Jumat, 4 Juli 2025

Swedia Siap Hidupkan Kembali PLT Nuklir: Pelajaran Penting Buat Indonesia

Oleh: Dr. Kurtubi *

SWEDIA yang terletak di Eropa Utara adalah merupakan negara pengguna listrik dari Energi Nuklir ( PLTN) sejak sekitar tahun 1970-an.

Swedia telah membangun belasan PLTN. Tetapi sekitar tahun 1980-an Partai yang berkuasa ketakutan dengan kecelakaan PLTN yang terjadi di Chernobyl sehingga mengambil kebijakan untuk tidak lagi memakai PLTN dengan melarang membangun PLTN yang baru.

Pemerintah Swedia lalu mendorong pemakaian PLTHidro dan PLTBayu. Tapi kini setelah terjadi krisis energi dan pangan akibat covid-19 dan operasi militer khusus Rusia di Ukraina, kini lebih dari 60% rakyat Swedia sadar PLTN dibutuhkan di Swedia. Sehingga pemerintah yang berkuasa saat ini memutuskan untuk membangun PLTN yang baru dengan teknologi dan disain generasi ke 4 yang berbasis Uranium (SMR) yang sudah sangat aman. Kecelakaan seperti yang terjadi di Chernobyl (PLTN Generasi 1), dan yang terjadi di Fukushima (PLTN Generasi ke 2,) tidak akan terjadi lagi.

PLTN generasi ke-4, selain aman, listriknya bersih bebas emisi karbon, masa pembangunannya lebih singkat, biaya produksi listrinya lebih murah dan listriknya non intermiten bisa nyala 24 jam. Cocok untuk Swedia negara dengan 4 musim yang lokasinya dekat dengan Kutub Utara.

Rakyat Swedia butuh listrik untuk pemanas ruangan 24 jam dikala musim gugur (fall), musim dingin (winter), dan musim semi (autumn).

Banyak negara yang berbalik menentang PLTN karena Chernobyl dan Fukushima baru-baru ini berbalik arah di tengah melonjaknya biaya energi dan kekhawatiran atas cengkeraman Rusia, Arab Saudi, dan China atas rantai pasokan bahan bakar fosil dan energi terbarukan.

Jepang akan segera memulai kembali reaktor nuklirnya yang sudah mati. Korea Selatan memilih presiden konservatif baru yang berjanji untuk membatalkan upaya pendahulunya yang liberal untuk mengecilkan industri nuklir negara itu. Bulan lalu, anggota parlemen California memilih untuk tetap membuka pembangkit nuklir terakhir negara bagian itu sampai akhir dekade ini.

Aktivis lingkungan dan iklim asal Swedia, Greta Thunberg, mendukung Jerman untuk tetap mempertahankan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terakhir yang tersisa. Pernyataan tersebut disampaikan Thunberg dalam sebuah wawancara di stasiun radio Jerman ARD yang disiarkan pada Rabu (12/10) lalu.

Bagi negara-negara yang tidak 4.musim, seperti kita di Indonesia, listrik dari PLTN yang bisa nyala 24 jam sangat dibutuhkan untuk menjamin kegiatan industri dan kegiatan bisnis yang bisa bekerja 24 jam untuk menopang dan mendukung ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi.

Selama puluhan tahun ekonomi negara kita tumbuh muter-muter hanya disekitar 4% – 6%. Nyaris tidak pernah tumbuh tinggi diatas 7%, apalagi tumbuh double digit seperti yang pernah dialami oleh semua negara-negara yang saat ini berpredikat negara industri maju.

Kesimpulan

Pelajaran yang bisa diambil dari dihidupkannya kembali PLTN di negara-negara yang sempat menutup sebagian PLTN-nya seperti yang terjadi di Swedia, Jerman dan Jepang adalah pertama,   Pemerintah tidak perlu ragu-ragu dan menunda-nunda untuk membangun dan memanfaatkan PLTN Generasi ke 4 di tanah air.

Kedua, siapapun presidennya, cita-cita untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara Industri Maju di tahun 2045, mustahil bisa dicapai tanpa mempercepat dibangunnya PLTN Generasi ke 4 baik dibangun oleh Pemerintah/ BUMN ataupun oleh Investor swasta nasional atau asing.

* Penulis, Dr Kurtubi, pakar energi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru