dari Rusia sebelum 22 April.

AS telah mendesak Eropa untuk berhenti bergantung pada minyak dan gas Rusia, tetapi mengizinkan negara-negara Eropa untuk memilih kapan bergantung pada kepentingan nasional.

Inggris telah mengumumkan untuk berhenti mengimpor minyak dari Rusia pada akhir 2022.

Beberapa hari lalu, AS memperingatkan India bahwa membeli terlalu banyak minyak dari Rusia berisiko.

“Amerika Serikat tidak keberatan India membeli minyak dari Rusia dengan harga diskon, tetapi jumlahnya tidak meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dikutip Reuters.

“Apa pun yang dilakukan India harus mematuhi sanksi. Jika tidak, itu akan menghadapi risiko besar. Selama India tidak membeli minyak Rusia secara tiba-tiba, kami akan baik-baik saja dengan itu. dapat diterima,” tambah pejabat AS. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru