Oleh: Hasan Aoni*
DI SEBUAH desa di Kabupaten Kudus yang namanya sama dengan bekas penjajah Indonesia, Jepang, Mbah Kamsin merajut topi dari kulit bambu. Jadilah caping, penutup kepala tradisional yang sering dipakai para petani.
Seiring menurunnya jumlah petani, menurun pula para pembeli. Ia tetap berproduksi dan tidak perduli. Bukan untuk memburu rejeki, tetapi melestarikan tradisi. Tak seorangpun berani melarang dia berhenti atau menyuruhnya memulai. Dengan menganyam, ia merasa seluruh hidupnya berarti.
Sampai ajal datang di usia hampir seabad pada 10 September 2020, ia baru berhenti. Ritual pelestarian kesalehan dimulai: di atas jasadnya sebelum dikubur, potongan bambu yang belum dikuliti dipasang rapi. Yang mengubur berharap, kelak ketika bangun, ia akan menganyam caping dari langit-langit kuburnya. Untuk siapa lagi kalau bukan para arwah yang tersengat panas oleh perilakunya yang selalu menganggap hidup sebagai judi.
Salam dongeng!
*Penulis Hasan Aoni dari Omah Dongeng MarwahÂ