DEPOK- Kota Depok ternyata kekurangan dokter spesialis THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan). Kota yang dipadati mahasiwa ini hanya memiliki seorang dokter spesialis THT untuk melayani penduduk sebanyak 2.033.508 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.025.784 jiwa (50,44%) dan perempuan 1.007.724 jiwa (49,56%). Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi D, DPRD-Kota Depok, Sahat Farida Berlian, di Depok, Jawa Barat, Kamis (19/5)
“Kota Depok butuh relawan dokter THT, untuk ditempatkan di RSUD tiap hari Selasa.
Saat ini dokter THT di RSUD tiap hari selasa belajar di RSCM. Mohon dibantu ya, jika ada teman dokter ahli THT yg bersedia mengisi di RSUD tiap hari selasa,” demikian ujarnya.
Hal ini disampaikannya setelah sebelumnya mendengar keluhan dari masyarakat yang membutuhkan pelayanan dokter spesialis THT. Pihaknya juga sudah mempertanyakan hal ini pada pihak Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu.
“Ternyata Depok hanya memiliki satu dokter spesialis THT. Dia pun perlu belajar lagi. Diijinkan belajar jika ada penggantinya. Akan belajar seminggu sekali tiap selasa, ” jelasnya.
Padahal menurutnya, semakin banyak rakyat mengeluhkan buruknya berbagai pelayanan di Depok dan belum ada penyelesaian oleh pemerintah setempat.
“Karena RSUD kami tipe C, maka jasa pelayanan hanya Rp 15.000 per pasien. Saat ini sedang berkoordinasi dengan bidang hukum, sekiranya dokter pengganti bisa dikasih uang duduk Rp 500.000 per Selasa untuk bisa melayani rakyat,” ujarnya.
Sahat Berlian juga melaporkan bahwa saat ini RSUD masih dalam pembangunan fisik gedung baru yang diitargetkan Desember 2016 selesai 6 lantai. Rencannya menurutnya, RSUD Depok akan menghadirkan ruang rawatan tersebut ditambah menjadi 250 bed. Saat ini hanya 71 bed selasar
“Keluhan selama ini sudah banyak banget. Salah satu keunggulan RSUD Depok sampai saat ini adalah tidak adanya ruang ICU, NICU dan PICU,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa, kesehatan merupakan layanan dasar yang wajib dipenuhi pemerintah kota terhadap warganya. Karena hanya memilik satu RSUD dengan kapasitas 71 bed, maka menurutnya RSUD Depok lebih dominan memberikan layanan rujukan.
“Maksudnya merujuk pasien ke rumah sakit lain. Hal ini bukan prestasi bagi sebuah kota,” Jelasnya.
Masyarakat menurutnya mengharapkan pembangunan RSUD, akan meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat terutama penambahan tenaga medis di rumah sakit.
“Ada banyak dokter ahli tinggal di Depok. Seandainya mereka mau menyumbangkan dirinya sehari per bulan untuk warga Depok, sepertinya percepatan perbaikan layanan kesehatan bisa lebih baik. Namun memang jarang dokter mau dibayar murah,” jelasnya. (Rita Hartini)