JAKARTA- Saat ini remaja-remaja desa belasan tahun menghadapi darurat hipertensi dan diabetes militus. Temuan ini terjadi pada desa-desa yang dapat dijangkau oleh layanan go food. Hal ini disampaikan oleh Bidan Lestari, Ketua Forum Bidan Desa (Forbides) Kabupaten Cirebon dari Cirebon kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat, (23/9).
“Sebanyak 14 dari 100 remaja yang di skrining berpotensi mengalami hipertensi dan diabetes militus. Sekarang sudah darurat pada remaja desa dan harus bisa diatasi agar tidak mengganggu kesehatan generasi muda desa,” tegasnya.
Menurut Lestari, peningkatan angka kedua penyakit tidak menular itu disebabkan kemudahan jangkauan masyarakat mendapatkan layanan antar go food.
@jokowi @KemenkesRI pic.twitter.com/uxbEsjOfiS
— Bergelora.com (@bergeloralah) September 23, 2022
“Karena gadget sudah masuk desa maka, masyarakat lebih mudah mengorder makanan lewat go food. Ibu-ibu memilih pesan antar ketimbang memasak sendiri untuk anak-anaknya,” jelas Lestari.
Ditambah lagi menurutnya gadget menyebabkan anak malas beraktivitas selain bermain game online.
“Makanan yang kurang sehat dan kurang aktivitas fisik menyebabkan obesitas dan kemudian diabetes militus dan hipertensi pada usia remaja,” jelasnya.
Saat ini menurut Lestari, peran posyandu di setiap desa sangat penting untuk menjaga kesehatan remaja desa karena tingginya hipertensi dan diabetes militus.
“Setiap desa harus ada Posyandu Prima yang dibiaya oleh Dana Desa. Semua bidan desa saat ini sedang berjuang menjaga kesehatan remaja desa dari hipertensi dan diabetes militus dengan mengkampanyekan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” jelasnya.
Lestari menjelaskan PHBS adalah 1) Melakukan aktifitas fisik (olahraga teratur), 2) Budayakan makan buah dan sayur setiap hari,3) Tiidak merokok, 4) Tidak mengkonsumsi alkohol, 5) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, 6) Menjaga kebersihan lingkungan, 7) Menggunakan jamban sehat.
Lestari mengakui bahwa biaya kesehatan sangat mahal bagi orang sakit hipertensi dan diabetes. Tidak semua penyakit ditanggung oleh BPJS Kesehatan akan menyulitkan pasien dengan komplikasi hipertensi dan diabetes. Oleh karenanya PHBS sangat penting untuk preventif (mencegah).
“Bagi yang sudah hipertensi dan diabetes mendapatkan obat progam PTM (Penyakit Tidak Menular) gratis dari pusksemas rujukan di kecamatan,” ujarnya
Transformasi Kesehatan
Bidan Lestari mendukung penguatan Posyandu dalam kerangka transformasi kesehatan yang sedang disiapkan oleh pemerintah.
“Kami sebagai bidan selalu siap melayani masyarakat. Semua posyandu harus aktif. Jangan sampai kita kehilangan generasi muda karena diabetes dan hipertensi,” tegasnya.
Namun demikian menurutnya pemerintah perlu mengevaluasi layanan BPJS Kesehatan yang semakin berkurang sehingga menyulitkan masyarakat yang sakit.
“”Saatnya jaminan kesehatan kembali ke Jamkesmas. Jangan menarik iuran dari masyarakat. Pelayanan sampai sembuh gratis di semua rumah sakit pemerintah. Biaya ditanggung oleh APBN dan APBD. Transformasi kesehatan harus bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Agar pekerjaa. bidan desa tidak sia-sia,” tegasnya. (Web Warouw)