JAKARTA- Pelayanan gereja tidak seharusnya menjadi tim sukses pemenang pasangan calon tertentu dalam setiap pemilihan kepala daerah (Pilkada), karena keragaman pilihan politik warga jemaat gereja. Sebaliknya gereja harus terus memperdengarkan suara kenabiannya dan melayankan karya pastoral transformatifnya. Hal ini disampaikan oleh Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPL PGI) 2016 di Parapat, Sumatera Utara pada 22-26 Januari 2016 lalu. Demikian Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow, S.Th kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (4/2)
“Sidang MPL meminta perhatian para pelayan gereja untuk belajar dari pengalaman pilkada kemarin, agar tidak terjebak menjadi tim sukses/tim pemenangan pasangan calon tertentu, mengingat keragaman pilihan politik warga jemaat. Selanjutnya gereja perlu terus melatih diri untuk tidak turut menyuburkan budaya korupsi yang berakibat pada samarnya suara kenabiannya,” ujarnya.
Sidang MPL menuruntya juga mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia demi pemerintahan yang bersih dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“KPK harus bekerja secara adil, profesional, dan tidak tebang pilih dalam penanganan kasus korupsi. Karena itu PGI menolak upaya-upaya pelemahan KPK yang akan berakibat pada penyalahgunaan dana publik yang memiskinkan rakyat,” tegasnya.
Sidang MPL jelasnya, mengajak seluruh rakyat untuk secara bersama-sama menolak budaya koruptif yang telah menciptakan ketidakadilan dan menghalangi bangsa kita untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Menurutnya, Sidang MPL juga menyesalkan perilaku tidak patut yang ditampilkan oleh penyelenggara negara dan elit politik. Tokoh-tokoh politik mendasarkan moralitas dan etika tindakannya pada kesepakatan-kesepakatan politik, bukan sebaliknya mendasarkan kesepakatan politik pada moralitas dan etika.
“Untuk itu, Sidang menyerukan kepada para politisi agar kembali kepada prinsip politik bagi kesejahteraan bersama. Sidang juga menghimbau partai-partai politik melakukan pendidikan politik sehinga kader-kadernya beretika dan cakap menegakkan keadilan dan hukum,” ujarnya.
Pada 22-26 Januari 2016 lalu, PGI melaksanakan Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPL PGI) 2016 di Parapat, Sumatera Utara. Tuan dan nyonya rumah kali ini adalah Gereja Methodist Indonesia (GMI). Utusan-utusan dari 89 gereja anggota PGI, 28 Utusan PGI Wilayah/SAG, dan mitra-mitra PGI dari dalam dan luar negeri menyatu dalam agenda sidang tahunan. Sidang ini diarahkan oleh Tema Sidang Raya PGI di Nias tahun 2014, yaitu “Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya” (Mazmur 71: 20), dan Subtema “Dalam Solidaritas Dengan Sesama Anak Bangsa Kita Tetap Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila, Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme, dan Kerusakan Lingkungan”. (Web Warouw)