Oleh: Hari ‘Begi’ Subagyo *
PARUH 1990-an kita sangat dekat. Bermula sebelumnya ketika usai peristiwa crackdown 27 Juli 1996, pemberangusan PRD (Partai Rakyat Demokratik) oleh Orde Baru Suharto. Mengenalnya sejak mula pendirian Persatuan Rakyat Demokratik, sebelum berganti jadi Partai.
Bung Win meninggal pukul. 11.35 WIB, Selasa 20 September 2022 di ICU RS Panti Rapih di usia 76 tahun akibat gagal jantung. Sebelumnya, pagi sudah dipasang ventilator.
Ia pernah dirawat 4 hari di RS Siloam lalu pada Kamis/Jumat dipindah ke Panti Rapih agar diusahakan kesiapan penanganan tenaga medis ICU setempat.
Dua hari lalu pada Minggu, 18 September Bung Win mendapatkan sakramen pengurapan minyak suci.
Winoto meninggalkan 6 puteri, 5 anaknya dari istri pertama dan seorang dari istri saat ini.
Penerima Beasiswa Supersemar ini dulunya sebagai pebisnis sukses penguasaan hutan dan kayu di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Oleh intelejen era Suharto, ia dianggap donatur bagi gerakan muda radikal kiri terutama PRD dan ormas-ormasnya dalam menjalankan aktivitas legal.
Jauh sebelum itu, semasa muda ia kuliah di fakultas Kedokteran UGM. Win cukup paham aktif menyoroti perkembangan geopolitik internasional dari perang dingin sampai perkembangan perang di Ukraina. Sampai sekarang masih aktif menggeluti isu aktual perkembangan China kontemporer.
Saat ini jenazah dibawa ke PUKY Jalan Wates Yogya, dan besuk dilakukan upacara misa persemayaman tutup peti sambil menunggu puterinya dari Kuala Lumpur. Seorang lagi puterinya dari AS tidak bisa pulang karena sedang pembaruan paspor untuk kembali ke Indonesia.
Beberapa bulan lalu, saat mampir di kamar belakang rumahmu di Mlati, Jogja duduk klosotan di gazebo sempat kau suguhi 2 botol Contreu. Hanya buat kau suguhkan tanpa mulutmu ikut menyeruputnya. Persahabatan hangat dengan obrolan situasi politik nasional hari ini.
“Win, kau sekarang sudah damai tenang tak perlu lagi mengeluhkan kaki kananmu. Jalan kaki 50 meterpun selama ini kamu kesusahan. Nafasmu mudah terengah-engah, bicaramu agak berat nyesek”.
Selamat Jalan, Kawan Winoto. Rest In Peace!
* Penulis Hari ‘Begi’ Subagyo aktivis 1980 an di UGM, sekarang aktif sebagai konsultan politik.