Minggu, 24 Agustus 2025

DAMAI GAAAK…? Joko Purwanto: Wilayah Timur dan Selatan Ukraina akan Jadi Negara Baru Dilindungi Rusia

JAKARTA – Ketua Komite Persahabatan Rakyat Indonesia-Rusia, Joko Purwanto, mengatakan, kawasan Ukraina bagian timur dan selatan yang sekarang sudah dikuasai Rusia sejak operasi khusus, Kamis, 24 Februari 2022, akan menjadi wilayah yang akan terpisah dari Kiev, Ibu Kota Negara Ukraina.

Kawasan timur dan selatan, separuh dari wilayah Ukraina yang luas keseluruhan sebelumnya 603.548 kilometer persesegi sebagai negara terluas kedua di Benua Eropa, setelah Rusia mencapai 17,1 juta kilometer persegi.

“Bagian timur dari selatan akan menjadi negara federasi baru terpisah dari Kiev, karena akan bawah perlindungan militer Federasi Rusia,” kata Joko Purwanto, Sabtu, 7 Mei 2022.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Joko Purwanto menanggapi pemberitaan media Barat, mengklaim Rusia akan memilih Kota Kherson di Ukraina, sebagai salah satu tempat Perayaan Hari Kemenangan Perang atas Nazi diktator Kanselir Jerman, Adolf Hitler ke-77 tahun (1945 – 2022), Senin, 9 Mei 2022.

Jadi secara politik dan militer, menurut Joko Widodo, ada kebutuhan obyektif untuk membentuk negara federasi yang baru di Ukraina timur dan selatan yang tentu akan kerjasama erat dengan Federasi Rusia yang melindunginya.

Kepada Bergelora.com Menurut Joko Purwanto, Kherson punya banyak makna penting sebagai target dari operasi militer khusus Rusia di Ukraina timur sejak Kamis, 24 Februari 2022.

Pertama, tujuan ekonomi adalah membuka saluran air untuk Crimea. Aliran air di blokade sejak 2014, setelah hasil referendum dimana rakyat Crimea memilih bergabung dengan Rusia. Blokade air memberi banyak kesulitan bagi warga Crimea, baik sebagai sumber air bersih maupun air untuk kebutuhan pertanian

Kedua, secara target militer penguasaan ke Kherson bertujuan untuk melakukan terobosan militer untuk membelah tentara Ukraina yang berada di sisi barat dengan sisi timur Kherson.

Sehingga koordinasi kekuatan militer Ukraina menjadi terputus, dan saling terisolasi.

Kemudian, membangun jembatan darat dari Crimea dengan front di Donbass. Sehingga aliran logistik, pasukan, persenjataan dari Crimea yang sangat dibutuhkan untuk pertempuran di seluruh Donbass dapat berlangsung.

“Karena markas Armada Laut Hitam milik Rusia berada di Crimea,” kata Joko Purwanto.

Terobosan di Kherson juga memudahkan pasukan Rusia untuk membersihkan rute darat seluruh pasukan Rusia yang beroperasi di wilayah Luhan People’s Republic (LPR) dan Donets Peopple’s Republic (DPR).

Dengan direbutnya Kherson, berikutnya Meliotopol, Berdyank dan Mariutopol tujuan ini sepenuhnya tercapai.

Terbangun jembatan darat untuk seluruh front Donbas yang memudahkan pasukan Rusia untuk melakukan manuver pertempuran: mengisolasi konsentransi-konsenstrasi pasukan Ukraina di berbagai kota di seluruh Donbass lalu satu per satu dihancurkan.

Ketiga, secara simbolis dengan penguasaan Kherson isolasi daratan antara Crimea dengan wilayah daratan utama Rusia dapat dipulihkan sejalan dengan tujuan dari operasi di Donbass.

Ukraina Timur hingga Odessa adalah wilayah yang sebagian besar warganya beroposisi terhadap Kudeta Maidan 2014.

Selain karena sebagian besar warganya etnis Rusia, berbahasa Rusia, banyak etnis minoritas lain juga merasa terancam dengan rezim Kiev hasil kudeta Maidan yang semakin jatuh ke dalam politik Nazi Ukraina. Ada etnis keturunan Yunani, etnis Turki, Tartar Krimea.

“Rezim Kiev sembrono, Ukraina modern yang kita kenal susunan warga negaranya sangat rentan dan secara historis politik terpecah,” ujar Joko Purwanto.

Dikatakan Joko Purwanto, ada minoritas besar etnis Polandia di Ukraina barat, ada minoritas besar etnis Hungaria dan etnis Rumania di wilayah tenggara dan selatan. Dan bergabungnya wilayah2 itu juga terjadi tidak baik2 prosesnya, tapi dari hasil penaklukan.

Keengganan Kiev (pusat pemeritahan Ukraina) untuk memberi otonomi dan penolakan sistem federalisme menjadi problem organik di Ukraina modern Kudeta Maidan 2014 menyebabkan perpecahan politik menjadi terbuka dan meledak.

“Perang berdarah 8 tahun (2014 – 2022) terhadap warga Donbass, pengkhianatan 7 tahun terhadap Perjanjian Minsk sudah mengubur solusi otonomi menjadi merdeka,” kata Joko Purwanto.

Segera setelah militer dan unit unit Nazi bersenjata Ukraina dibersihkan sangat besar kemungkinan warga Kharkiv, Zaphorizhia, Mikolaev, hingga Odessa akan memilih jalan mengikuti warga Donets dan Luhank, memilih berpisah dari rezim Kiev.

“Republik-republik baru ini tentu ada kebutuhan untuk berkonsolidasi terutama untuk menghadapi serangan militer dari rezim Kiev. Republik baru ini pasti akan meminta jaminan perlindungan militer Rusia,” ujar Joko Purwanto. (Aju)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru