JAKARTA- Logika dan asumsi bahwa sistem proporsional terbuka akan mendekatkan caleg dgn pemilih ternyata tidak tepat. Pada kenyataan praktek pemilu legislatif tahun 2014, ternyata logika itu umumnya tidak terjadi dilapangan. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Politik Dalam Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (29/7)
“Yang terjadi dalam praktek dilapangan adalah umumnya masyarakat pemilih baru tahu secara lengkap berbagai pilihan siapa calon DPR, calon DPRD Provinsi dan siapa calon DPRD kabupaten/kota adalah ketika si pemilih masuk kedalam bilik suara ketika si pemilih membuka kertas surat suara,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ada calon legislatif yang pemilih kenal sebelum hari pencoblosan adalah benar tapi sangat terbatas pada caleg-caleg tertentu yang dananya banyak untuk bikin alat-alat kampanye dan yang populer. Sedangkan calon berkualitas tapi tidak punya dana untuk membuat alat-alat kampanye menjadi kurang dikenal.
“Pertanyaannya apa sih yang mau dituju? sekedar kedekatan denga pemilih ataukah kualitas calon legislatif. Bukankah pemilihan legislatif kontestan sejatinya adalah parpol, bukan konstestan orang dalam parpol. Bukankah parpol yang kuat sebagai syarat utama demokrasi yang sehat,” ujarnya.
Menurutnya sekarang saatnya, memberi kesempatan parpol memilih kadernya yang telah berkeringat membangun parpolnya. Beri kesempatan kepada parpol membuat inovasi internal untuk mengenalkan kader-kadernya yang akan dicalon dalam pileg.
“Tata kelola Parpol saat ini sudah berbeda dengan jaman sebelumnya. Parpol saat ini sudah semakin terbuka. Bukankah parpol yang mengenalkan caleg kepada pemilih juga tujuaannya sama mendekatkan pemilih dengan caleg,” ujarnya
Bedanya menurut Bahtiar,– dalam sistem proposional terbuka si caleg sendiri yang bertempur habis-habisan untuk dapat suara tak lawan caleg parpol lain atau sesama teman dalam partai.
“Mari berfikir sehat. Karena membangun parpol yang sehat adalah tugas bersama semua komponen bangsa. Tak ada demokrasi yang sehat tanpa adanya parpol yang kuat dan sehat. Mari berfikir sehat kepada parpol karena itu adalah aset untuk membangun bangsa ini kedepan. Parpol di indonesia pasti juga sangat mencintai bangsa ini,” tegasnya (Web Warouw)