Rabu, 16 Juli 2025

WADUH BENER GAK NIH..? Ahli Onkologi Top: Jumlah Pasien Kanker Meledak Setelah Vaksinasi COVID

JAKARTA- Hubungan yang kuat antara vaksinasi mRNA COVID-19 dan pembekuan darah, miokarditis, serangan jantung, dan stroke adalah alasan yang cukup untuk menghentikan program vaksin. Hal ini disebutkan seorang ahli onkologi terkemuka London.

Lebih lanjut, usia rata-rata kematian akibat COVID-19 di Inggris Raya adalah 82 tahun, lebih tinggi dari usia untuk semua penyebab lainnya, 81 tahun.

Tapi ada alasan lain yang cukup untuk menghentikan vaksinasi, tulis Dr. Angus Dalgleish, profesor Onkologi di St. George’s University of London, dalam sepucuk surat kepada British Medical Journal.

“Sebagai seorang ahli onkologi yang berpraktik, saya melihat orang dengan penyakit stabil berkembang pesat setelah dipaksa untuk mendapatkan booster, biasanya agar mereka dapat melakukan perjalanan,” tulisnya kepada pemimpin redaksi British Medical Journal, Dr. Kamran Abbasi dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (4/12) dari sebuah artikel yang berjudul Top Oncologist: Cancer in Patients Exploding After COVID Shots di situs globalresearch.ca.

“Bahkan dalam kontak pribadi saya, saya melihat penyakit berbasis sel B setelah vaksin booster COVID 19,” tulisnya.

“Mereka mengeluhkan dengan jelas tidak sehat beberapa hari hingga minggu setelah booster. Seorang didiagnosa mengalami leukemia. Dua rekan kerja mengalami limfoma non-Hodgkin. Dan seorang teman lama yang merasa seperti menderita Long Covid sejak disuntik booster dirinya mengalami nyeri tulang parah dan telah didiagnosis memiliki beberapa metastasis (penyebaran sel) dari kelainan sel B yang langka,” ujarnya.

Dalgleish mengatakan dia memiliki cukup pengalaman di lapangan “untuk mengetahui bahwa ini bukanlah anekdot kebetulan seperti yang disarankan banyak orang, terutama karena pola yang sama terlihat di Jerman, Australia, dan Amerika Serikat.”

Dia mengatakan pengamatannya sesuai dengan pola yang diamati di seluruh dunia tentang penekanan kekebalan bawaan selama beberapa minggu setelah vaksinasi mRNA.

“Semua pasien ini sampai saat ini memiliki melanoma atau kanker berbasis sel B, yang sangat rentan terhadap pengendalian kekebalan – dan itu sebelum laporan penggunaan gene suppression oleh mRNA dalam percobaan laboratorium.”

Dalgleish menyimpulkan, “Ini harus segera disiarkan dan diperdebatkan.”

Sebuah studi baru-baru ini menemukan peningkatan tajam pada kanker pada orang di bawah 50 tahun.

Para peneliti di Brigham dan Women’s Hospital mengutip peningkatan kanker payudara, usus besar, kerongkongan, ginjal, hati, dan pankreas di seluruh dunia.

Salah satu ahli patologi yang paling produktif, Dr. Ryan Cole, telah melaporkan peningkatan yang signifikan dalam kasus kanker di laboratoriumnya di Boise, Idaho, Amerika Serikat.

Dirinya menerima data dari ahli onkologi yang menunjukkan bahwa vaksin mRNA mengganggu sistem kekebalan tubuh.

Ia mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa para dokter melaporkan “melihat kanker yang paling aneh, dan dapat diperiksa dan obati,–lepas landas seperti api,– menuju stadium 2, stadium 3, stadium 4, begitu saja.”

Sementara itu, seorang profesor di MIT telah ikut menulis makalah yang menemukan peningkatan 25% dalam panggilan darurat serangan jantung di kalangan anak muda Israel setelah peluncuran vaksin mRNA negara itu. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru