Sabtu, 12 Juli 2025

NYOSOR BANGET NIH..! Upaya Indonesia Lobi Tarif Trump, Tawarkan Bea Masuk Hampir Nol Persen untuk Produk AS

JAKARTA — Pemerintah Indonesia terus berupaya meredam potensi beban tarif impor tinggi dari Amerika Serikat menjelang tenggat waktu yang ditetapkan Presiden Donald Trump.

Dalam negosiasi terbaru, Indonesia menawarkan pemangkasan bea masuk produk-produk asal AS hingga mendekati nol persen sebagai bagian dari strategi diplomasi dagang.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan akan mengenakan tarif impor baru untuk lebih dari 100 negara. Beberapa negara telah menerima surat pemberitahuan tarif sejak Jumat (4/7/2025), dengan kisaran tarif antara 20 sampai 30 persen. Trump menyatakan, kebijakan ini diambil untuk menyederhanakan proses negosiasi yang selama ini berlangsung satu per satu.

“Kami punya lebih dari 170 negara, dan berapa banyak kesepakatan yang bisa Anda buat? Ini jauh lebih rumit,” ujar Trump sebelum bertolak ke Iowa, Kamis (3/7/2025), dikutip dari Reuters.

Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia telah menyampaikan “second offer” kepada Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dan menempatkan tim negosiator di Washington DC. Dokumen tambahan pun disiapkan untuk memperkuat posisi tawar Indonesia.

“Second offer ini sudah diterima oleh USTR dan sudah di-review. Tentu kita tinggal menunggu feedback apakah masih ada masukan tambahan terkait dengan proses negosiasi,” kata Airlangga di Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Pemerintah menargetkan penandatanganan kesepakatan dagang senilai 34 miliar dollar AS atau sekitar Rp 561 triliun pada Senin (7/7/2025).

Kesepakatan itu mencakup impor energi dari AS serta investasi AS di sektor energi dan pertanian Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa pemerintah, regulator, BUMN, dan swasta bersatu dalam merespons pengenaan tarif resiprokal oleh AS,” ucap Airlangga, Kamis (3/7/2025).

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Indonesia telah menawarkan penghapusan hampir seluruh bea masuk terhadap produk AS, termasuk untuk impor gandum senilai 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,25 triliun. Strategi ini digunakan sebagai upaya menjaga hubungan dagang dan menghindari balasan tarif yang tinggi.

“Ekspor utama AS akan dikenakan tarif mendekati nol, tapi itu juga bergantung pada berapa besar tarif yang bisa kita dapat dari mereka,” ujar Airlangga.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menambahkan bahwa Indonesia mengincar tarif preferensial untuk produk ekspor seperti elektronik, tekstil, dan alas kaki. Hal ini krusial mengingat AS adalah mitra dagang utama, dan pada 2024 Indonesia mencatat surplus perdagangan barang sebesar 17,9 miliar dollar AS terhadap AS.

Wakil Ketua Dewan Energi Nasional Mari Elka Pangestu berharap Indonesia bisa mendapatkan perlakuan tarif lebih baik dibanding Vietnam yang telah berhasil menurunkan tarif dari 46 persen menjadi 20 persen.

“Semoga (bisa lebih rendah dari Vietnam)… kita berharap bisa menyelesaikan negosiasinya sebelum 8 Juli. … Kayaknya susah untuk dapat 0 persen. … jika bisa dapat 10 persen itu jauh lebih baik tentunya dari 20 persen,” kata Mari Elka.

Dengan waktu yang semakin sempit dan tekanan dari perubahan kebijakan perdagangan AS, pemerintah Indonesia masih berjibaku merumuskan strategi akhir untuk meredam dampak tarif Trump jilid dua terhadap ekspor nasional. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru