JAKARTA- Laga babak perempat final atau 8 besar dimulai, Jumat Malam ini (9/12). Tentu delapan pelatih,bersama tim yang bertarung itu sudah mempersiapkan diri dengan baik dan maksimal dengan strategi yang jitu demi untuk menggengam tiket ke semi final Piala Dunia 2022 Qatar.
Setiap tim tidak mau terlena babak delapan besar ini. Semua tim bertekad dan memiliki motivasi untuk memenangkan partai yang dipentaskan.
Para pemain dan pelatih bersama official saat ini lebih fokus untuk menghadapi babak ini. Yang keluar sebagai pemenang adalah tim yang paling siap baik secara tehnik dan mental serta disiplin di lapangan menerapkan strategi pelatih. Dan tak kalah pentingnya, tentu kebugaran mental para pemain yang berlaga.
Delapan tim yang berlaga itu memiliki karakter yang berbeda. Dan semua tim ingin menatap ke langkah yang lebih baik dari babak perempat ini.
Perempat final diawali pertarungan tim yang divaforitkan menjuarai piala dunia 2022, Brasil menghadapi Kroasia, Jumat malam (9/12) dan Belanda versus Argentina, Sabtu subuh (10/12).
Tim Brasil yang bertekad membawa gelar piala dunia untuk ke enam kalinya ke negaranya, tentu menurunkan kekuatan penuh dan pemain pemain paling siaplah yang akan menjadi Starter.
Sesuai dengan julukannya Seleqao yang bermakna orang orang terpilih, membuat Sang Pelatih, Tite sedikit memutar otak untuk memilih menurunkan pemain sebagai Starter menghadapi Kroasia.
Karena Tite membawa pemain yang bertalenta dan berkualitas serta skill individu yang hampir merata baik. Secara tim work, Thiago Silva dan kawan-kawan, cukup mumpuni.
Permainan Neymar dan kawan-kawan, tidak hanya bertujuan memetik kemenangan, tapi juga menghibur penonton dunia. Mereka bertanding bak menonton carnaval jika mencetak gol. Mereka berseleberasi dengan menari menyambut gol yang dicetak ke gawang lawan.
Kroasia tentu akan memainkan pemain yang paling siap dan paling bugar.
Menghadapi Kroasia, Sang Arsitek Tite akan munurunkan, penjaga gawang dipercayakan kepada Kiper asal Liverpool, Alisson, jantung pertahanan ditempati Kapten, Thiago Silva, Marquinhos dibantu dua bek sayap, Danilo, Eder Militao.
Kemudian Casemiro berduet dengan Lucas Paqueta di tengah sementara di depan Bintang sepakbola dunia, Neymar didampingi winger lincah, Vinicius Junior, Raphael dan ujung tombak, Richarlison.
Kerja Ekstra Keras
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, dengan komposisi tim Brasil seperti ini akan membuat Kroasia yang dikomandoi Kapten tim yang sudah berusia 37 tahun, Luca Modric yang menjadi otak dan roh tim Kroasia, harus bekerja ekstra keras menahan gempuran, Neymar, Vinicius dan Richarlison yang dibantu Casemiro, Paqueta dan dua wing bek, Danilo dan Eder Militao.
Neymar, Richarlison dan pemain lainya cukup kreatif melakukan serangan dengan kombinasi umpan-umpan pendek yang bervariasi, sehingga menyulitkan pemain bertahan Kroasi untuk menjaga dan membaca setiap gerakan pemain.
Tim Seleqao ini selain tangguh, penuh improvisasi dari pemain yang dipertontonkan di lapangan. Tak salah jika Neymar dan kawan-kawan, disebut sebagai seniman lapangan hijau. Selain memetik kemenangan, Brasil memberi hiburan kepada penonton
Lini tengah adalah lini vital dan menjadi ajang pertarungan, dari Kroasia, tentu Modric dibantu Brozovic dan Kovacic, harus lebih agresif dan kreatif mensupplai bola ke depan yang dipercayakan kepada winger berpengalaman, Perisic, bomber Parkovic, Kramaric. Serta trio lini tengah Kroasia ini jadi perisai pertahanan sebagai pelapis pertama untuk menahan bakal serangan bertubi tubi Neymar dan kawan-kawan.
Penjaga gawang, Livakovic menjadi yang pahlawan saat adu penalti melawan Jepang 16 besar harus lebih sigap dan berkosentrasi penuh. Pasalnya bakal direpotkan oleh tekanan dan tendangan keras pemain-pemain Brasil yang datang dari berbagai lini.
Yang harus diwaspadai Pasukan Kroasia saat ini fenomena tim Brasil bahwa semua pemain bisa ikut menyerang dan semua pemain dengan cepat turun bertahan , jangan sampai dimanfaatkan Perisic dan kawan-kawan dengan serangan cepat membongkar pertahanan Thiago Silva.
Yang menjadi pertanyaan, apakah pemain-pemain Kroasia sudah dapat tampil bugar setelah bertarung selama 120 menit dan diakhiri dengan adu penalri menghadapi Jepang di 16 besar? Jika pemulihan tenaga bisa teratasi, artinya penonton bisa menikmati sepakbola indah dari kedua tim.
Walaupun Kroasia adalah finalis piala dunia 2018 di Perancis, tapi kali ini diatas kertas Brasil masih unggul.
Suasana dalam tim cukup nyaman, dan menjadi salah satu kekuatan, karena peran Sang Pelatih Tite, tidak hanya bergelut masalah tehnis tapi non tehnis juga. Tite bisa menjadi motivator dan Bapak yang penuh perhatian. Sehingga Neymar dan kawan-kawan memiliki motivasi, tidak hanya mempersembahkan kemenangan buat Negara, tapi buat Sang Pelatih.
Namun Brasil bisa juga kalah hanya karena kepercayaan diri yang berlebiihan dari pemain. Dan Kroasia bisa meraih kemenangan itu asalkan dapat memanfaatkan kelengahan dari kepercayaan diri berlebihan pemain-pemain Brasil, sehingga cukup mempengaruhi penampilan mereka. Karena dalam sepakbola segala kemungkinan bisa terjadi.
Rekor pertemuan di piala dunia dan laga persahabatan tidak satupun dimenangkan Kroasia.
Dalam fase grup piala dunia 2006, Brasil menang 1-0. Kemudian piala dunia 2014 di fase grup juga, Brasil menang 3-1.
Dilaga persahabatan 2005, dua tim main imbang 1-1 dan laga yang sama tahun 2018, Brasil menang 2-0.
Pertahanan Brasil yang di galang Thiago Silva cukup tangguh hanya kebobolan 2 gol sejak penyisihan dan 16 besar, Neymar dan kawan-kawan di depan, cukup produktif, mengoleksi 7 gol. (Eddy Lahengko)